Galeri UMKM Bengkulu

Kisah Yenny Pembuat Batik Sekundang Rukis Bengkulu Selatan Hanya Bermodal Rp500 Ribu

Cerita pemilik sekaligus pembuat batik Sekundang Rukis, Bengkulu Selatan Yenny yusirana, berlokasi di depan Simpang Tugu Rukis Manna.

Penulis: Nur Rahma Sagita | Editor: Hendrik Budiman
TribunBengkulu.com/Nur Rahma Sagita
BATIK SUKUNDANG RUKIS - Yenny saat didampingi suami pemilik sekaligus pembuat batik Sekundang Rukis, Bengkulu Selatan, Sabtu (22/11/2025). Cerita Yenny Yusirana pemilik sekaligus pembuat batik Sekundang Rukis, Bengkulu Selatan , berlokasi di depan Simpang Tugu Rukis Manna, Bengkulu Selatan. 
Ringkasan Berita:
  • Cerita Yenny Pembuat Batik Sekundang Rukis Asal Bengkulu Selatan, Bermodalkan Rp 500 Ribu
  • Awal mula dirinya membatik selain mendapat dukungan penuh dari keluarga terutama sang suami 
  • Yenny memberanikan diri mencoba dengan modal awal Rp500 ribu untuk membeli barang dan percobaan membatik di rumah

 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Nur Rahma Sagita 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU SELATAN - Cerita Yenny Yusirana pemilik sekaligus pembuat batik Sekundang Rukis, Bengkulu Selatan , berlokasi di depan Simpang Tugu Rukis Manna, Bengkulu Selatan.

Awal mula dirinya membatik selain mendapat dukungan penuh dari keluarga terutama sang suami bernama Rizani.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bermula saat dirinya mengikuti pelatihan dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bengkulu Selatan.

“Jadi saya mengikuti pelatihan di Akhir bulan Desember tahun 2022, sebanyak 7 peserta termasuk saya mengikuti pelatihan itu selama 5 hari. Sehingga dengan awal inilah membuat saya berpikir bahwa membatik merupakan bisnis yang menjanjikan,” ujar Yenny saat diwawancarai TribunBengkulu.com, Sabtu (22/11/2025).

Setelah selesai belajar membatik yang hanya memakan waktu 5 hari dirinya menjadi lebih tertantang lagi karena adanya pesanan batik sabanyak 7 orang untuk seragaman.

“Saya terima dengan rasa gemetar takut batik itu tidak jadi, ternyata alhamdulillah waktu itu saya buat ciri khas saya kontemporer. Jadi mereka sangat berminat sekali dengan motif itu karena motif kekinian,” ungkap Yenny.

Awal baru dirinya membuka usaha batik, selain semangat dukungan dari keluarga dengan kakak ipar dan suaminya yang masing-masing sudah ada tugas tersendiri.

“Alhamdulillah saya bisa berdiri sekarang berkat dukungan keluarga dan suami tercinta saya yang semangatnya luar biasa untuk mendukung bisnis ini,” lanjutnya.

Baca juga: Oase Gallery UMKM Bengkulu, Lestarikan Batik Besurek Hingga Dongkrak Ekonomi Warga

Tidak hanya dukungan keluarga, tentunya usaha ini memerlukan modal yang cukup besar karena untuk membeli alat yang relatif harganya mahal mulai dari membeli cat dan kain serta perlengkapkan lain.

Namun, meskipun begitu ia tidak putus semangat untuk memulai usaha ini.

“Sebenarnya untuk modal awal itu lumayan mahal, namun saya beranikan diri mencoba dengan modal awal Rp 500 ribu untuk membeli barang dan percobaan membatik di rumah,” kata Yenni.

Namun didalam membuka usaha, tantangan menjadi hal yang wajar, seperti gagal membatik pun sudah pernah ia alami.

Waktu belajar 5 hari di Disperindagkop merupakan waktu yang singkat untuk awal memulai usahanya.

“Selain belajar di Disperindagkop sebenarnya saya juga belajar lewat otodidat yaitu melalui media youtube disitu saya dan suami mempelajari apa saja langkah yang salah saat gagal membatik,” tegas Yenny.

Dengan ini Yenny berharap usaha UMKM ini dapat lebih dilihat oleh masyarakat dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah untuk bisa memperkenalkan dan membawa hasil karya Batik Sekundang Rukis ini.

“Kami berharap karya batik ini bisa dikenal oleh masyarakat banyak, karena batik sekundang mempunyai ciri khas Daun Talas, Pakis, dan bunga Reflesia serta garis bergelombang merupakan ciri khas dari batik hasil karya yang saya buat sendiri,” kaya Yenny.

Sumber: Tribun Bengkulu
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved