Ledakan Bom Kedaluwarsa di Garut
TNI AD Buka Suara soal Keluarga Sebut Korban Ledakan Amunisi di Garut Kerja untuk TNI Bukan Pemulung
TNI AD Buka Suara soal Keluarga Sebut Korban Ledakan Amunisi di Garut Kerja untuk TNI
Video berdurasi 44 detik tersebut direkam saat pekerja yang tengah fokus menyiapkan amunisi sebelum dimusnahkan.
Terlihat seorang pria dengan posisi paling depan yang diketahui merupakan Rustiawan.
Rustiawan terlihat memegangi dan memeriksa objek yang tampak seperti amunisi atau proyektil.
Ia duduk di tanah dengan posisi membungkuk.
Dia mengenakan pakaian lengan panjang bermotif loreng abu-abu.
Duka Salim 2 Adik Kandung Tewas
Syoknya Salim 2 adik kandungnya tewas dalam ledakan amunisi di Garut.
Salim yang awalnya tak tahu ada adiknya di lokasi syok mencari-cari tubuh korban di rumah sakit.
Duka Salim, dua adik kandungnya tewas mengenaskan akibat terkena ledakan di lokasi pemusnahan amunisi TNI pada hari ini, Senin (12/5/2025) sekira pukul 09.30 WIB.
Diketahui, akibat insiden ledakan di lokasi pemusnahan amunisi TNI di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat 13 orang tewas.
Selain warga, empat anggota TNI dan sembilan warga sipil dinyatakan tewas di TKP.
Dua dari sembilan warga sipil yang tewas itu ternyata adalah kakak beradik.
Mereka bernama Anwar Bin Inon dan Iyus Ibing Bin Inon.
Kabar tewasnya Anwar dan Iyus sontak membuat sang kakak, Salim terpukul.
Sembari menangis, Salim menceritakan detik-detik saat dua adiknya meregang nyawa di lokasi penuh ranjau pagi tadi.
"Adik saya kan dua-duanya itu (meninggal) Iyus sama Anwar. Itu adik kandung dua-duanya, adik saya semua," ungkap Salim sembari menangis, dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube Nusantara TV.
Sebelum mendapatkan kabar duka, Salim mengaku sedang berada di lokasi pemusnahan amunisi.
Namun Salim tiba di lokasi pada siang hari atau beberapa jam setelah tragedi.
Saat tiba di lokasi, Salim tersentak mendengar suara ledakan.
Di momen itulah Salim bak punya firasat tak enak.
"Saya pergi dari rumah jam 9, nyampe ke sana jam 11. Saya lagi standarin motor, motor saya belum dimatiin, tiba-tiba udah ada yang meledak," kata Salim.
Setelah mendengar suara ledakan, Salim mendadak panik.
Namun kata Salim, ia masih belum tahu bahwa dua adiknya ada di lokasi ledakan tersebut.
"Enggak janjian apa-apa, saya memang enggak tahu adik saya ada di lokasi. Saya baru nyampe, tiba-tiba itu udah meledak," akui Salim.
Hingga akhirnya firasat buruk Salim itu pun seolah jadi kenyataan.
Salim diberi kabar bahwa dua adiknya yakni Anwar dan Iyus jadi korban ledakan di lokasi pemusnahan amunisi kadaluarsa tersebut.
Mengetahui hal itu, Salim pun langsung mencari-cari keberadaan adiknya yang katanya jadi korban.
Alangkah terkejutnya Salim saat diberi tahu bahwa dua adiknya sudah jadi mayat dengan kondisi mengenaskan di rumah sakit.
"(Saya) belum tahu bahwa adik saya dua-duanya meninggal. Tahu-tahu (jasad korban) udah ada di sini (rumah sakit). Tadi waktu di lokasi mah saya ditarik, saya mondar-mandir nyari adik saya dua-duanya belum ketemu," ujar Salim sembari menahan tangis.
Tinggalkan 4 Anak
Diungkap Salim, Iyus meninggalkan seorang istri dan empat orang anak.
Sebelum meninggal, Iyus dan Anwar berprofesi sebagai petani.
Kesedihan Salim semakin menjadi-jadi saat menyadari bahwa tanaman yang ditanam sang adik belum selesai, tapi adiknya sudah wafat.
"Iyus sehari-hari menanam palawija, tanam semangka, sekarang tanaman semangkanya belum selesai. Usianya sekitar 51. Anwar pekerjaannya tanam padi, tanam cabai. Petani dua-duanya," pungkas Salim sambil menangis.
Terkait dengan aktivitas mendatangi lokasi pemusnahan amunisi, Salim bercerita bahwa kegiatan itu rutin dilakukan oleh warga sekitar.
Bahkan kata Salim, bukan cuma para korban saja, tapi juga warga lainnya biasa mendatangi lokasi tersebut.
Tapi biasanya di momen tersebut TNI sangat ketat melakukan penjagaan.
"Dijaga-jaga sama TNI semua, tiap lubang dijaga sama TNI, jangan ada yang masuk, kan dijaga terus sebelum meledak itu. Tapi memang sebelum meledak enggak ada yang masuk siapapun juga, tidak berani," imbuh Salim.
Terkait dengan alasan Iyus dan Anwar nekat mendatangi lokasi peledakan amunisi, Salim bercerita.
Bahwa mereka nekat karena butuh uang.
"Memang kebiasaannya gitu, malah bukan Iyus doang, malah banyak orang cari barang bekas di lokasi. Iya untuk dijual lagi buat beli beras, buat makan anaknya, buat makan dia," kata Salim.
Kini, pasca-dua adiknya tewas, Salim cuma bisa pasrah.
Pria paruh baya itu berharap agar dua adiknya mendapatkan keadilan dari musibah yang dialaminya.
"Saya enggak banyak minta, terserah, ada kebijakan kali pasti saya terima, itu kan udah nasib. Mudah-mudahan ada kebijakan dari pihak pemerintah atau seharusnya ada dari TNI, ya saya terima kasih sebelumnya. Tapi belum ada cerita sampai saat ini," pungkas Salim.
Pemicu Korban Tewas
Penyebab 13 korban tewas saat pemusnahan amunisi militer di Garut, Jawa Barat dipicu warga 'Balapan' mendekat saat asap belum hilang
Pemusnahan sejumlah amunisi expired tersebut dilakukan di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Senin (12/5/2025)pagi. Ledakan yang memakan belasan korban jiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.
Rupanya peledakan amunisi expired tersebut dilakukan di lahan milik Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Garut.
Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, dilansir dari KompasTV.
"Untuk lahan peledakan yang digunakan adalah lahan BKSDA Kabupaten Garut," ujarnya.
Menurut Kristomei Sianturi, lahan tersebtu sudah rutin digunakan sebagai lokasi pemusnahan amunisi expired.
Kristomei pun mengakui masyarakat kerap datang untuk mengambil sisa-sisa serpihan logam dari granat atau mortir yang sudah diledakkan.
"Tembaga atau besi bekas dari granat atau mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil. Kita akan dalami kenapa itu bisa terjadi," ujarnya.
Dalam video yang diterima TribunJabar.id, nampak amunisi-amunisi kedaluwarsa diledakan di lahan kosong dari kejauhan.
Tak lama berselang setelah ledakan, nampak datang warga menggunakan sepeda motor mendekati lokasi ledakan.
Mereka mengendarai motor bak saling adu cepat mendekati lokasi ledakan, padahal asap dari ledakan belum hilang dan masih membubung tinggi.
Kedatangan warga sipil menggunakan sepeda motor tersebut tak sampai 10 detik setelah amunisi-amunisi diledakkan.
Kondisi Korban Tak Utuh
Ngeri, kondisi 13 korban tewas saat pemusnahan Bom Kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat, pada Senin (13/5/2025).
Direktur RSUD Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Lulu Fahrizah Balqis mengatakan ada 13 korban tewas dalam insiden saat pemusnahan amunisi, Senin (12/5/2025).
Sebelumnya diketahui ada 11 korban meninggal dunia, namun RSUD Pameungpeuk mengatakan ada 13 jenazah yang diterima.
“Tadi pukul 10.30 WIB kami menerima kiriman jenazah, ada 13 yang kami terima, yaitu empat korban TNI dan sembilan korban sipil,” kata Lulu dikutip dari Kompas TV.
Menurut Lulu, kondisi para korban saat dibawa ke RSUD Pameungpeuk dalam keadaan tak utuh.
Sehingga pihak rumah sakit mengalami kesulitan dalam melakukan identifikasi.
"Agak ada kesulitan, karena jenazah yang datang itu sudah berupa serpihan," kata dia.
Meski begitu, ada juga beberapa korban yang masih utuh dan bisa dikenali.
"Ada juga yang memang utuh, tapi kebanyakan sudah terpecah-pecah," ungkapnya.
Dari 13 jenazah itu, kata Lulu, pihak RSUD Pameungpeuk sudah menerima identitasnya.
"Untuk nama-namanya sudah kami terima, 13 jenazah sudah ada identitasnya masing-masing," jelas dia lagi.
Untuk empat korban anggota TNI, kata Lulu, saat ini sedang diidetifikasi oleh fokter forensik dari TNI.
"Kalau untuk korban yang TNI, di RS kami tidak ada dokter forensik, jadi kami mendapat bantuan dari satuan yang ada di sana untuk mengidentifikasi korban TNI yang ada di kami," tuturnya.
Selain korban meninggal dunia, Lulu juga mendapat informasi ada beberapa korban luka yang dibawa ke IGD RSUD Pameungpeuk.
"Saya belum dapat korban yang korban luka, sepertinya menurut laporan awal ada beberapa yang masuk ke IGD kami, tapi belum tahu berapa jumlahnya," kata Lulu lagi.
Untuk saat ini belum semua jenazah selesai diidetifikasi, karena kondisinya mengenaskan.
"Ada yang bisa diidetifikasi, ada yang tidak. Ada yang berupa potongan, ada yang kakinya sudah lepas, ada yang hanya perutnya saja, kalau dilihat dari fotonya," ungkapnya.
Sementara itu, Kapendam III Siliwangi Kolonel Inf Mahmuddin Abdillah sebelumnya mengatakan ada 11 korban tewas dalam insiden itu.
"Saat ini informasinya ada dua personil TNI, kemudian masyarakat sipil ada sembilan," kata dia.
Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi menjelaskan bahwa pihaknya sedang melakukan investigasi terkait amunisi yang meledak itu.
Namun ia memastikan bahwa lokasi peledakan memang biasa dilakukan.
"Lahan milik BKSDA yang sudah rutin dilakukan pemusnahan," katanya dalam wawancara di Kompas TV.
Ia menuturkan, masyarakat sudah terbiasa datang ke lokasi usai peledakan untuk mengambil sisa-sisa amunisi.
"Biasanya selesai peledakan, masyarakat datang untuk mengambil sisa-sisa ledakan. Bekas granat, bekas mortir, biasanya masyarakat mengambil logam tersebut," tuturnya.
Namun rupanya saat masyarakat hendak mengumpulkan logam itu, terjadi ledakan lagi.
"Sedang kita dalami kenapa ada ledakan kedua, sehingga ketika masyarakat ke sana meledak lagi," ucap Kristomei.
Ia mengatakan, amunisi yang diledakkan itu sudah kedaluarsa dan tidak bisa diprediksi ledakannya.
"Namanya amunisi sudah kedaluarsa ini kita tidak bisa perkirana, isiannya memang sesuai atau tidak, pemantiknya juga masih sesuai tidak, namanya amunisi bekas pasti sudah tidak sesuai," kata dia.
Kristomei juga menegaskan kalau peledakan amunisi itu memang sudah rutin dilakukan oleh pihaknya.
"Ada granat, mortir yang belum sempat dipakai tapi sudah kadaluarsa, sehingga rutin bagi kami untuk memusnahkan amunisi itu," jelasnya.
Ia pun memastikan bahwa adanya masyarakat usai peledakan itu memang sudah jadi kebiasaan warga di sekitar.
"Itu sudah kebiasaan masyarakat, jika sudah meledak dan aman mereka akan mendekat. Itu yang kita akan dalami," katanya.
Pihaknya juga sudah mengamankan sisa amunisi lain yang belum sempat diledakkan.
"Kita menduga ada sisa amunisi lainnya, kita sterilkan agar tidak ada masyarakat yang mendekat ke lokasi tersebut," tandasnya.
13 Korban Padahal Tempat Rutin Pemusnahan
Penyebab pemusnahan bom kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat yang memakan korban masih penuh misteri.
Dari sebelumnya 11 orang dikabarkan jadi korban, kini menjadi 13 orang.
Empat korban di antaranya merupakan anggota TNI dan 9 warga sipil.
Peristiwa tersebut terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) pagi.
Ledakan terjadi pada Senin pagi (12/5/2025) sekitar pukul 09.30 WIB, di lokasi yang selama ini dikenal sebagai tempat rutin pemusnahan amunisi militer.
Diduga sejumlah warga mendekat ke area untuk mencari selongsong bom yang bernilai ledak tinggi.
Menurut warga setempat, kegiatan semacam ini memang sudah sering dilakukan sebelumnya, dan biasanya warga mendapat imbauan untuk menjauh dari lokasi.
“Sudah beberapa kali ada pemusnahan di sini. Warga biasa diperingatkan agar tidak mendekat,” ujar jurnalis Kompas TV, Ridwan Mustafa dalam laporan live Breaking News Kompas TV, Senin.
Namun berbeda dari sebelumnya, kali ini pemusnahan justru menimbulkan petaka.
Korban ditemukan di sekitar titik ledakan, dan beberapa langsung dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk, Garut Selatan.
Saat ini lokasi kejadian sudah disterilkan oleh petugas dan tidak diperbolehkan diakses oleh warga maupun pihak yang tidak berkepentingan.
Sejumlah saksi mata menyebut bahwa sebelum pemusnahan dilakukan, sudah ada pemberitahuan dari petugas kepada warga untuk menjauh.
Namun belum diketahui apakah seluruh warga sudah benar-benar menjauh dari radius berbahaya.
Berikut Daftar Lengkap Nama 13 Korban
Personel TNI AD:
- Kolonel Cpl Antonius Hermawan (Kepala Gudang)
- Mayor Cpl Anda Rohanda
- Kopral Dua Erik Priambodo
- Prajurit Satu Aprio Seriawan
Warga sipil:
- Agus bin Kasmin
- Ipan bin Obur
- Anwar bin Inon
- Iyus Ibin bin Inon
- Iyus Rizal bin Saifullah
- Totok
- Bambang
- Rustiawan
- Endang
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi Angkat Bicara soal Tragedi Ledakan Amunisi Kedaluwarsa |
![]() |
---|
Curhat Pilu Kekasih Pratu Afrio yang Tewas saat Ledakan Amunisi di Garut, Ingin Nikah Bulan Depan |
![]() |
---|
Nasib Pilu Pratu Afrio Ikut Tewas saat Insiden Ledakan Amunisi di Garut, Rencana Menikah Bulan Depan |
![]() |
---|
Terkuak Pengakuan Warga Dapat Bayaran Rp 150 Ribu, Kini 9 Warga Tewas Ledakan Amunisi TNI di Garut |
![]() |
---|
Terkuak Rekaman Detik-detik 12 Motor 'Balapan' Mendekat saat Ledakan Amunisi di Garut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.