Ledakan Bom Kedaluwarsa di Garut

TNI AD Buka Suara soal Keluarga Sebut Korban Ledakan Amunisi di Garut Kerja untuk TNI Bukan Pemulung

TNI AD Buka Suara soal Keluarga Sebut Korban Ledakan Amunisi di Garut Kerja untuk TNI

Editor: Hendrik Budiman
Dok/TribunJabar.id
LEDAKAN BOM - Kolase Video ledakan (Kiri) dan Kantong jenazah korban ledakan (kanan). TNI AD buka suara soal keluarga sebut korban ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat kerja untuk TNI. 

Kepada Dedi Mulyadi, Agus menceritakan profesi warga dalam membantu TNI memreteli selongsong amunisi dan peluru.

Bahkan kata Agus, ia sering pergi ke beberapa daerah untuk melakoni pekerjaannya itu.

"Bapak sudah punya keahlian, sudah pergi ke mana-mana?" tanya Dedi Mulyadi, dikutip dari siaran langsung di Facebook Tribun Jabar, Selasa (13/5/2025).

Baca juga: Terkuak Pengakuan Warga Dapat Bayaran Rp 150 Ribu, Kini 9 Warga Tewas Ledakan Amunisi TNI di Garut

"Saya pernah ke Makassar, mkk buat peluru senjata, peluru kecil," akui Agus.

"Buka selongsong?" tanya Dedi lagi.

"Iya," imbuh Agus.

Penasaran, Dedi pun bertanya detail soal pekerjaan memretli amunisi yang dilakoni warga.

Termasuk soal bayaran dari TNI untuk warga.

Baca juga: Program Urban Farming, Rico Waas Serahkan Mandat Kepada Koordinator Kecamatan Tani Merdeka Indonesia

"Selama ini selongsong-selongsong besinya dikemanain?" tanya Dedi Mulyadi.

"Enggak tahu bapak itu mah, yang penting saya cuma menjinakan," kata Agus.Agus mengaku menerima upah Rp150-200 ribu dari TNI.

"Bapak diupah sehari Rp150 ribu. Tiap hari itu kerjanya?" tanya Dedi lagi.

"Enggak lama pak, paling lama 15 hari," akui Agus.

"Sebulan (kerja) 15 hari?" tanya Dedi.

"Maksudnya tiap kesatuan, yang sekarang kesatuan dari Jakarta, itunya (kerjanya) 15 hari, kadang enggak sampai 15 hari," jawab Agus.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved