Berita Mukomuko

Antisipasi Lonjakan Kasus DBD saat Musim Hujan, Berikut Tips dari Dinkes Mukomuko

Dinas Kesehatan Mukomuko berikan tips untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus DBD saat musim hujan.

Panji Destama/TribunBengkulu.com
Kepala Dinkes Mukomuko Bustam Bustomo. Dinas Kesehatan Mukomuko berikan tips untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus DBD saat musim hujan. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, MUKOMUKO - Musim hujan saat ini telah melanda beberapa wilayah di Indonesia, ditandai dengan curah hujan yang tinggi. Termasuk di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu.

Kondisi seperti ini perlu diiringi dengan peningkatan kewaspadaan dari perkembangan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD)

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko Bustam Bustomo mengatakan, ketika musim hujan kejadian penyakit DBD umumnya akan meningkat.

“Kondisi saat ini (musim hujan, red) umumnya kasus DBD akan meningkat,” ungkap Bustam saat ditemui di Kantor Dinas Kesehatan Mukomuko, Jumat (18/10/2024).

Bustam menjelaskan, untuk kasus DBD di Kabupaten Mukomuko dari Januari hingga September 2024 kemarin, tercatat ada 527 kasus DBD di 17 Puskesmas di Kabupaten Mukomuko.

Dari total 527 kasus DBD di Kabupaten Mukomuko, terdata di Puskesmas Lubuk Sanai kasus mencapai 89 kasus DBD.

“Selama Januari hingga September kemarin ada 527 kasus DBD, paling banyak tercatat di Puskesmas Lubuk Sanai 89 kasus DBD,” tutur Bustam.

Bustam juga menjelaskan, sebelumnya juga sempat terjadi lonjakan kasus DBD di awal tahun 2024 kemarin yang mana saat itu sedang musim hujan.

Baca juga: Pemkab Mukomuko Siapkan Anggaran Rp 11 Miliar untuk Iuran Pembayaran BPJS Kesehatan

Terkait hal itu, pada musim hujan populasi Aedes Aegypti akan meningkat di Kabupaten Mukomuko.

Hal ini disebabkan telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan.

“Tentunya kami meminta kepada puskesmas untuk selalu memberikan penyuluhan soal DBD ke Masyarakat,” jelas Bustam.

Bustam juga mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan dan pola hidup sehat.

Seperti gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta menerapkan 3M plus, baik itu menguras tempat penampungan air.


Kemudian menutup tempat-tempat penampungan air, serta mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Hal itu dilakukan setidaknya setiap sekali seminggu atau di hari minggu.

“Selain melakukan gerakan PSN dan menerapkan 3M, masyarakat bisa ke puskesmas setempat untuk mengambil abate, guna memberantas jentik-jentik nyamuk,” tutup Bustam.

Masyarakat juga dapat melakukan upaya lain, seperti :

- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk  

- Periksa tempat penampungan air

- Menanam tanaman pengusir nyamuk

- Menggunakan repellent atau lotion anti nyamuk

- Gotong royong membersihkan lingkungan

- Memperbaiki saluran dan talang sir yang tidak lancar

- Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi

- Meletakan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup

- Memberikan larvasida pada penampungan air yang sudah dikuras

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved