Remaja Bunuh Pacar di Depok
Sosok Mahasiwi yang Tewas Dibunuh Pacar di Depok Dikenal Baik, Ibu Ungkap Sempat Punya Firasat Buruk
Berdasarakn informasi, KRA dan Argyan awalnya berkenalan melalui aplikasi Line sebulan lalu. Keduanya lantas memutuskan untuk menjalin hubungan
TRIBUNBENGKULU.COM - Sosok mahasiswi yang dibunuh pacar di Depok dikenal baik.
Wanita berusia 21 tahun itu diketahui berinisial KRA.
KRA ditemukan tewas usai jadi korban rudapaksa yang dilakukan Argyan Arbirama (19)
Berdasarakn informasi, KRA dan Argyan awalnya berkenalan melalui aplikasi Line sebulan lalu.
Keduanya lantas memutuskan untuk menjalin hubungan sekitar 2 minggu.
Setelah itu, keduanya pun janjian untuk bertemu.
Pada pertemuan pertamanya, Argiyan menjanjikan Kayla untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius.
Kayla akhirnya mengajak Argiyan untuk pertama kalinya bertemu dengan sanak keluarga di kediamannya di RT2/9 Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok.
kendati demikian, ibu KRA menilai jika tingkah laku dan cara berpakaian Argyan tidak sopan.
Ibunda KRA, yakni DA bahkan sempat memperingati putrinya agar menjaga jarak dengan Argyan.
Pasalnya, DA memiliki fitasat buruk terhadap Argyan hingga menyebut jika lelaki tersebut bukan pria yang baik untuk sang anak.
Benar saja, prasangka buruk DA itu terbukti.
Pada pertemuan mereka kedua kalinya pada Kamis (18/1/2024), Argiyan Abhirama mengajak KRA untuk bertemu dengan orangtua Argyan di kontarakan mereka di Gang H Daud, Rt4/5, Kelurahan/Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.
Dalam pertemuan kedua itu pula, KRA meregang nyawa, setelah Argiyan Abhirama melakukan aksi rudapaksa hingga pembunuhan.
"Saya tak mengerti kenapa hal ini terjadi kepada anak saya. Kayla ini orang yang begitu baik. Penurut kepada keluarga dan sayang pada keluarga," ujar sang ibu, Dini Andriyani.
Baca juga: Kronlogi Penemuan Mayat Tanpa di Kali Krukut, Berawal dari Warga yang Hendak Cari Biawak
DA juga mengenang, KRA yang mereka sapa Neng itu juga perempuan yang mandiri, tidak pernah menyusahkan pihak keluarga dalam segi apapun.
Anak pertama dari dua bersaudara tersebut merupakan perempuan yang begitu cerdas.
"Dia masih menjalani kuliah beasiswa di Universitas Gunadarma semester 6,"tutur Dini Andriyani.
Sebelum tewas, KRA sempat meminta doa restu kepada ibunda untuk menjalani sidang skripsi.
"Terakhir, Kayla mengirim pesan. Meminta doa restu dan dukungan atas sidang skripsi yang akan dijalani. Tetapi saya tak menyangka, pesan tersebut menjadi pesan terakhir anak saya sebelum pergi," kata DA.
Sementara bibi korban, D (49), mengatakan, KRA merupakan anak baik, berpestasi, penurut, soleha, dan polos.
"Semasa hidup Neng merupakan anak yang baik, agamanya kuat selalu ikut kegiatan masjid, dan tidak pernah melawan orangtua," beber D.
Menurut D, mengetahui Neng telah tiada, seluruh keluarga termasuk ibu dan kakek korban sangat terpukul.
"Kita semua apalagi orang tuanya termasuk nenek dan kakek sangat terpukul atas kehilangan Neng. Tidak menyangka akan mengalami nasib tragis dibunuh olek pelaku teman laki-laki yang baru dikenal melalui aplikas chat line itu," kata D.
KRA sendiri merupakan putri sulung dari dua bersaudara dari pasangan Dini Andriyani (45) dengan Ardianto.
D mengatakan, bahwa pelaku dengan Neng sendiri belum ada status pacaran.
Baca juga: Takut Ada Dendam, Pelaku Carok Titip Pesan ke Keluarga untuk Hati-Hati: Semoga Nggak Berkelanjutan
"Memang si Neng udah sempat bilang katanya mau punya pacar dengan alasan kalau kemana-kemana selalu ditemanin dan ada barengan. Tapi berita yang telah beredar disebutkan bahwa pelaku sama Neng ini sudah berstatus pacar, tapi sebetulnya belum ada," ujarnya.
Sebelum kejadian, menurut Diana, Neng sempat mengirim pesan chat ke ibunya berisi baru akan pulang ke rumah setelah selesai kuliah di kampus.
"Kebiasaan Neng jika apa-apa pasti selalu kiriman gambar atau video. Tapi saat kejadian sekitar pukul 13.00 WIB Neng kirimin video ke hp ibunya sudah persiapan mau pulang. Tapi biasa tidak sampai lama paling telat pukul 15.00 WIB sudah sampai di rumah, tapi ini hingga malam hari tidak ada kabar, telepon mati tidak bisa dihubungi,"jelasnya kemudian.
Ternyata Ada korban Lain
Argiyan Arbirama (19), pembunuh mahasiswi berinisial KRA (21) di Depok, juga dilaporkan memerkosa dua korban lain.
Kedua korban itu berinisial N (anak di bawah umur) dan NH (23).
"Jadi selain kasus pembunuhan, didapati dua laporan polisi, di mana pelaku ini adalah sebagai diduga sebagai tersangkanya. Ini terkait dengan masalah pencabulan dan pemerkosaan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (22/1/2024).
Dia mengungkapkan, laporan pertama tercatat pada 3 Januari 2024. Argiyan diduga memerkosa N.
"Sementara untuk kasus perkosaan (NH) dilaporkan di tanggal 4 Januari 2024. Jadi dalam tanggal 3 dan 4 ini (dilaporkan) melakukan dua perbuatan pidana," ungkap Wira.
Dia mengungkapkan, laporan pertama tercatat pada 3 Januari 2024. Argiyan diduga memerkosa N.
"Sementara untuk kasus perkosaan (NH) dilaporkan di tanggal 4 Januari 2024. Jadi dalam tanggal 3 dan 4 ini (dilaporkan) melakukan dua perbuatan pidana," ungkap Wira.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyebutkan, N mendapat ancaman dan dipaksa untuk untuk berhubungan badan oleh pelaku Argiyan.
"Korban saat dipaksa berhubungan badan masih belum dewasa (di bawah 18 tahun). Saat ini sudah hamil sembilan bulan dan dalam persiapan melahirkan," ujar Ade, Sabtu (20/1/2024).
Kronologi Penemuan jasad korban
KRA ditemukan tewas pada Kamis (18/1/2024) sore. Jasad korban ditemukan oleh ibu pelaku, yaitu FT.
Kala itu, FT mendapatkan pesan WhatsApp dari sang anak yang mengaku telah membunuh KRA.
"Pelaku sempat nge-chat WA ibunya bahwa di rumah ada perempuan yang diikat. Lalu pelaku meninggalkan korban dan kabur dari rumah, kemudian ibu pelaku sampai rumah diketahui korban sudah meninggal," papar Wira.
Kepada polisi, Argiyan mengaku telah berpacaran dengan KRA selama dua pekan. Pelaku mulanya meminta korban mendatangi rumah kontrakannya, tetapi ditolak.
Argiyan pun memaksa, hingga akhirnya korban menuruti permintaan tersebut.
"Korban sempat duduk di ruang tamu dan diminta untuk ke kamar mandi. Pada saat di kamar mandi, pelaku langsung menarik tangan korban untuk diajak ke kamar, namun korban menolak," kata Wira.
Baca juga: Emosi Sesaat Penyesalan Pelaku Carok, Sebut Spontan Saat Habisi 4 Orang Hingga Sempat Kebingungan
Artikel ini diolah dari TribunMedan.com dan Kompas.com
Dapatkan informasi lainnya di GoogleNews: Tribun Bengku
| 'Bikin Malu Kampung Sini' Ketua RT Marahi Argiyan saat Rekonstruksi Pembunuhan Mahasiswi di Depok |
|
|---|
| Motif Argyan Bunuh Pacar Gegara Ditolak Saat Paksa Hubungan Badan, Korban Teriak dan Memberontak |
|
|---|
| Mahasiswi Dibunuh Pacar di Kontrakan Depok, Pelaku Rudapaksa Korban yang Sudah Lemas Usai Dicekik |
|
|---|
| Tampang Argyan Remaja Tega Bunuh Pacarnya di Depok, Anak Tunggal yang Baru Setahun Lulus SMA |
|
|---|
| Pengakuan Argy Bunuh Pacarnya di Depok Khilaf Usai Cekckok, Korban Sempat Melawan saat Dicekik |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Sosok-Mahasiwi-yang-Tews-Dibunuh-Pacar-di-Depok-Dikenal-Baik-Ibu-Ungkap-Sempat-Punya-Firasat-Buruk.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.