Penganiayaan Anak di Nias

Bocah di Nias Disiksa Bertahun-tahun hingga Kaki Tak Berbentuk, Ahmad Sahroni: Pamannya Sakit Jiwa

Wakil Ketua Komisi III DPR RI DPR RI, Ahmad Sahroni soroti kasus bocah perempuan di Nias Selatan yang diduga paman dan kerabatnya.

Humas DPR RI/Ist
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni dalam salah satu kesempatan. Anggota DPR RI, Ahmad Sahroni ikut menyoroti kasus Nelvin Ndruru, bocah perempuan di Nias Selatan disiksa bertahun-tahun oleh paman dan kerabatnya hingga kaki tak berbentuk. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Kasus Nelvin Ndruru (10), bocah perempuan di Nias Selatan yang diduga paman dan kerabatnya hingga kakinya tak berbentuk kini ikut menjadi perhatian nasional.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI DPR RI, Ahmad Sahroni ikut menanggapi kasus tersebut dan meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus penganiayaan tersebut.

Sahroni juga meminta pelaku untuk diganjar hukuman maksimal karena telah menyebabkan cacat permanen.

Tindak pelaku, menurutnya, sangat sadis dan harus dihukum pasal berlapis. 

Apalagi ternyata pelaku adalah kelaurga korban sendiri, om dan tantenya diduga bertanggung jawab atas nasib yang menimpa Nelvin Ndruru.

"Pamannya sakit jiwa, biadab," kata Ahmad Sahroni, dikutip TribunBengkulu.com dari instagram pribadinya.

Sebelumnya, diberitakan seorang bocah perempuan berusia 10 tahun di Nias diduga menjadi korban penganiayaan kerabatnya sendiri selama bertahun-tahun hingga kakinya tak berbentuk lagi.

Kasus tersebut mencuat setelah videonya viral di media sosial memperlihatkan seorang bocah perempuan berusia 10 tahun diduga mengalami cacat pada kakinya akibat penganiayaan oleh keluarga pamannya. 

Peristiwa tersebut disebut terjadi di Desa Hilikara, Kecamatan Lolowau, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara. 

Dalam video rekaman yang diunggah akun Instagram @mediagramindo, terlihat puluhan warga mengerumuni rumah korban. 

Di lokasi tersebut, polisi tampak membawa dua pria yang diduga paman dan kerabat korban ke dalam mobil. 

Pada potongan video lainnya, bocah tersebut terlihat berada di sebuah puskesmas. 

Kaki bocah tersebut tampak seperti patah, sehingga membuatnya tidak dapat berjalan seperti biasa.

Narasi dalam video menjelaskan bahwa sejak usia tiga tahun, bocah itu tinggal bersama pamannya karena kedua orang tuanya telah meninggal dunia. 

Namun, selama diasuh sang paman, korban diduga kerap mengalami penganiayaan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved