Berita Khusus Ekonomi Bisnis

BI Prediksi Ekonomi Bengkulu 2024 Tetap Tumbuh karena Pemilu, Investor Ambil Sikap Wait and See

Di tengah-tengah Pemilu 2024, pertumbuhan ekonomi justru diprediksi mengalami penguatan akibat akibat aktivitas dari peserta pemilu.

|
Penulis: Romi Juniandra | Editor: Yunike Karolina
HO BI Perwakilan Bengkulu
Deputi Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu Dhita Aditya Nugraha saat menyampaikan prediksi ekonomi Bengkulu 2024 di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu memperkirakan ekonomi Bengkulu tetap tumbuh di 2024 nanti.

Di tengah-tengah Pemilu 2024, pertumbuhan ekonomi justru diprediksi mengalami penguatan akibat akibat aktivitas dari peserta pemilu.

Momen pemilu diprediksi akan meningkatkan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.

"Sektor perdagangan juga tumbuh dan meningkat, terutama di komoditas tekstil, pakaian, dan makanan selama pemilu," jelas Deputi Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha kepada TribunBengkulu.com, Rabu (30/11/2023).

Di sektor lain, pertanian juga masih tumbuh, dengan peningkatan harga komiditas sawit, hasil replanting sawit, dan prospek tingginya produksi pertanian nasional.

Namun, ada beberapa sektor dan komoditas yang diprediksi akan melambat di 2024, yang juga terkait pemilu.

Komponen PDRB seperti investasi modal diprediksi akan melambat, karena para investor akan menahan diri, dan mengambil sikap menunggu atau wait and see.

Kemudian, fenomena El Nino juga diprediksi akan mengganggu pertumbuhan sektor pertanian.

Di ujung tahun 2023 ini, asesmen regional BI sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di Bengkulu akan menguat menjadi 4,00 persen hingga 4,50 persen, dibandingkan triwulan IV 2024.

Proyeksi penguatan ekonomi ini disebabkan oleh perkiraan meningkatnya konsumsi masyarakat karena hari raya natal dan momen liburan tahun baru, serta beberapa event akhir tahun.

Selain itu, peningkatan konsumsi ini juga akan berpengaruh ke peningkatan di lapangan usaha, sehingga mendorong kinerja perdagangan.

Baca juga: Rokok Kretek Jadi Penyebab Inflasi di Bengkulu, Bank Indonesia Imbau Masyarakat Kurangi Beli Rokok

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved