Penemuan Bayi Perempuan

'Maghfirah', Nama Pemberian Orangtua Bayi Perempuan yang Dibuang Depan Panti Asuhan Bengkulu

Bayi perempuan dalam kardus yang dibuang di depan Panti Asuhan Bumi Nusantara Kota Bengkulu, ternyata sempat diberi nama oleh orangtuanya.

Penulis: Beta Misutra | Editor: Yunike Karolina
Beta Misutra/TribunBengkulu.com
Pengelola Panti Asuhan Bumi Nusantara, Nur Hayati saat menceritakan bayi perempuan dalam kardus yang dibuang di depan panti asuhan sempat diberi nama 'Maghfirah' oleh orangtuanya. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Beta Misutra 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Bayi perempuan dalam kardus yang dibuang di depan Panti Asuhan Bumi Nusantara di Kelurahan Kebun Beler Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu, ternyata sempat diberi nama oleh orangtuanya.

Nama bayi perempuan yang baru lahir pada tanggal 7 Februari 2024 itu, diberi nama 'Maghfirah'.

Nama tersebut tertulis dalam surat wasiat yang ditinggalkan oleh orangtua korban dalam kardus, di atas sang bayi.

Jika diartikan secara harfiah, Maghfirah artinya adalah pengampunan, yang kemungkinan memiliki makna tersendiri bagi orangtua bayi tersebut.

"Dalam surat wasiatnya bayi tersebut diberi nama Maghfirah," ungkap pengelola Panti Asuhan Bumi Nusantara Nur Hayati, Jumat (9/2/2024).

Selain surat wasiat yang berisikan permintaan pihak panti untuk merawat anaknya, orangtua bayi tidak meninggalkan barang apapun di dalam kardus bayi tersebut.

Pasalnya saat ditemukan, di dalam kardus hanya terdapat sang bayi yang dibalut kain berwarna coklat, dan selembar surat.

"Tidak ada barang lain yang ditinggalkan, hanya surat itu saja yang isinya meminta anaknya untuk dirawat," kata Nur Hayati.

Diberitakan sebelumnya terdapat sebuah surat wasiat yang ditinggalkan orangtua korban saat membuang anaknya di depan Panti Asuhan Bumi Nusantara.

Surat wasiat tersebut tidak ditulis tangan, melainkan diketik dan diprint oleh orangtua korban di kertas HVS.

Dalam isi suratnya, orangtua bayi memohon kepada pemilik panti, menitipkan anaknya yang baru lahir pada Rabu (7/2/2024).

"Saya mohon dengan segenap jiwa raga saya, saya titip anak saya. Tolong rawat dan bimbing anak saya." ungkap orangtua bayi yang tertulis dalam surat tersebut.

Kemudian orangtua korban, dalam suratnya juga menjelaskan bahwa anak mereka lahir dalam keadaan prematur.

Orangtua bayi beralasan mereka membuang bayi tersebut karena kondisi ekonomi mereka yang tidak mampu, untuk membiayai sang bayi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved