Berita Bengkulu

Gubernur Bengkulu Helmi Hasan Larang Siswa Bawa Motor ke Sekolah, Respon Pelajar?

Gubernur Bengkulu Helmi Hasan mengeluarkan kebijakan larangan bagi siswa untuk membawa kendaraan pribadi ke sekolah. 

HO TribunBengkulu.com
LARANGAN BAWA MOTOR - Gubernur Bengkulu Helmi Hasan melarangan siswa untuk membawa kendaraan pribadi ke sekolah. Kebijakan siswa dilarang bawa motor ke sekolah mendapat respon dari pelajar. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Aghisty Firan Marenza 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Gubernur Bengkulu Helmi Hasan mengeluarkan kebijakan larangan bagi siswa untuk membawa kendaraan pribadi ke sekolah. 

Kebijakan ini berlaku bagi semua jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA/MA/SMK dan setara, tanpa memandang usia siswa.

Meskipun, terdapat pro dan kontra mengenai kebijakan tersebut, muncul juga pertanyaan terkait usia siswa yang termasuk dalam larangan ini. 

Hal ini menjadi perhatian terutama mengingat beberapa siswa SMA, mungkin sudah berusia lebih dari 17 tahun.

Menanggapi hal ini, Gubernur Helmi mengatakan, bahwa keputusan pemerintah provinsi tentang pelarangan siswa membawa kendaraan ke sekolah sudah bersifat final.

"Tanpa memandang usia, semua siswa yang masih terdaftar di jenjang SD, SMP, dan SMA/MA/SMK sederajat di Bengkulu, dilarang untuk menggunakan kendaraan pribadi ke sekolah," tegas Gubernur Helmi.

Selain itu, kata Helmi, semangat untuk melarang penggunaan kendaraan bagi siswa-siswi di Provinsi Bengkulu karena ada aturan mengharuskan mereka untuk tidak mengemudikan kendaraan jika mereka belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).

Terlebih lagi pelajar yang berusia di bawah 17 tahun yang belum berhak memiliki SIM.

"Tujuan dari pelarangan ini adalah untuk menjaga keselamatan mereka, sekaligus mendorong anak-anak agar lebih aktif bergerak dan menjalani gaya hidup sehat," kata Helmi.

Terpisah, Nazriel Arfadhila, salah satu murid SMA Negeri 3 Bengkulu, menyampaikan pendapatnya terkait kebijakan Gubernur Bengkulu Helmi Hasan.

Menurutnya ada sisi positif dan negatif. "Sebenarnya, kalau dari saya itu ada setujunya ada nggak setujunya," ungkap Nazriel. 

Aspek positif yang bisa diambil dari kebijakan tersebut, yaitu keamanan. "Alasannya tentu saja karena alasan keselamatan, itu pasti untuk kami juga para pelajar," sambungnya.

Namun, Nazriel juga mengungkapkan beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan. Seperti apabila ada siswa yang rumahnya jauh dari lokasi sekolah.

Selain itu, Nazriel pun mengungkapkan kekhawatiran terkait waktu dan keterlambatan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved