Festival Tabut Bengkulu 2024

Arti dan Makna Prosesi Tabut Tebuang, Akhiri Festival Tabut Bengkulu 2024

Prosesi Tabut Tebuang telah selesai dilaksanakan di Kompleks Makam Padang Karabela, Kebun Tebeng, Kota Bengkulu, Selasa (16/7/2024).

Penulis: Romi Juniandra | Editor: M Syah Beni
Romi Juniandra/TribunBengkulu.com
Arti dan Makna Prosesi Tabut Tebuang, Akhiri Festival Tabut Bengkulu 2024 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Prosesi Tabut Tebuang telah selesai dilaksanakan di Kompleks Makam Padang Karabela, Kebun Tebeng, Kota Bengkulu, Selasa (16/7/2024).

Tabut Tebuang ini juga menandakan berakhirnya semua prosesi tabut di tahun 2024 ini, yang dimulai 6 Juli hingga 16 Juli 2024, atau 1 Muharram hingga 10 Muharram 1445 H.

Pantauan TribunBengkulu.com, keluarga tabut, seperti tabut imam melakukan prosesi pembuangan tabut di Padang Karabela ini, untuk mengingat gugurnya cucu nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib di Karbala, Irak.

Prosesi tabut tebuang ini dilakukan di  bawah bangunan besar Padang Karabela, dimana ada makam Imam Senggolo, atau Syekh Burhanuddin, yang diyakini orang pertama membawa tabut ke Bengkulu.

Baca juga: Ribuan Orang Saksikan Tabut Tebuang di Bengkulu, Tetap Kagum Meski Sudah Lihat Setiap Tahun

Bangunan ini memiliki arsitektur timur tengah, dengan tiang-tiang beton tanpa dinding.

Ribuan masyarakat juga tampak berdesak-desakan melihat prosesi tabut tebuang ini. Prosesi ini dilakukan dengan doa dan zikir bersama di depan makam Imam Senggolo. 

"Dari seluruh prosesi, kita sudah mengumpulkan semua bagian tubuh Husein bin Ali bin Abi Thalib. Seperti pada 9 Muharram kemarin, Tabut Naik Puncak, yang dimaknai menyatukan tubuh Husein. Kemudian, dikuburkan di Padang Karbala," kata Wakil Sekretaris Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bencoolen, Heryansah kepada TribunBengkulu.com.

Tabut Tebuang ini juga dimakani membuang semua sifat buruk manusia, seperti sifat angkuh dan sombong. Tabut Tebuang juga dimaknai tidak ada keindahan abadi di atas dunia, seperti halnya bangunan tabut.

Baca juga: Antusias Warga Lihat Arak-arakan Tabut Tebuang di Kota Bengkulu, Rela Panas-panasan

"Semua bangunan tabut ini secara simbolis kita buang disini. Itulah makna dari Tabut Tebuang, membuang sifat angkuh dan sombong," ujar Heryansah.

Heryansah yang juga keturunan Imam Senggolo ini mengatakan untuk tabut tahun ini, berjalan baik dan lancar, tanpa kendala yang berarti.

Dia menegaskan prosesi tabut memang tetap dilaksanakan setiap tahun, meski situasi dunia tengah buruk.

"Seperti tahun 1998, saat krisis, tetap kita laksanakan. Begitu juga saat Covid-19 kemarin, juga tetap kita laksanakan," kata Heryansah.

Baca juga: Penutupan Festival Tabut Bengkulu 2024, Berhadiah Menginap di Hotel Santika Bengkulu

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved