Deflasi di Kota Bengkulu, Diskon Tarif Listrik hingga Harga Tomat jadi Penyumbang Utama

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Aghisty Firan Marenza 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Kota Bengkulu mencatat deflasi sebesar -0,91 persen secara month-to-month (m-to-m) dan year to date (y-to-d) pada Januari 2025.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bengkulu Marwansyah mengatakan, trend diskon tarif listrik menjadi salah satu acuan deflasi.

"Deflasi kembali terjadi, dan yang menjadi penyumbang utama, salah satunya diskon tarif listrik," kata Marwansyah Senin, (3/1/2025).

Marwansyah menjelaskan, penyumbang utama deflasi Januari secara m-to-m ada pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 1.62 persen.

Komoditas dominan penyumbang utama deflasi m-to-m antara lain tarif listrik, tomat, angkutan udara, Jeruk, dan daging ayam ras.

"Penurunan ini disebabkan adanya diskon 50 persen untuk tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA hingga 2200 VA," jelas Marwansyah.

Lima komoditas penyumbang deflasi terbesar di Kota Bengkulu adalah tarif listrik dengan andil -1,65 persen, tomat -0,12 persen, angkutan udara -0,07 persen, air kemasan -0,05 dan bensin -0,04 persen.

Sebaliknya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau justru menyumbang inflasi terbesar. Terutama akibat kenaikan harga emas dan bawang merah.

Penyumbang utama inflasi bulan Januari 2025 secara year on year adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0.86 persen. 

Komoditas dominan penyumbang utama inflasi y-on-y antara lain emas perhiasan, Sigaret Kretek Mesin (SKM), bawang merah, minyak goreng, dan mobil.

Baca juga: Penjelasan Dikbud, Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis di Kota Bengkulu Ditunda