Kecelakaan Maut di Tol Cipularang

Mobil Terguling 2 Kali, Tio dan Keluarga Selamat dari Kecelakaan Maut di Tol Cipularang Km 92

Tragedi kecelakaan beruntun di Tol CIpularang KM 92 menyisakan luka tragis alias trauma bagi sejumlah korban.

|
Editor: Rita Lismini
Tribunnews
Tangkap layar CCTV kecelakaan maut di Tol Cipularang km 92.  Mobil Terguling 2 Kali, Tio dan Keluarga Selamat dari Kecelakaan Maut di Tol Cipularang Km 92 

"Alhamdulillah, kita sekeluarga bersyukur bisa selamat dalam kecelakaan beruntun tersebut," katanya.

Tio juga mengaku sudah diperbolehkan pulang oleh tim medis RS Radzak karena hanya mengalami luka ringan dan tak perlu menjalani perawatan.

"Sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit dan tak perlu rawat inap karena hanya alami luka ringan. Saat ini saya masih menunggu dijemput oleh keluarga dan orang tua dari Bekasi," ucapnya.

Terpisah, seorang korban selamat kecelakaan bernama Tatang menceritakan bahwa kecelakaan itu terjadi saat hujan turun sekitar pukul 15.40 WIB.

 "Lagi macet, hujan, terus dari belakang mobil truk sampah, sampah dus nabrak. Nabraknya kencang banget," kata dia.

Korban selamat lainnya menceritakan saat seluruh kendaraan berjalan pelan mendadak mobilnya dihantam dari arah belakang.

"Tiba-tiba dari arah belakang mobil tronton yang mungkin remnya blong (melaju) kencang dia menabrakkan samping sebenarnya, (menabrakkan) ke pinggir jalan," cerita dia.

Ia juga menyebut melihat ada satu mobil melayang (terbang) karena dihantam truk kontainer dari belakang.

"Bahkan yang di belakang kami itu mobilnya melayang karena tertabrak," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Korlantas Polri Irjen Aan Suhanan mengatakan truk pemicu kecelakaan maut di Tol Cipularang KM 92 arah Jakarta menggunakan gigi empat saat peristiwa terjadi.

Artinya, pengemudi truk tidak menggunakan engine break secara maksimal saat kecelakaan beruntun yang melibatkan 17 kendaraan terjadi.

"Setelah kita cek kendaraan tronton, kita cek perseneling ada di gigi 4. Artinya dengan turunan seperti ini, pengemudi tidak menggunakan engine break secara maksimal," ujar Aan di RS Abdul Radzak.

Berdasarkan temuan sementara, Kakorlantas menyebut kondisi truk diduga kuat gagal melakukan pengereman alias rem blong.

"Kemungkinan sopir tak bisa melakukan pengereman atau bisa dikatakan  rem blong," ucapnya.

Meski demikian, pihaknya masih akan menyelidiki lebih lanjut terkait penyebab pasti tabrakan beruntun tersebut. 

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved