Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Suryadi Jaya
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU TENGAH – Sebanyak 10 siswa dari SDN 3 Bengkulu Tengah mendapatkan sanksi dari guru karena tidak membawa bekal makanan pada Sabtu (26/4/2025).
Sanksi yang diberikan adalah larangan mengikuti proses belajar mengajar (PBM) selama satu hari penuh.
Tindakan ini memicu kemarahan para orang tua murid, yang menganggap hukuman tersebut berlebihan.
"Kalau anak kami tidak membawa buku atau tidak mengerjakan PR, wajar dihukum. Tapi kalau hanya karena tidak membawa bekal, rasanya tidak adil," kata Azmi Kartika, salah satu wali murid, pada Selasa (29/4/2025).
Setelah pulang sekolah, anak-anak yang terkena hukuman melaporkan kejadian ini kepada orang tua masing-masing, yang kemudian menyampaikan protes melalui grup WhatsApp sekolah.
"Anak saya bilang, 'Bu, saya tidak boleh masuk kelas gara-gara tidak bawa bekal.' Ini hukuman yang menurut kami tidak masuk akal," ungkap Azmi menirukan ucapan anaknya.
Insiden yang terjadi di kelas 3 SDN 3 Bengkulu Tengah ini mendapat perhatian Kepala Sekolah, Basoeki Rachmat.
"Melihat perdebatan di grup WhatsApp, hari ini saya meminta guru yang bersangkutan dan seluruh wali murid untuk berkumpul dan membahas masalah ini," ujar Basoeki, Senin (29/4/2025).
Menurut Basoeki, dengan duduk bersama antara guru dan orang tua, persoalan ini diharapkan bisa diselesaikan dengan baik tanpa menimbulkan masalah baru.
Ia menjelaskan, kebiasaan membawa bekal setiap hari Sabtu biasanya dilakukan dua kali sebulan atau sebulan sekali, namun sudah menjadi rutinitas di sekolah. Kebetulan pada Sabtu lalu ada beberapa siswa yang tidak membawa bekal, sehingga terjadilah insiden tersebut.
Terkait pemberian sanksi, Basoeki menegaskan bahwa hal itu sepenuhnya diserahkan kepada guru yang bersangkutan, namun tetap harus mempertimbangkan batasan-batasan tertentu.
"Upaya mendisiplinkan siswa memang perlu, tetapi harus ada ukuran yang jelas," tegas Basoeki.