Festival Tabut Bengkulu 2024

Tradisi Ambil Tanah dan Ritual Tabut Tandai 1 Muharram Tahun Baru Islam di Bengkulu

Menyambut 1 Muharam yang jatuh pada Minggu (7/7/2024), pada Sabtu (6/7/2024) KKT Bengkulu kembali menggelar prosesi pengambilan tanah.

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Istimewa
Kolase Prosesi Ambil Tanah (kiri) dan Tabut (kanan). Tradisi Ambil Tanah dan Ritual Tabut Tandai 1 Muharram Tahun Baru Islam di Bengkulu 

TRIBUNBENGKULU.COM - Tradisi prosesi 'ambik tanah' atau ambil tanah merupakan pertanda datangnya bulan Muharram di Bengkulu.

Selain itu, prosesi ambil tanah juga menjadi tanda dimulainya ritual tabut dan Festival Tabut Bengkulu 2024.

Menyambut 1 Muharam yang jatuh pada Minggu (7/7/2024), pada Sabtu (6/7/2024) KKT Bengkulu kembali menggelar prosesi pengambilan tanah.

Ritual tabut dilaksanakan Keluarga Kerukunan Tabut (KKT) mulai tanggal 1-10 Muharam.

Prosesi pengambilan tanah dilakukan di Gerga Tabut Imam yang berada di kawasan Grage Hotel Pantai Panjang Bengkulu.

Sebelumnya prosesi pengamanan tanah rombongan KKT datang terlebih dahulu ke Balai Raya Semarak Bengkulu, untuk melaksanakan ritual Pamit Rajo Agung.

Pamit Rajo Agung adalah ritual berpamitan kepada pemimpin atau yang mewakilinya pemimpin di daerah.

Untuk ritual Pamit Rajo Agung malam ini, mereka langsung berpamitan kepada Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.

Usai melaksanakan ritual Pamit Rajo Agung rombongan langsung menuju Gerga Tabut Imam, dengan berjalan kaki dan diiringi tabuhan alat musik Dol.

Baca juga: Suasana Festival Tabut Bengkulu 2024 Dimulai, Pengunjung Mulai Padati Lapangan Merdeka

Setibanya di Gerga Tabut Imam, ritual ambik tanah kemudian digelar dengan membawa beberapa peralatan atau sesaji.

Sesaji yang dibawa yaitu berupa bubur merah putih dan lima jenis campuran air, antara lain air jeruk, air jahe, dan air cendana, ada juga sebanyak 7 lembar daun sirih 7 batang rokok. 

Ritual dimulai dengan menyiram 5 campuran air yang telah mereka bawa ke tanah yang dianggap keramat tersebut.

Selanjutnya tanah yang sudah disiram tersebut diambil menggunakan potongan kain putih.

Pengambilalihan tanah tersebut menurut KKT merupakan simbol kain kafan yang membungkus manusia ketika ia meninggal.

"Makna dari pengambilan tanah ini bermakna bahwa kita manusia berasal dari tanah dan akan kembali lagi ke tanah," ungkap Ketua KKT Bengkulu, Syafril Sabtu (6/7/2024).

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved