Ritual Gandakan Uang Rp 250 Juta Jadi Rp 10 Miliar, Dukun asal Jawa Tengah Tipu Warga Bengkulu

Rentetan ritual yang dilakukan oleh pelaku untuk meyakinkan korban, mulai dari mengunjungi beberapa tempat.

Penulis: Beta Misutra | Editor: Yunike Karolina
Beta Misutra/TribunBengkulu.com
Pers rilis Polsek Gading Cempaka, Kamis (1/2/2024). Ada sejumlah rentetan ritual yang dilakukan oleh dukun asal Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah berinisial NU (47), untuk menipu korbannya RW (65) seorang nenek asal Kota Bengkulu. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Beta Misutra 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Ada sejumlah rentetan ritual yang dilakukan oleh dukun asal Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah berinisial NU (47), untuk menipu korbannya RW (65) seorang nenek asal Kota Bengkulu.

Rentetan ritual yang dilakukan oleh pelaku untuk meyakinkan korban, mulai dari mengunjungi beberapa tempat.

Di antaranya dengan mengunjungi tugu monumen nasional (Monas) dan makam beberapa wali, dan membacakan beberapa doa dan juga zikir.

Setelah ritual kunjungan selesai, ritual penggandaan uang dilakukan di salah satu hotel yang ada di Yogyakarta.

Dalam ritual penggandaan uang di hotel tersebut, uang Rp 250 juta yang diserahkan korban untuk digandakan dibungkus dengan kain putih.

Selanjutnya di sekitar uang tersebut diletakkan beberapa peralatan lainya seperti macam-macam dupa, minyak kantil dan minyak safron.

Setelah semua perlengkapan sudah lengkap, selanjutnya korban diminta untuk membaca zikir.

Usai membaca zikir, pelaku kemudian membacakan surat Al-Insyirah ayat ke 6 pada Al-Qur'an.

"Tidak ada mantra-mantra, yang saya baca itu hanya innama'al usri yusro yang artinya dalam Al-Qur'an sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan," ungkap pelaku NU, Kamis (1/2/2024).

Setelah semua ritual dilewati, pelaku bersama-sama dengan korban kemudian membuka uang yang sebelumnya dibalut dengan kain putih, yang akan digandakan.

Akan tetapi saat kain putih berisi uang Rp 250 juta tersebut, uang tersebut tidak bertambah dan masih seperti sedia kala.

Untuk meyakinkan korban, pelaku kemudian mengatakan bahwa ritual mereka telah terhalang oleh sesuatu.

Kemudian korban yang saat itu masih percaya dengan pelaku, menyampaikan bahwa anaknya yang saat itu ikut pada saat ritual penggandaan uang, sedang mengalami menstruasi.

Ucapan korban tersebut kemudian langsung disambut oleh sang dukun, yang mengatakan jika ritual mereka gagal

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved