OTT Pejabat di Bengkulu
Respon Wagub Rosjonsyah Pasca Gubernur Bengkulu Tersangka KPK, Akan Jalankan Tugas Plt Gubernur
Respon Wagub Rosjonsyah Pasca Gubernur Bengkulu Tersangka KPK, Akan Jalankan Tugas Plt Gubernur
Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: Hendrik Budiman
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Respon Wakil gubernur Rosjonsyah pasca gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah ditetapkan tersangka oleh KPK, Minggu (24/11/2024) malam.
Diketahui, KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan pada Sabtu, 23 November 2024.
Selain Gubernur Rohidin Mersyah, KPK juga menetapkan dua tersangka lainnya yakni Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Isnan Fajri (IF) dan Ajudan Gubernur Evriansyah (E) alias Anca.
Mencegah kekosongan pemerintahan di tataran Pemprov Bengkulu, Wakil Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah secara otomatis menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu dan bertanggung jawab penuh atas pelayanan administrasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Kendati demikian, untuk penunjukan resmi posisi Plt Gubernur Bengkulu ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI.
Baca juga: Tahu ada OTT KPK, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Sempat Kabur ke Bengkulu Utara, Tiga Jam Dikejar
"Saya belum bisa menentukan, karena proses hukum masih berjalan, kita mengenal asas praduga tidak bersalah. Saya akan berkonsultasi dulu dengan Kemendagri. Juga saya akan swan ke KPK, supaya bisa menentukan arah kebijakan. Kita harus konsultasi dulu," kata Rosjonsyah, Senin (24/11/2024).
Kemudian, untuk pengisian jabatan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Bengkulu, pihaknya masih akan berkoordinasi.
Guna menentukan nama pejabat eselon II Pemprov Bengkulu yang akan menduduki posisi Plh Sekdaprov Bengkulu tersebut.
"Jabatan sekda itu ada Plh, siapa saja nanti, kita kordinasi dulu. Tentunya pejabat yang berkompeten. sebelum nantinya ditetapkan Sekda definitif," papar Rosjonsyah.
Sehingga tidak terjadi kekosongan jabatan pimpinan daerah. Dan, roda pemerintahan tetap harus beroperasi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Selanjutnya, ia juga menegaskan bahwa tidak ada intervensi apa pun terhadap ASN. Serta mempersilahkan ASN menggunakan hak pilih masing-masing pada hari pencoblosan, 27 November mendatang dan juga mengingatkan untuk tidak terlibat dalam politik praktis.
"Gunakan hak pilih di bilik suara sesuai pilihan masing-masing, dan tidak ada arahan apa pun dari kami," pesan Rosjonsyah.
Kronologi Kasus
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menjelaskan, penyidik memperoleh informasi mengenai dugaan penerimaan uang oleh Ajudan Gubernur Evriansyah dari Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Isnan Fajri untuk Gubernur Rohidin Mersyah pada Jumat, 22 November 2024.
Adapun KPK menjelaskan dugaan kontruksi perkara yang dilakukan Rohidin Mersya yakni.
Pada Juli 2024, RM menyampaikan bahwa Ybs. membutuhkan dukungan berupa dana dan penanggung jawab wilayah dalam rangka pemilihan Gubernur Bengkulu pada Pilkada Serentak bulan November 2024.
Pada sekitar bulan September–Oktober 2024, Sdr. IF mengumpulkan seluruh ketua OPD dan Kepala Biro di lingkup Pemda Provinsi Bengkulu dengan arahan untuk mendukung program RM yang mencalonkan diri kembali sebagai Gubernur Bengkulu.
SF menyerahkan uang sejumlah Rp200 juta kepada Sdr. RM melalui EV, dengan maksud agar SF tidak dinonjobkan sebagai Kepala Dinas.
TS mengumpulkan uang sejumlah Rp500 juta yang berasal dari potongan anggaran ATK, potongan SPPD, dan potongan tunjangan pegawai.
Terkait hal tersebut, RM pernah mengingatkan Sdr. TS, apabila RM tidak terpilih lagi menjadi Gubernur, maka TS akan diganti.
SD mengumpulkan uang sejumlah Rp2,9 Miliar. Sdr. SD juga diminta Sdr. RM untuk mencairkan honor PTT (Pegawai Tidak Tetap) dan GTT (Guru Tidak Tetap) seprovinsi Bengkulu sebelum tanggal 27 November 2024. Jumlahnya honor per-orang adalah Rp1 Juta.
Pada Oktober 2024, Sdr. FEP menyerahkan setoran donasi dari masing-masing satker di dalam tim pemenangan Kota Bengkulu kepada RM melalui EV sejumlah Rp1.405.750.000.
Selanjutnya para pihak tersebut dibawa ke Jakarta untuk dilakukan permintaan keterangan secara intensif. Dalam proses mobilisasi para pihak menuju Jakarta, tim berkoordinasi dengan Polda dan Polres Kota Bengkulu, berikut melakukan beberapa strategi pengamanan guna menjaga kondusivitas situasi dan keamanan para pihak.
OTT Pejabat di Bengkulu
OTT KPK Di Bengkulu
KPK OTT Pejabat Bengkulu
Wagub Bengkulu
Rosjonsyah Syahili
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
| Pengakuan Ketua DPRD Mukomuko Zamhari Usai Diperiksa KPK, Kasus OTT Eks Gubernur Bengkulu Rohidin |
|
|---|
| Berkas Kasus OTT Mantan Gubernur Rohidin Mersyah Dinyatakan P21, Sidang di Bengkulu |
|
|---|
| Penampakan Aset Eks Gubernur Rohidin Mersyah di Bengkulu yang Disita KPK Dalam Perkara Korupsi |
|
|---|
| Usut Kasus Eks Gubernur Rohidin, KPK Periksa 8 Kepala Daerah Terpilih dan Tak Terpilih di Bengkulu |
|
|---|
| Aset Eks Gubernur Rohidin Mersyah di Depok dan Bengkulu Senilai Rp 4,3 Miliar Disita KPK |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Wagub-Rosjonsyah-g.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.