Kecelakaan Maut di Tol Cipularang

Pengakuan Tio Korban Selamat dari Tabrakan Beruntun Tol Cipularang, Mobil Ringsek 2 Kali Terguling

Pengakuan Tio korban yang selamat dari tabrakan beruntun di Tol Cipularang yang jadi sorotan jutaan pasang mata.

Editor: Rita Lismini
Surya Malang/TribunBengkulu
Kolase foto Tio (Kiri) dan tabrakan beruntun (kanan). Pengakuan Tio Korban Selamat dari Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang, Mobil Ringsek 2 Kali Terguling 

TRIBUNBENGKULU.COM - Pengakuan Tio korban yang selamat dari tabrakan beruntun di Tol Cipularang yang jadi sorotan jutaan pasang mata. 

Tragedi kecelakaan beruntun di Tol CIpularang KM 92 menyisakan luka tragis alias trauma bagi sejumlah korban. 

Diketahui, akibat kecelakaan beruntun tersebut terdapat 28 orang luka-luka dan 1 orang meninggal dunia. 

Salah satau korban yang selamat, Tio Fajar (27) menceritakan kejadian naas yang dialaminya tersebut. 

Rupanya, saat kecelakaan beruntun terjadi, Tio Fajar bersama 7 anggota keluarganya. 

Alhamdulilahnya, mereka semua berhasil selamat. 

Meski sempat dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami luka ringan. 

Disisi lain, meski mereka selamat dari kecelakaan tersebut namun kejadian tragis itu tak bisa lepas dari ingatannya. 

Pasalnya, mobil yang ditumpangi oleh Tio dan keluarganya tersebut sempat terguling 2 kali. 

Menurutnya, kecelakaan tersebut begitu cepat dan tak terhindarkan.

"Kecelakaan tersebut begitu cepat, semua kendaraan yang terlibat kecelakaan dalam kecepatan tinggi sehingga tak bisa menghindar akhirnya kecelakaan beruntun terjadi," ujar Tio Fajar saat di temui di ruang loby RS Abdul Radzak, Senin (11/11/2024) malam.

Tio mengaku tak tahu mobil keberapa dirinya menghantam mobil yang ada di depannya secara beruntun.

"Saya tidak hafal mobil keberapa dalam kecelakaan tersebut, yang jelas mobil yang saya kemudikan terguling dua kali akibat ditabrak dari belakang hingga terjadi tumpukan kendaraan beruntun," katanya

Akibat kecelakaan tersebut, mobil yang ditumpangi Tio bersama keluarga total 7 orang mengalami rusak berat.

"Kondisi mobil ringsek, beruntung saya sekeluarga selamat dalam kecelakaan tersebut" ucapnya.

Adapun luka yang dialami Tio dan keluarga, semuanya hanya mengalami luka ringan memar di kepala akibat benturan.

"Alhamdulillah, kita sekeluarga bersyukur bisa selamat dalam kecelakaan beruntun tersebut," katanya.

Tio juga mengaku sudah diperbolehkan pulang oleh tim medis RS Radzak karena hanya mengalami luka ringan dan tak perlu menjalani perawatan.

"Sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit dan tak perlu rawat inap karena hanya alami luka ringan. Saat ini saya masih menunggu dijemput oleh keluarga dan orang tua dari Bekasi," ucapnya.

Terpisah, seorang korban selamat kecelakaan bernama Tatang menceritakan bahwa kecelakaan itu terjadi saat hujan turun sekitar pukul 15.40 WIB.

 "Lagi macet, hujan, terus dari belakang mobil truk sampah, sampah dus nabrak. Nabraknya kencang banget," kata dia.

Korban selamat lainnya menceritakan saat seluruh kendaraan berjalan pelan mendadak mobilnya dihantam dari arah belakang.

"Tiba-tiba dari arah belakang mobil tronton yang mungkin remnya blong (melaju) kencang dia menabrakkan samping sebenarnya, (menabrakkan) ke pinggir jalan," cerita dia.

Ia juga menyebut melihat ada satu mobil melayang (terbang) karena dihantam truk kontainer dari belakang.

"Bahkan yang di belakang kami itu mobilnya melayang karena tertabrak," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Korlantas Polri Irjen Aan Suhanan mengatakan truk pemicu kecelakaan maut di Tol Cipularang KM 92 arah Jakarta menggunakan gigi empat saat peristiwa terjadi.

Artinya, pengemudi truk tidak menggunakan engine break secara maksimal saat kecelakaan beruntun yang melibatkan 17 kendaraan terjadi.

"Setelah kita cek kendaraan tronton, kita cek perseneling ada di gigi 4. Artinya dengan turunan seperti ini, pengemudi tidak menggunakan engine break secara maksimal," ujar Aan di RS Abdul Radzak.

Berdasarkan temuan sementara, Kakorlantas menyebut kondisi truk diduga kuat gagal melakukan pengereman alias rem blong.

"Kemungkinan sopir tak bisa melakukan pengereman atau bisa dikatakan  rem blong," ucapnya.

Meski demikian, pihaknya masih akan menyelidiki lebih lanjut terkait penyebab pasti tabrakan beruntun tersebut. 

"Kita belum bisa menyimpulkan secara pasti tabrakan diakibatkan kelalaian sopir atau bukan, nanti kita selidiki besok saat olah TKP," katanya

"Tapi hasil penyelidikan sementara  Faktanya seperti itu, perseneling tinggi artinya di 4 termasuk tinggi, engine break tidak maksimal," ucapnya.

Akibat kecelakaan tersebut 1 orang anak meninggal dunia, 3 luka berat, dan 24 luka ringan. 

Semua korban saat ini berada di RS Abdul Radzak Purwakarta.

Hasil Olah TKP

Inilah hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di di Tol Cipularang KM 92 B (Arah Bandung menuju Jakarta) pada Senin (11/11/2024).

Sejak pukul 08.00 WIB pagi tadi, sejumlah kepolisian sudah tiba untuk melakukan olah TKP.

Diketahui, Dirlantas Polda Jawa Barat sampai menerjunkan tim traffic accident analysis (TAA) untuk mendalami penyebab kecelakaan beruntun.

Selain menerjunkan TAA, pihak kepolisian juga terlihat melakukan olah TKP dengan melaksanakan pengambilan gambar video melalui alat 3D Scanner.

"Olah TKP akan berlangsung sepanjang 400 meter, dari KM 92.600 hingga KM 92.200, kegiatan ini akan berlangsung sekitar 30 menit," ujar Wadirlantas Polda Jabar, AKBP Edwin Affandi kepada wartawan di lokasi kejadian, Selasa (12/11/2024).

Kendati demikian, berdasar hasil penyelidikan hari ini polisi menemukan fakta mengejutkan di TKP bahwa posisi truk penarik trailer yang dikemudikan Rouf, posisi persnelingnya ada di gigi 4.

Kondisi tersebut tentu saja mengejutkan karena seharusnya sopir sudah memindahkan gigi transmisi truk ke posisi lebih rendah mengingat ruas tol yang dilintasi menjelang dan di lokasi kejadian kecelakaan memiliki kontur yang menurun dan merupakan ruas tol dengan turunan panjang.

"Kita tadi ke TKP, di situ turunan 5 km sampai TKP. Didapatkan fakta untuk posisi persneling ada di gigi 4 artinya ini gigi tinggi sementara di situ turunan,"  kata Kepala Korlantas Polri, Irjen Aan Suhanan. 

Menurut Irjen Aan Suhanan, posisi persneling gigi yang tinggi itu tidak cocok untuk kondisi jalanan menurun.

Sebab sang sopir tidak akan bisa memaksimalkan penggunaan engine brake yang merupakan rem bantu dengan memanfaatkan putaran rendah mesin.

Engine brake adalah teknik yang digunakan pada kendaraan untuk memperlambat laju mesin saat transmisi diturunkan pada gigi lebih rendah.

"Dalam posisi (truk) menurun, persneling seharusnya berada di posisi rendah untuk memaksimalkan engine brake," imbuh Irjen Aan Suhanan.

"Artinya di turunan seperti ini (Tol Cipularang) pengemudi tidak menggunakan engine brake secara maksimal," sambungnya.

Selain itu, penyidik juga tengah mencari adanya jejak rem di TKP. Lantaran hal tersebut, penyidik masih membuka kemungkinan adanya penyebab lain kecelakaan beruntun tersebut.

"Kita juga masih mencari jejak rem di sana, jadi penyebabnya kita masih selidiki. Bisa faktor manusia, bisa faktor kendaraan itu sendiri, bisa faktor jalan ataupun cuaca," ujar Irjen Aan Suhanan.

Pada saat kejadian, Rouf juga diduga tidak menggunakan jalur pengaman yang disediakan di Tol Cipularang. Jalur pengaman ini berada di sisi kiri tol. Sementara posisi kecelakaan adalah di ruas tol Cipularang arah ke Jakarta.

Pada saat kejadian, Rouf mengemudikan truknya di jalur paling kanan. Hal itu terlihat dari rekaman video dashcam mobil ambulans yang berjalan beriringan dengan truk trailer yang Rouf kemudikan.

Semula, ambulans tersebut menyalip truk dari jalur kiri. Saat sudah di depan, pada detik-detik menjelang kecelakaan, truk yang dikemudikan Rouf tiba-tiba melaju kencang dan menyalip ambulans.

Kamera dashcam ambulans merekam truk yang Rouf kemudikan menyeruduk belasan mobil yang berjalan lamban di depannya karena ada penyempitan ruas tol karena ada perbaikan aspal. 

Wadirlantas Polda Jabar, AKBP Edwin Affandi, menegaskan, sebagai sopir truk, Rouf seharusnya hafal dan tahu kondisi jalanan di Tol Cipularang.

Karenanya untuk keamanan, telah disediakan jalur pengaman untuk kendaraan seperti truk yang membutuhkan bantuan dalam kondisi jalanan menurun.

Jalur pengaman tersebut berguna untuk meminimalisir kecelakaan terjadi dalam situasi jalanan menurun atau menanjak.

"Kita mengetahui kondisi geografis atau kontur jalan di Cipularang ini memang ada menanjak dan menurun. Kalau dari Bandung itu situasi menurun, kalau dari Jakarta situasi menanjak," ujarnya.

"Kewaspadaan sopir pada saat akan menuruni lereng jalanan yang landai yaitu sudah disiapkan beberapa jalur pengaman sebelum lokasi ini," pungkas AKBP Edwin Affandi.

Karena itu hari ini dan beberapa hari ke depan tim penyidik masih menelusuri apakah sopir truk tersebut sempat menggunakan jalur pengaman tersebut atau tidak sebelum kecelakaan beruntun.

"Ada jalur pengaman bagi kendaraan yang membutuhkan jalur pengaman tersebut. Kita masih menyelidiki apakah faktor penyebab kecelakaan kemarin," ucap AKBP Edwin Affandi.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved