Viral di Media Sosial

Pilunya Batita Dimutilasi dan Jasadnya Dibuang di Tempat Sampah, Pelaku Kakak Kandung Sendiri 

Nasib tragis menimpa seorang batita di Ketapang, Kalimantan Barat, tubuhnya dimutilasi lalu dibuang ke tempat sampah.

Editor: Rita Lismini
Kompas.com
Detik-detik penemuan jasad batita yang dimutilasi oleh kakaknya sendiri. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Nasib tragis menimpa seorang batita di Ketapang, Kalimantan Barat. 

Tubuhnya dimutilasi oleh kakaknya sendiri berinisia KK (12) di perumahan karyawan kelapa sawit di Kecamatan Kendawangan pada Rabu (25/12/2024

Saat kejadian naas terjadi rupanya orang tua batita itu sedang bepergian ke luar yakni jualan durian. 

Seketika  betapa terkejutnya mereka menyaksikan kondisi rumah penuh dengan tetesan darah.

Sementara jasad batita itu sudah tak lagi di rumah melainkan mendadak hilang. 

Entah apa yang ada dalam pikiran kakaknya sehingga nekat memutilasi batita yang tak lain adalah adik kandunnya sendiri. 

Menanggapi kejadian ini orang tua pun langsung melapor ke pihak berwajib setempat untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi sekaligus mencari keberadaan anak mereka yang hilang. 

Menurut keterangan polisi batita tersebut sengaja dititipkan oleh orang tuanya kepada kakaknya. 

“Pada hari itu, orangtua korban seharian pergi berdagang buah durian, sehingga korban dititipkan kepada abangnya di rumah,” kata Bagus dalam keterangan tertulis, Jumat (27/12/2024), melansir dari Kompas.com.

Setelah orangtua korban pulang ke rumah, kata Bagus, korban sudah tidak ada di rumah.

“Situasi ini langsung dilaporkan ke pihak petugas keamanan perusahaan dan dilanjutkan laporan ke Polsek Kendawangan,” ucap Bagus.

Bagus melanjutkan, personel kepolisian datang dan langsung mengamankan tempat kejadian perkara serta memeriksa kakak kandung korban.

“Terduga pelaku saat diperiksa mengaku telah membuang korban, namun lokasinya tidak dikasih tahu,” ucap Bagus.

Selanjutnya, setelah dilakukan pencarian hingga Kamis (26/12/2024) sekitar pukul 01.30 WIB, jenazah korban ditemukan di dalam tempat pembuangan sampah tidak jauh dari perumahan.

“Kondisi korban saat ditemukan terbungkus karung dan kepala terpisah dari tubuh,” ungkap Bagus.

Bagus memastikan, terduga pelaku sudah diamankan dan ditahan, termasuk barang bukti berupa pisau untuk panen buah sawit.

Dari keterangan orangtuanya, lanjut Bagus, terduga pelaku mengidap gangguan jiwa.

“Kami juga masih melakukan pendalaman secara intensif terhadap keterangan terduga pelaku terkait motif kejadian ini,” ungkap Bagus.

Pengidap Gangguan Mental/Kejiwaan 

Perlu diketahui, IQ atau Intellectual Quotient merupakan kecerdasan manusia yang merujuk pada intelektual, logika dan angka. 

Sementara EQ atau Emotional Quotient adalah kecerdasan manusia yang merujuk pada pendekatan emosional. 

Sebagian orang yang memiliki IQ tinggi cenderung mahir dalam akademis dan mendapatkan nilai-nilai tes yang bagus. 

Selain itu, tipe orang seperti ini mampu untuk hidup sukses secara individual.

Berbeda dengan EQ yang memanfaatkan kemampuan emosional. 

Seseorang dengan EQ tinggi cenderung mahir dalam melakukan pendekatan emosional kepada orang lain. 

Meskipun kurang dalam bidang akademis, orang dengan EQ tinggi dapat bersosialisasi dengan baik. 

Kecerdasan ini memungkinkan individu untuk mencuri perhatian audiens, menjadi pemimpin yang baik, dan pintar dalam berkomunikasi serta menyampaikan gagasannya dalam bentuk verbal.

Umumnya, keterbalakangan yang dialami oleh George ini juga bisa disebut dengan retardasi mental. 

Retardasi mental sendiri merupakan   gangguan intelektual yang ditandai dengan tingkat kecerdasan di bawah rata-rata. 

Pada penderita retardasi mental, otak tidak berkembang dengan optimal atau rusak akibat kondisi tertentu. 

Retardasi mental sendiri dibagi berdasarkan keparahannya, yaitu ringan, sedang, berat, dan sangat berat.

Apakah orang dengan gangguan retardasi mental bisa sembuh?

Penderita retardasi mental ringan sampai sedang mungkin masih bisa dilatih untuk mengatasi keterbatasannya. 

Meski begitu, semua penderita retardasi mental tetap membutuhkan banyak waktu dan bimbingan yang melibatkan banyak pihak untuk membiasakan diri melakukan aktivitas sehari-hari secara normal.

Penyebab dan Faktor Risiko Retardasi Mental

Retardasi mental terjadi akibat gangguan pada perkembangan otak. 

Akan tetapi, pada kasus tertentu, penyebab retardasi mental tidak diketahui secara pasti.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved