Berita Khusus Ekonomi Bisnis

Rokok Kretek Jadi Penyebab Inflasi di Bengkulu, Bank Indonesia Imbau Masyarakat Kurangi Beli Rokok

Rokok kretek filter menjadi salah satu penyebab inflasi, selain komoditas beras dan angkutan udara.

|
Penulis: Romi Juniandra | Editor: Yunike Karolina
Romi Juniandra/TribunBengkulu.com
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu Darjana meminta masyarakat mengurangi pembelian rokok, demi mengurangi inflasi di Provinsi Bengkulu. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Salah satu komidatas yang memberikan andil inflasi di Provinsi Bengkulu adalah rokok.

Dalam laporan asesmen regional Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, rokok kretek filter menjadi salah satu penyebab inflasi, disamping komoditas beras dan angkutan udara.

Hal yang mendorong rokok menjadi penyebab inflasi adalah berlanjutnya transmisi kenaikan tarif cukai rokok, sesuai Peraturan Kementerian Keuangan (PMK) Nomor 191 Tahun 2022.

Kenaikan tarif cukai ini membuat kenaikan harga rokok secara berangsur-angsur hingga 10 persen di tahun 2023.

Pantauan TribunBengkulu.com di lapangan, baik di warung tradisional ataupun di pasar modern, beberapa merek rokok dari pabrikan terkenal mengalami kenaikan.

Kini, harga rokok per bungkus dari merek tertentu bisa mencapai Rp 34 ribu, per bungkus.

Menanggapi hal ini, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu Darjana meminta masyarakat, utamanya perokok berat dari kalangan kepala keluarga untuk menahan diri dan mengurangi pembelian rokok.

Darjana mengatakan pihaknya memahami jika berhenti total akan sulit dilakukan. Namun, para perokok setidaknya bisa mengurangi pembelian rokok, dan mengalihkan uangnya ke kebutuhan rumah tangga lain.

"Jadi uangnya bisa dibelikan anggaran yang lebih prioritas, seperti pangan atau beras dan kebutuhan anak," kata Darjana kepada TribunBengkulu.com, Kamis (9/11/2023).

Bank Indonesia sendiri mencatat inflasi Provinsi Bengkulu di Oktober 2023 ini sebesar 2,83 persen (year on year/yoy). Angka ini naik dari bulan November 2023 yang berada di angka 2,40 persen (yoy).

Baca juga: Makanan dan Tembakau Sumbang Inflasi Terbesar Oktober 2023 di Kota Bengkulu

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved