Ajudan Kapolri Pukul Jurnalis

Sosok Makna Zaezar Wartawan Antara yang Ditempeleng Ajudan Kapolri Listyo Sigit, Akhirnya Buka Suara

Terungkap sosok Makna Zaezar, seorang wartawan Antara yang ditempeleng ajudan Kapolri Listyo Sigit, kini akhirnya buka suara.

Editor: Rita Lismini
Tangkapan Layar Video AJI Semarang
AJUDAN KAPOLRI - Tampang Ipda Endry Purwa Sefa, pemukul dan pengancam sejumlah jurnalis di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (5/4/2025). Terungkap sosok Makna Zaezar, seorang wartawan Antara yang ditempeleng ajudan Kapolri Listyo Sigit, kini akhirnya buka suara. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Terungkap sosok Makna Zaezar, seorang wartawan Antara yang ditempeleng ajudan Kapolri Listyo Sigit, kini akhirnya buka suara. 

Pengalaman kurang menyenangkan dialami Makna Zaezar saat berada di Stasiun Tawang, Semarang. 

Alih-alih menghadiri kegitan Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, kepala Makna Zaezar justru dikeplak oleh  Ipda Endry Purwa Sefa, ajudan Kapolri tersebut.

Dalam keterangan resminya, Makna mengungkapkan bahwa ia merasa kaget saat kepalanya dipukul tanpa alasan yang jelas.

Selain itu, sejumlah wartawan lainnya juga mendapat makian dari pengawal Kapolri.

Makna menjelaskan bahwa awalnya Kapolri sedang berbincang dengan pemudik difabel dan lansia yang menggunakan kursi roda di peron Stasiun Tawang.

Setelah itu, Kapolri dijadwalkan untuk melakukan inspeksi ke dalam gerbong kereta.

Namun, pengawal pribadi Kapolri meminta agar media dan Humas Polri membuka jalan.

Dalam proses tersebut, pengawal tersebut bersikap kasar sehingga Makna merasa perlu menjauh dari posisinya untuk menghindari keributan.

"Nah, posisi saya di kiri. Saya tahu kalau beliau mau ke kiri kan, makanya saya pindah ke seberang. Waktu sebelum saya pindah ke seberang, si ajudannya ini ngomel-ngomel, 'Kalian kalau dari pers tak tempeleng satu-satu', gitu," kata Makna, Minggu (6/4/2025).

Mendengar ancaman tersebut, Makna kembali ke posisinya semula.

Namun, pengawal justru melakukan tindakan kekerasan terhadapnya dan memukul kepala sejumlah awak media.

Kejadian itu sempat terekam dalam video oleh para wartawan. 

"Saya dibilang begitu kaget ya, terus saya kembali ke posisi saya. Nah, waktu posisi mau balik itu dia mengeplak kepala saya. Jadi dia mengeplak ya, kalau bahasanya sini itu ngeplak bagian kepala belakang. Nah, setelah itu saya kaget ya. Wah, kenapa, Mas? Saya bilang begitu lalu orangnya diam, kemudian dia lanjut marah-marah, kemudian lanjut kerja lagi," ungkapnya.

Menanggapi insiden tersebut, Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara mengecam tindakan intimidasi oleh pengawal Kapolri terhadap Makna Zaezar.

Direktur Pemberitaan Antara, Irfan Junaidi, meminta Polri bertanggung jawab atas insiden dugaan kekerasan tersebut.

Ia menegaskan, sikap ajudan itu melanggar Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

"Insiden seperti ini kenapa harus terulang, sangat disesalkan. Teman-teman pers sedang menjalankan tugas untuk membantu memberitakan kegiatan Kapolri. Saya sangat yakin tidak ada iktikad lain, selain menunaikan tugas, dan semestinya iktikad ini bisa dipahami dan dihormati. Sehingga tidak perlu ada tindakan kekerasan, atau ancaman verbal," kata Irfan.

Irfan juga mendesak Polri untuk memproses oknum yang terlibat dalam insiden tersebut sesuai prosedur.

"Antara akan meminta Polri bertanggung jawab atas insiden tersebut. Oknum yang bersangkutan harus diproses sesuai prosedur secara transparan. Sekaligus, insiden ini juga harus menjadi bahan koreksi agar di masa mendatang tidak terulang," lanjutnya.

LKBN Antara menegaskan komitmennya untuk menjalankan tugas jurnalisme secara profesional dan obyektif.

Irfan menekankan pentingnya dukungan Polri dalam menjamin kelancaran tugas awak media di lapangan.

"Kami meminta kepada Polri dan pihak lain untuk dapat membantu terlaksananya tugas tersebut dalam kondisi apa pun. Kami sangat yakin, apabila semua pihak bisa saling memahami dan menghormati tugas masing-masing dengan baik, masyarakat akan sangat terbantu," tandasnya.

Tentu saja semua orang akan berlaku salah dalam kondisi yang kadang harus mengambil keputusan cepat . Maka, perlunya komunikasi yang baik untuk memberikan akses yang positf. 

Kapolri Minta Maaf

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (Sekretariat Presiden)

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta maaf jika benar ada ajudannya yang memukul dan mengancam jurnalis di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah.

Sigit menyadari, insiden tersebut pasti membuat rekan media tidak nyaman.

"Secara pribadi saya minta maaf terhadap insiden yang terjadi dan membuat tidak nyaman rekan-rekan media," ujar Sigit, kepada wartawan, Minggu (6/4/2025).

Sigit mengatakan, akan mengecek terlebih dahulu insiden pemukulan dan pengancaman tersebut.

Sebab, kata dia, dirinya baru mendengar kabar pemukulan ini dari pemberitaan saja.

Meski begitu, Sigit berjanji akan menelusuri pelaku yang memukul jurnalis.

"Namun, kalau benar itu terjadi, saya sangat menyesalkan kejadian tersebut. Karena hubungan kita dengan teman-teman media sangat baik, segera saya telusuri dan tindaklanjuti," imbuh dia.

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved