UMKM Bengkulu

Kisah Emi Kusmiati Merintis Usaha Kerajinan Kulit Lantung, Modal Rp 500 Ribu Kini Punya 8 Karyawan

Kisah Emi Kusmiati, pemilik Brand dari Fajar Wong, merintis usaha kerajinan kulit lantung.

Aghisty Firan Marenza
Emi Kusmiati, pelaku UMKM kerajinan kulit lantung di Kota Bengkulu. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Aghisty Firan Marenza 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Kisah Emi Kusmiati, pemilik Brand dari Fajar Wong, merintis usaha kerajinan kulit lantung hingga kini punya brand sendiri dan mempekerjakan 8 karyawan.

Kepada TribunBengkulu.com, Emi Kusmiati menceritakan perjalannya mencapai kesuksesan seperti saat ini.

"Awalnya itu hobi, terus coba untuk ikut pelatihan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bengkulu, untuk lebih mengasah kemampuan dalam bidang ini," ujar Emi.

Emi memulai bisnisnya dengan modal awal sebesar Rp 500.000, pada saat itu.

"Jadi pertama itu, saya membuat gantungan kunci dari kulit lantung itu, dan tanya ke orang-orang mendapatkan respon yang baik," kata Emi.

"Jadi saya berpikir untuk membuat berbagai jenis (kerajinan) yang lain dari kulit lantung itu."

Ia lantas memulai penjualan pertamanya dari rumahnya yang berada di Jalan Kebun Tebeng, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu.

"Waktu itu cuma berdua sama suami, karena belum terlalu banyak yang diproduksi."

Seiring berjalannya waktu, Emi juga sering mengikuti pameran-pameran, jadi banyak yang mulai memesan souvenir dari Kulit Lantung itu sendiri.

"Dari sanalah mulai banyak yang pesan, karena kata orang itu sesuatu yang unik dan langka," ujar Emi.

Hal ini membuatnya semakin yakin untuk terus mengembangkan usahanya dan meningkatkan produksinya.

Berbagai macam model yang ada di ada Fajar Wong itu seperti tas, peci, kipas, souvenir, topi, lukisan relif, dan tempat kartu nama.

Dengan adanya peningkatan produksi, maka ia pun akhirnya mempekerjakan 8 karyawan untuk membantu dalam proses produksi.

Berkat kerja keras dan keuletannya, usahanya kini berkembang pesat.

Usaha Emi kini menghasilkan Rp 10 Juta hingga Rp 30 Juta per bulan.

"Sekarang Alhamdulillah sudah mempunyai 8 karyawan, 4 orang itu bantu produksi dirumah," ujarnya.

"4 orang lagi, itu tetangga, jadi mereka sering bawak pulang bahannya untuk diproduksi di rumahnya masing-masing." (**)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved