TRIBUNBENGKULU.COM – Produksi tanaman obat kunyit di Provinsi Bengkulu dalam lima tahun terakhir menunjukkan fluktuasi signifikan.
Dari data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu 'Produksi Tanaman Biofarmaka (tanaman obat) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Bengkulu', total produksi kunyit Bengkulu pada tahun 2024 tercatat mencapai 5.794.202 kilogram, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, namun masih di bawah capaian tertinggi yang terjadi pada 2021.
Secara umum, produksi mengalami lonjakan dari 4.089.987 kilogram pada 2020 menjadi puncaknya sebesar 6.313.750 kilogram pada 2021, kemudian sempat turun pada 2023 sebelum kembali naik di 2024.
Rejang Lebong Tetap Jadi Sentra Kunyit Bengkulu
Tidak hanya mendominasi tanaman obat jenis jahe, Kabupaten Rejang Lebong selama lima tahun berturut-turut juga menjadi penyumbang terbesar produksi kunyit di Provinsi Bengkulu.
Pada 2024, daerah ini memproduksi 5.164.959 kilogram kunyit, naik dibanding 2023 yang sebesar 5.088.987 kilogram.
Angka ini mencerminkan sekitar 89 persen dari total produksi provinsi, menjadikan Rejang Lebong sebagai pusat produksi kunyit utama di Bengkulu.
Performa Kabupaten/Kota Lain
Beberapa daerah lainnya juga mencatatkan perubahan signifikan:
Bengkulu Selatan cukup stabil, dengan produksi di kisaran 15.000-an kilogram sepanjang 2020–2024.
Kepahiang mencatat lonjakan produksi tajam dari 20.040 kilogram pada 2020 menjadi 303.605 kilogram pada 2024.
Bengkulu Utara naik signifikan dari 64.232 kilogram (2023) menjadi 140.421 kilogram (2024).
Sebaliknya, Seluma mengalami penurunan tajam. Setelah mencapai 149.388 kilogram pada 2020, produksinya menyusut drastis menjadi hanya 142 kilogram di 2024.
Kaur sempat mengalami lonjakan besar pada 2021 dengan produksi mencapai 1.410.078 kilogram, namun turun drastis ke 102.924 kilogram pada 2024.
Baca juga: 2 Daerah Ini Penghasil Jahe Terbesar di Bengkulu, Rejang Lebong Mendominasi
Tren Provinsi: Fluktuatif Tapi Cenderung Stabil