Berita Bengkulu Tengah

93 Warga Bengkulu Tengah Positif DBD Sepanjang 2024, Cuaca Ekstrem jadi Penyebab

Sejak Januari hingga Mei 2024, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bengkulu Tengah melonjak drastis.

Penulis: Suryadi Jaya | Editor: Yunike Karolina
Suryadi Jaya/TribunBengkulu.com
Kabid P2P Dinkes Bengkulu Tengah, Yoki Hermansyah. Sejak Januari hingga Mei 2024, kasus DBD di Kabupaten Bengkulu Tengah melonjak drastis. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Suryadi Jaya

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU TENGAH - Sejak Januari hingga Mei 2024, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bengkulu Tengah melonjak drastis. 

Dari data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Bengkulu Tengah, terdapat 93 kasus positif DBD yang meningkat pada bulan April-Mei 2024.

Hal tersebut berbanding terbalik jika dibandingkan dengan tahun 2023 dengan 32 kasus positif sepanjang tahun. 

"Dari hasil pendataan, total kasus DBD saat ini mencapai 93 kasus, 88 kasus lama dan 5 kasus baru yang ditemukan di Desa Sunda Kelapa Kecamatan Pondok Kelapa," kata Kabid P2P Dinkes Bengkulu Tengah Yoki Hermansyah, Rabu (5/6/2024). 

Melonjaknya kasus DBD tersebut diakibatkan perubahan cuaca ekstrem, dari musim kemarau ke musim penghujan. 

"Untuk situasi terkini, setelah dilakukan fogging dan survey jentik serta vektor, kondisi penyebaran penyakit DBD sementara dinyatakan aman," ungkap Yoki.

Mencegah terjadinya kasus DBD, sambung Yoki, ia berharap kepada warga diseluruh Kabupaten Bengkulu Tengah agar bisa waspada terhadap penyakit DBD dan jangan anggap sepele. 

Dinkes mengimbau kepada warga agar selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah dan kebersihan rumah. Sebab tak bisa dipungkiri, kasus DBD bisa menyebabkan korban meninggal dunia.

Selain itu, Yoki mengimbau masyarakat agar melakukan upaya preventif dengan menggalakan kegiatan 3 M. Yaitu, menutup genangan air, mengubur barang bekas dan menguras bak air.

"Jangan sampai genangan air menjadi wadah tempat berkembangnya nyamuk penyebab DBD. Perlu diketahui, nyamuk penyebab DBD berkembang pada genangan air bersih. Bukan pada air kotor atau selokan," imbuhnya.

Di samping itu, masyarakat juga harus pro aktif menyampaikan informasi apabila ditemukannya indikasi DBD. 

Apabila ada warga yang terpapar, Yoki berharap agar warga sekitar bisa segera melapor ke tim medis untuk dilakukan upaya pencegahan lebih awal seperti pelaksanaan fogging dan pembagian bubuk abate. 

"Kalau untuk yang suspek DBD sudah mencapai 300 orang dan saat ini yang sedang merebak juga kasus chikungunya, memang tidak mematikan namun gejalanya hampir mirip dengan DBD dan malaria," ujar Yoki. 

Baca juga: Abrasi di Bengkulu Tengah Semakin Parah, Rumah dan Gapura Konservasi Penyu Ambruk

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved