Misteri Kematian Santri di Lombok Barat

Ponpes Bantah Santriwati di Lombok Barat Tewas Dianiaya, Sebut Korban Tusuk Jerawat Pakai Jarum

Juru bicara ponpes Amiruddin yang juga merupakan Pengasuh Utama Asrama Putra mengatakan, NI merupakan santriwati yang baik dan tidak memiliki musuh.

Editor: Hendrik Budiman
KOMPAS.com/FITRI RACHMAWATI S.SOS
Jenazah NI (13), santriwati yang diduga menjadi korban kekerasan di Ponpes Al Aziziyah Lombok Barat, meninggal dunia, Sabtu (29/6/2024). Jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Polda NTB untuk diotopsi 

Mobil ambulans dari RSUD Soedjono, Selong Lombok Timur, membawa jenazah NI yang ditutup dengan kain panjang motif batik coklat putih.

Terlihat Raodah menangis menerima kenyataan anak semata wayangnya harus pergi selamanya.

"Saya tiba Jumat sore kemarin, saya langsung melihat anak saya, manggil-manggil namanya, namun dia tak merespons sama sekali, tapi saya terus memanggilnya, NI, NI, seperti itu," katanya dengan mata sembab, di depan ruang otopsi RS Bhayangkara Polda NTB.

Raodah mengatakan, sebelum meninggal, selama sepekan NI menjalani perawatan di RSUD Soedjono Selong.

Namun, kondisi anaknya makin memburuk, detak jantungnya melemah dan tensinya terus menurun hingga akhirnya NI meninggal.

"Beberapa menit kemudian saya masih tak sanggup melihat tindakan terhadap anak saya, dan saya diberitahu putri saya sudah tak ada," kata Raodah.

Merengek minta pulang

Raodah mendapat kabar dari suaminya, Mahmud, bahwa NI dipukul oleh rekan santriwati.

"Bapak yang cerita kalau anak saya dipukul oleh tiga orang. Dia sempat bicara sebelum koma, dia tidak memberi tahu siapa yang memukul," katanya.

Raodah menyebut, saat NI menelepon atau ditelpon, dia sering minta pulang karena tidak betah di pondok pesantren.

"Saya tanya alasannya, dia bilang kamar mandinya kotor, sehingga dia tidak betah. Saya kuatkan dia untuk selesaikan SMP saja dulu. Kalau ditelpon lagi, dia kembali merengek minta pulang," kata Raodah.

"Selalu minta pulang. Saya selalu menguatkan dia, bahkan dia telah menjalani satu semester dengan air kotor di pondok, jadi harus kuat," kenang Raodah.

NI juga tidak pernah memberi kabar dirinya sakit. Raodah dan Mahmud justru tahu setelah rekan sebangkunya mengabarkan saat acara keluarga di NTT.

Raodah kemudian menanyakan kepada Puput yang merupakan wali hujroh, terkait kondisi anaknya. Namun, jawabannya selalu tak ada masalah, NI baik-baik saja.

"Mereka tidak bilang jika anak saya sakit apa-apa. Belakangan mereka baru mengatakan bahwa anak saya sakit dan telah dibawa ke klinik," katanya.

Baca juga: Detik-detik Penangkapan Bos Distro Bunuh-Cor Pegawai Koperasi di Palembang, Sempat Kabur ke Sumbar

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved