Oknum TNI Rudapaksa Siswi SMK Surabaya

Pengakuan Siswi SMK yang Dirudapaksa Oknum TNI di Surabaya, Berawal dari Pelaku Minta Antar ke Bank

Diketahui, insiden naas yang menimpa siswi SMK tersebut terjadi di sebuah hotel kawasan Jalan Pasar Kembang, Surabaya pada Senin (22/1/2024) pagi.

|
Editor: Kartika Aditia
Surya.co.id/Pexels
Kolase oknum tentara pelaku rudapaksa terhadap seorang siswi SMK di Surabaya saat dibawa masuk ke mobil Polisi Militer di depan teras Mapolsek Sawahan (kiri) dan ilutrasi (kanan). 

Sepanjang duduk di tempat tersebut, korban masih terus menerus menangis dan menginginkan untuk dapat segera pulang ke rumah mengingat si korban tidak membawa kendaraan apa pun.

Salah satu karyawan hotel membantu korban dengan memesankan layanan jasa antar ojek online (ojol).

Setelah si korban dibawa oleh driver ojol yang telah dipesan oleh pihak karyawan hotel, RP sudah tidak mengetahui bagaimana kelanjutan nasib dari si korban setelah.

Namun, berdasarkan informasi yang didengarnya, driver ojol tak langsung mengantar si korban menuju ke rumah sesuai pesanan melainkan diantar ke markas kepolisian setempat.

Baca juga: Emosi Sesaat Penyesalan Pelaku Carok, Sebut Spontan Saat Habisi 4 Orang Hingga Sempat Kebingungan

"Ceritanya kata teman-teman. anak itu turun nangis. Terus dipesankan ojol. Oleh driver ojol dilaporkan ke polisi. Iya dibawa," ujar RP saat ditemui SURYA.CO.ID di depan hotel tempatnya bekerja, Senin (22/1/2024).

Sekitar 30 menit setelah momen tersebut, RP menambahkan, sekitar 10 orang personel aparat gabungan berdatangan ke hotel.

Ia mengingat ada beberapa anggota Bhabinkamtibmas wilayah permukiman setempat yang dikenalnya tampak ikut dalam momen penangkapan tersebut.

Kemudian, tampak pula sejumlah petugas berseragam cokelat bertuliskan Satpol PP dan beberapa orang petugas berseragam warna biru dari petugas Dishub turut dalam momen tersebut.

Menurut RP, anggota kepolisian yang berpakaian sipil berupaya menuju ke kamar hotel yang disewa pelaku.

Pelaku sempat dimintai keterangan di kamarnya bahkan, pihak anggota kepolisian berupaya memastikan status si pelaku yang sempat diduga sebagai anggota tentara.

Pelaku terus menerus berkelit dan enggan menunjukkan kartu anggotanya.

Oleh karena itu, anggota kepolisian lantas meminta si pelaku untuk menjalani pemeriksaan di Mapolsek Sawahan.

"Enggak. Enggak ada perlawanan. Saat ditanya polisi anggota apa bukan, dia enggak mau ngaku, awal-awalnya," jelasnya.

RP memastikan bahwa sosok pelaku yang diamankan itu, tetap bersikap kooperatif.

Selain tidak ada perlawanan kepada para petugas kepolisian dan pelaku juga tidak merusak benda atau inventaris apapun dari fasilitas hotel.

"Enggak merusak apa-apa. Enggak diborgol, karena orangnya enggak melawan apa-apa. Orangnya nurut," kata karyawan yang telah bekerja selama delapan tahun di hotel tersebut.

RP menambahkan, ia dan para teman sesama karyawannya sejak awal tidak menaruh rasa curiga kepada si sosok pelaku yang datang ke hotel untuk menyewa kamar bersama si wanita yang ternyata bakal menjadi korban kekerasan seksual.

Ia mengira, sosok wanita tersebut merupakan teman dari si pelaku karena secara postur tampak tinggi dan penampilannya kasual biasa yakni mengenakan jaket sweater hoodie warna putih dan bercelana warna merah.

"Ya enggak terlalu kecil sih. Makanya, Anak-anak (karyawan) enggak curiga. Iya pakai jaket putih. Tingginya sama seperti saya," terangnya.

"Anaknya kurus, pakai celana biasa, training, iya (celana warna merah). Iya kayak enggak terpaksa gitu lho. Makanya arek-arek (teman karyawan, red) enggak curiga," ungkap RP.

Kemudian, si pelaku datang bersama si wanita tersebut pertama kali dan langsung melakukan reservasi kamar hotel.

Lalu, beberapa menit kemudian, tampak si wanita berjalan keluar dalam keadaan menangis, lalu ditolong untuk dipesankan layanan jasa antar pemotor ojol.

"Jam 9 pagi, mesen (kamar) langsung masuk, iya bawa perempuan itu.

Enggak (pesan beberapa hari sebelumnya). Langsung, iya. Posisi dia datang bayar langsung masuk. Iya (sembari ngajak wanita itu)," pungkasnya.


Pelaku Diamankan di Mapolsek Sawahan

Pantauan SURYA.CO.ID, sekitar pukul 12.20 WIB, oknum tentara pelaku kekerasan seksual terhadap siswi SMK tersebut tampak digelandang keluar dari pintu utama Mapolsek Sawahan dengan pengawalan sejumlah Polisi Militer (POM) tempat si pelaku bertugas.

Pelaku tampak bertelanjang dada, dengan kondisi kepala ditutup kain kaus berwarna biru muda dan kedua pergelangan tangan dalam keadaan diborgol menggunakan kabel ties berukuran besar warna putih.

Pelaku digiring masuk ke mobil operasional petugas POM, yang terparkir di depan teras utama Gedung Mapolsek Sawahan.

Belum ada keterangan resmi yang pihak kepolisian terkait kasus tersebut.

Namun, pantauan sekitar pukul 13.00 WIB, giliran pihak korban akhirnya tampak keluar dari pintu utama Mapolsek Sawahan dibawa masuk ke mobil oleh anggota Unit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya.

Menurut keterangan seorang saksi yang enggan menyebutkan namanya, pelaku berstatus sebagai anggota tentara.

"Iya anggota tentara, dari KTP, tertutup, pegawai tentara," ujarnya saat ditemui SURYA.CO.ID di depan Mapolsek Sawahan.

Baca juga: Kronologi Oknum Anggota TNI Diduga Rudapaksa Siswi SMK di Surabaya hingga Sempoyongan dan Syok


Sumber: Surya.co.id

Dapatkan informasi lainnya di GoogleNews: Tribun Bengkulu

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved