Berita Mukomuko

Eviyanti, Pensiunan PNS Jadi Pengrajin Batik Tando Pusako di Mukomuko, Ada Motif Lokan-Ikan Mikih

Eviyanti Yusirana atau yang akrab disapa Evi, salah satu pengrajin batik di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu.

Panji Destama/TribunBengkulu.com
Salah satu karya dari Eviyanti Yusirana seorang pengrajin batik di Mukomuko, yang sedang dijemur usai diwarnai di rumahnya, Rabu (17/7/2024). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, MUKOMUKO - Eviyanti Yusirana atau yang akrab disapa Evi, salah satu pengrajin batik di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu.

Meski usianya tidak lagi muda atau sudah memasuki 62 tahun, namun Evi tetap poduktif membatik di rumahnya di Kelurahan Pasar Mukomuko, Kota Mukomuko.

Evi aktif membatik sejak dirinya masih berstatus PNS. Setelah pensiun di tahun 2021, Evi mulai menjual karya batiknya.

“Kalau ada acara keluarga saya sering pulang ke Bengkulu Selatan, di sana saya belajar dengan adik saya cara membatik,” cerita Evi, awal mulanya menjadi pengrajin batik saat diwawancara TribunBengkulu.com, Rabu (17/7/2024).

Evi menuturkan, karena dirinya sudah pensiun sebagai PNS, dia mulai menghabiskan waktu dengan membatik. Evi mulai memasarkan hasil karya yang dimulainya sebagi hobi ke luar Kabupaten Mukomuko

“Kadang ada yang mesan saya siapkan, paling kalau hari cerah bisa 5 lembar kain batik yang dibuat dengan ukuran 2,20 meter,” tutur Evi.

Evi biasa menjual hasil produksi kain batik miliknya ini dari harga Rp 200 ribu per 2,20 meter. Mulai aktif memproduksi kain batik ini sejak bulan Desember tahun 2023 lalu hingga sekarang.

Dalam proses pembuatan dirinya kerap terkendala, bahan pembuatan seperti kain ataupun lilin yang digunakan sebagai bahan utama dalam membatik.

“Bahan biasanya pesan di Jawa lewat online shop, usaha ini sementara masih berkembang. Nanti kalau sudah berkembang dengan baik, tetangga di sekitar rumah diajak untuk membatik,” jelas Evi.

Dalam membatik Evi membuat beberapa motif ciri khas dari Kabupaten Mukomuko, seperti lokan (sejenis kerang sungai) yang menjadi bahan dasar pembuatan samba lokan.

Kemudian ia juga membuat motif Ikan Mikih yang memang merupakan ikan endemik dari Kabupaten Mukomuko.

Dalam proses membatik dirinya kerap menggunakan canting atupun cap untuk membuat motif batik.

Selain motif lokan dan Ikan Mikih, Evi juga kerap menambahkan motif yang merupakan ciri khas Kabupaten Mukomuko, yakni menggambar daun sungkai, Sungai Selagan beserta lokannya.

“Ada motif dari saya sendiri yang menggambarkan tentang Kabupaten Mukomuko, dalam motifnya ada daun sungkai, Sungai Selagan dan lokan. Motif ini sedang saya urus untuk didaftarkan di Hak kekayaan intelektual (HKI),” kata Evi.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved