Satu Keluarga Tewas di Apartemen

Fakta Baru Satu Keluarga Tewas Lompat dari Apartemen, Ternyata 2 Anaknya Sudah Setahun Tak Sekolah

Fakta baru tragedi satu keluarga yang terjun dari lantai 21 Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara terungkap

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Istimewa
Satu keluarga nekat mengakhiri hidup dengan melompat dari apartemen kawasan Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu (9/3/2024) sore. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Fakta baru tragedi satu keluarga yang terjun dari lantai 21 Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara terungkap

Diketahui satu keluarga yang terdiri dari ayah EA (50), ibu AEL (52), anak perempuan JL (15), dan anak laki-laki JW (13) ditemukan tewas mengenaskan dengan tangan saling terikat di depan lobby apartemen.

Keempatnya melompat berbarengan dari rooftop apartemen tersebut.

Kapolres Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengungkapkan, telah melakukan pemeriksaan terhadap kerabat korban.

Polisi total sudah memeriksa 12 saksi yang terdiri dari pihak keluarga dan saksi di tempat kejadian perkara (TKP).

Baca juga: Misteri Benda yang Dibawa Satu Keluarga Sebelum Lompat dari Lantai 21 Apartemen Jakut

"Saksi pihak keluarga dan yang di TKP," ucapnya di Polres Jakut, Senin (18/3/2024).

Namun Gidion mengatakan, keterangan para saksi masih sangat subjektif dan kini masih menjadi bagian penyidikan.

"Sangat subyektif itu menjadi bagian dari penyidikan kita," sambungnya.

Dari keterangan para saksi, polisi ingin mencari pembuktian apakah ada tindakan pidana lain dari kejadian ini atau tidak.

Gidion mengatakan berdasarkan keterangan dari keluarga, EA dan AEL sangat tertutup dengan keluarganya yang lain.

"Memang ada ketertutupan dengan keluarga besarnya," ucapnya.

Berdasarkan keterangan dari para keluarga, keempat korban ini sudah tidak menjalin komunikasi dengan keluarganya selama dua tahun.

Gidio juga mengungkapkan, korban satu keluarga bunuh diri ini memang sempat tinggal di Solo.

Namun, untuk daerah tepatnya belum bisa dilacak pihak kepolisian hingga kini.

Bahkan kedua anak EA dan AEL yang menjadi korban kasus bunuh diri ini pun sudah tidak bersekolah selama satu tahun.

"Anak tidak terdaftar sekolah sudah satu tahun," imbuhnya.

Sang Ayah Sempat Cium Istri dan Anak

Polisi mengungkap detik-detik sebelum mengakhiri satu keluarga itu mengakhiri hidup bersama.

Terlihat dari CCTV sang ayah EA (50) sempat menciumi istrinya AEL (52) dan kedua anaknya.

"Terekam CCTV, di dalam lift EA mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya."

"Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas," kata Kompol Agus di lokasi, Sabtu malam.

Kompol Agus mengungkapkan, satu keluarga tersebut melompat dari rooftop apartemen dengan kondisi tangan yang saling terikat.

Sang ayah mengikatkan tangannya dengan sang anak perempuan, sementara sang ibu ke anak laki-laki.

Dengan tangan yang saling terikat tersebut, mereka mengikatkan tangannya dengan sang anak perempuan, sementara sang ibu ke anak laki-laki.

"Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA dan JL terikat tangannya dengan tali yang sama, AEL terikat tali yang sama dengan JWA, ikatan tali tersebut mengikat," ungkap Kompol Agus.

Lebih lanjut Kompol Agus mengungkap hasil identifikasi Inafis terkait luka-luka yang membuat satu keluarga tersebut kehilangan nyawa mereka.

Menurut hasil identifikasi Inafis, mereka mengalami luka di kepala tepatnya pada bagian belakang kepala, patah tulang di tubuhnya hingga patah di bagian kaki.

"Kemudian hasil identifikasi dari inafis, disampaikan luka-luka itu mengalami luka kepala, kepalanya pecah di bagian belakang, patah-patah di sekujur tubuh, kedua tangan dan kaki patah-patah," imbuh Kompol Agus.

Setelah kejadian, jenazah mereka pun dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo untuk proses visum et repertum

Detik-detik Rekaman CCTV

Detik-detik rekaman CCTV satu keluarga yang tewas di sebuah apartemen di Penjaringan, Jakarta Utara mengakhiri hidup dengan cara melompat dari rooftop lantai 21.

Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak tewas secara bersama-sama pada Sabtu (9/3/2024) sore.

Kapolsek Metro Penjaringan, Kompol Agus Ady Wijaya mengatakan kondisi tangan korban terikat dengan tali yang sama.

Tangan ayah yang berinisial EA (50) terikat dengan tangan anak laki-laki, JW (13).

Sementara tangan ibu, AEL (52) terikat dengan anak perempuan, JL (15).

Satu keluarga tersebut ditemukan tewas di halaman parkir apartemen.

"Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA dan JL terikat tangannya dengan tali yang sama, AEL terikat tali yang sama dengan JWA, ikatan tali tersebut mengikat," paparnya, Sabtu, dikutip dari TribunJakarta.com.

Kompol Agus menjelaskan, mereka tiba di apartemen menggunakan mobil sekitar pukul 16.02 WIB.

Dalam kamera CCTV, terlihat mereka menaiki lift ke lantai 21 bersama-sama.

"Pukul 16.05 WIB, keluar dari lift di tangga 21 berdasarkan CCTV, naik ke tangga darurat untuk ke rooftop apartemen, kemudian 16.13 WIB, para korban terjatuh bersamaan di depan lobby apartemen," terangnya.

Sebelum melompat bersama, EA sempat mencium kening istri dan kedua anaknya.

"Terekam CCTV, di dalam lift EA mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya. Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas," sambungnya.

Para korban melompat bersama dari rooftop lantai 21 sekitar pukul 16.13 WIB.

Petugas kepolisian langsung melakukan olah TKP dan membawa jasad satu keluarga tersebut ke RS Cipto Mangunkusumo.

Warga sekitar apartemen sempat mendengar bunyi benturan kencang saat keempat orang jatuh dari lantai 21.

Jenazah satu keluarga dievakuasi menggunakan mobil ambulans pada pukul 19.30 WIB.

Salah satu saksi yang tidak mau disebut identitasnya mengaku kaget saat mendengar suara benturan.

"Brak, bunyinya kencang banget itu tadi," bebernya.

Suara tersebut menimbulkan rasa penasaran warga sehingga para penghuni apartemen keluar ke parkiran.

"Setelah bunyi kencang gitu pada keluar, ternyata ada orang lompat dari atas, sudah ngegeletak semua," ucapnya.

DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan mengakhiri hidup.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan mengakhiri hidup, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan mengakhiri hidup.

Kontak bantuan

Mengakhiri hidup bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Dapatkan informasi lainnya di GoogleNews: Tribun Bengkulu

Ikuti saluran WA TribunBengkulu.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved