PHK Massal Karyawan Sritex

TAK MASUK AKAL, Ada 'Tangan Setan' di Balik Bangkrutnya PT Sritex Berujung PHK 10.669 Karyawan

Tak masuk akal diduga ada tangan setan dibalik bangkrutnya PT Sritex yang berujung PHK 10.669 karyawan. 

Editor: Rita Lismini
Kompas.com
BURUH PT SRITEX - dan karyawan mendengarkan pidato dari direksi perusahaan di Pabrik Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2025). Tak masuk akal diduga ada tangan setan dibalik bangkrutnya PT Sritex yang berujung PHK 10.669 karyawan. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Tak masuk akal diduga ada tangan setan dibalik bangkrutnya PT Sritex yang berujung PHK 10.669 karyawan. 

Sebelumnya, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer juga pernah menyebut keterlibatan 'Tangan Setan' di balik bangkrutnya PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex).

Menurut Immanuel Ebenezer, tangan setan diduga terlibat dan bermain di kasus pailitnya Sritex hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) lebih dari 10 ribu karyawan.

"Kami menduga dalam proses kepailitan ini ada tangan setan yang bermain. Itu harus dicatat," kata Noel, sapaan akrab Immanuel, dalam konferensi pers di kantornya, pada Senin (23/12/2024) lalu.

Ketika ditanya apa motif dari "tangan setan" yang bermain dalam pailit ini, ia menjawab akan mencari tahunya terlebih dahulu. "Nanti kita cari," ujar Noel.

Sementara pada bulan November 2024 lalu, Ombudsman RI sempat menyebut bahwa ada sejumlah kejanggalan di kasus pailit Sritex.

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika awalnya menjelaskan bahwa Sritex, salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, memiliki utang sekitar Rp 20 triliun.

Salah satu pemasok asing asal India, yang berperan sebagai kreditur dengan utang sebesar Rp 100 miliar, berhasil mengajukan pailit terhadap perusahaan tersebut.

Yeka memandang proses mengajukan kepailitan berlangsung sangat cepat. Sidang dilakukan pada September, lalu sudah ada putusannya pada Oktober.

"Padahal kalau kita mempelajari contoh benchmarknya adalah Garuda saja, itu kalau enggak salah sidang kepailitannya itu tidak secepat itu," katanya ketika ditemui Tribunnews di Hotel Lemeridien Jakarta, Kamis (14/11/2024).

Lalu, menurut dia, ada indikasi bahwa upaya ini bisa saja merupakan bagian dari suatu pola yang disebut sindikasi "Burung Pemakan Bangkai".

Jadi, perusahaan yang sebenarnya masih bisa bertahan, dipailitkan untuk kemudian dimanfaatkan oleh kreditor. "Perusahaan sehat dibikin sakit," tutur Yeka.

Berdasarkan informasi yang Yeka terima, meskipun Sritex memiliki utang sangat besar, perusahaan ini masih menunjukkan indikator bisnis yang sehat.

Salah satunya adalah pembayaran gaji karyawan tidak pernah terlambat.

"Apakah Sritex usahanya sehat? Indikasinya banyak, salah satunya belum pernah dia menunggak bayar gaji karyawan. Rasio utang menurut mereka masih sehat, masih bisa terbayarkan," ujar Yeka.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved