Ledakan Bom Kedaluwarsa di Garut

TNI AD Buka Suara soal Keluarga Sebut Korban Ledakan Amunisi di Garut Kerja untuk TNI Bukan Pemulung

TNI AD Buka Suara soal Keluarga Sebut Korban Ledakan Amunisi di Garut Kerja untuk TNI

Editor: Hendrik Budiman
Dok/TribunJabar.id
LEDAKAN BOM - Kolase Video ledakan (Kiri) dan Kantong jenazah korban ledakan (kanan). TNI AD buka suara soal keluarga sebut korban ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat kerja untuk TNI. 

Mendengar hal tersebut, Dedi Mulyadi sempat terdiam.

Terkait dengan keahlian membongkar selongsong peluru, Agus mengaku tak punya bukti sertifikasi.

"Posisi bapak bukan mulung, bukan berburu besi bekas? bukan berburu selongsong?" tanya Dedi Mulyadi.

"Bukan bapak," beber Agus.

"Posisi di situ bekerja, kuli dengan upah sehari Rp150 sampai Rp200 ribu. Yang dapat gaji Rp200 siapa?" tanya Dedi lagi.

"Almarhum pak Iyus, sesepuh," jawab Agus.

Meski begitu, beberapa pekerja yang membantu TNI dalam memreteli amunisi itu juga ada yang bekerja mengumpulkan serpihan peluru yang diledakkan.

Hasilnya pun bakal dijual.

"Kan di sana bukan posisi mulung tapi posisi kerja. Pertanyaannya di antara ini suka bawa besi dijual enggak?" tanya Dedi Mulyadi.

"Dijual bapak," akui Agus.

"Berarti suka mulung juga," imbuh Dedi.

"Iya, di luar (gaji Rp150 ribu) buat tambahan. Dapat kadang Rp50 ribu kadang Rp100 ribu," ujar Agus.

"Dijualnya ke mana?" tanya Dedi.

"Ada pengepulnya," kata Agus.
 
Sebelumnya, Rustiawan, salah satu warga lainnya yang terlibat dalam persiapan pemusnahan amunisi tersebut ikut menjadi korban tewas.

Tak sendiri, ia bersama sejumlah temannya yang turut ikut dalam proses pemusnahan itu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved