Warga Mukomuko Diterkam Buaya

Warga Tewas Diterkam Buaya saat Cari Lokan, DPRD Mukomuko Minta BKSDA Lakukan Kajian

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mukomuko minta adanya kajian lebih dalam terkait buaya di sungai selagan.

Panji Destama/TribunBengkulu.com
Ketua DPRD Mukomuko Ali Saftaini saat diwawancara terkait buaya di Sungai Selagan Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu, Rabu (17/4/2024). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, MUKOMUKO - Warga Desa Tanah Harapan Kecamatan Kota Mukomuko Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu tewas diterkam buaya saat mencari lokan di Sungai Selagan pada Senin (15/4/2024).

Peristiwa warga tewas diterkam buaya ini pun ikut mendapat perhatian dari DPRD Mukomuko.

Ketua DPRD Mukomuko Ali Saftaini mengatakan, kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi di Sungai Selagan.

Di tahun 2022, juga sudah ada korban jiwa akibat serangan buaya tersebut.

“Terkait hal itu perlu adanya kajian yang lebih mendalam, karena Sungai Selagan merupakan habitat buaya. Namun kita lihat juga Sungai Selagan merupakan tempat mata pencarian bagi warga yang tinggal di tepi Sungai Selagan,” ungkap Ali saat diwawancara, pada Rabu (17/4/2024).

Masyarakat yang tinggal di tepi Sungai Selagan, lanjut Ali memang menggantungkan hidup mereka di Sungai Selagan.

Terkait hal ini, sambung Ali masyarakat tidak mungkin meninggalkan Sungai Selagan sebagai tempat mata pencarian dan tempat transportasi untuk panen sawit.

“Perihal ini, mungkin pihak BKSDA dapat melakukan pengkajian lebih lanjut soal alokasi habitat dari buaya ini,” tutur Ali.

Ali menjelaskan, jika nanti Sungai Selagan tetap dibiarkan menjadi habitat bagi buaya dikhawatirkan akan ada korban jiwa.

Untuk itu pihaknya berharap BKSDA untuk melakukan kajian lebih dalam soal buaya ini.

“Jika Sungai Selagan memang merupakan habitat buaya, perlu adanya solusi. Kalau buaya bisa direlokasi juga harus ada solusi untuk buaya bisa tinggal di tempat baru. Kita harus cari keseimbangan antara habitat buaya dan warga di sana,” jelas Ali.

Kalau memang nanti, tidak memungkinkan adanya keseimbangan antara buaya dan warga diharapkan populasi buaya dapat dikendalikan.

Jika nanti populasi buaya tak bisa dikendalikan ketersediaan makanan buaya di sungai selagan kurang, dikhawatirkan warga yang menjadi mangsa buaya tersebut.

“Untuk populasi buaya harus dapat dikendalikan agar masyarakat tak terdampak,” kata Ali.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved