Keracunan Massal di Lebong

Orang Tua di Kepahiang Khawatir Kualitas Makanan MBG Usai Keracunan Massal di Lebong Bengkulu

Orang tua di Kepahiang cemas soal kualitas makanan MBG usai kasus keracunan massal di Lebong.

|
Penulis: Romi Juniandra | Editor: Ricky Jenihansen
Romi Juniandra/TribunBengkulu.com
MBG KEPAHIANG - Riki, salah satu orang tua murid di Kepahiang, Bengkulu, Jumat (29/8/2025). Ia khawatir kasus keracunan MBG di Lebong terjadi juga di Kepahiang. 

“Ya, dapur umum MBG sudah disegel, ketua dapurnya juga telah diamankan sementara, kita nanti kita tunggu hasilnya,” ujar Kapolda, Kamis (28/8/2025).

Kapolres Lebong AKBP Agoeng Ramadhani, melalui Kasubsi PIDM Humas Aipda Syaiful Anwar, juga membenarkan informasi tersebut.

Menurutnya, penutupan dapur MBG dilakukan untuk kepentingan penyelidikan hingga penyebab pasti dugaan keracunan dapat dipastikan. 

Pihak dapur MBG juga ada yang diamankan untuk diperiksa.

“Untuk ketua dapur MBG diamankan sementara di Polres Lebong. Tujuannya untuk dimintai keterangan, sementara dapur ditutup sampai proses penyelidikan selesai,” jelas Aipda Syaiful.

Menu Makanan

Untuk diketahui, menu MBG yang dibagikan saat itu terdiri dari satu buah jeruk, mie tepung, empat pentol bakso, tahu goreng, serta sayur tumis jagung.

Makanan tersebut diketahui dimasak pada malam sebelumnya di dapur MBG Desa Lemeupit, Kecamatan Lebong Sakti, kemudian dibagikan kepada siswa pada siang harinya.

Tak lama setelah menyantap makanan itu, para siswa mulai jatuh sakit secara bersamaan. Siswa TK hingga SD langsung menunjukkan gejala keracunan, sedangkan siswa SMP dan guru mulai merasakan gejala sejak sore harinya.

Ada pula sejumlah siswa yang tidak mengalami keracunan. Mereka memilih tidak memakan makanan tersebut karena tercium bau yang aneh.

Hingga saat ini, pihak dapur MBG maupun SPPG belum dapat dimintai keterangan. Informasi yang diperoleh menyebutkan ketua dapur MBG sudah diamankan Polres Lebong untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lebong, Fakhrurrozi, menegaskan pelaksanaan MBG tidak pernah melalui koordinasi dengan Disdikbud maupun Pemerintah Kabupaten Lebong.

Bahkan, pihaknya tidak mengetahui jadwal pembagian makanan MBG di sekolah-sekolah, termasuk menu yang akan dibagikan.

"Iya, tidak pernah dikoordinasikan dengan pihak Disdikbud. Kami bahkan tidak tahu ada jadwal pembagian MBG ke sekolah-sekolah, termasuk menunya juga," ujar Fakhrurrozi.

Sampel Diuji Laboratorium

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebong, Rachman, mengatakan pihaknya telah menurunkan tim khusus untuk menyelidiki penyebab keracunan tersebut.

Semua sampel makanan dari dapur MBG telah diamankan dan kini tengah diperiksa di laboratorium.

“Sudah, sampel telah kita ambil. Sekarang masih diperiksa di laboratorium,” ungkap Rachman kepada TribunBengkulu.com.

Ia menjelaskan, berdasarkan diagnosa sementara, para siswa mengalami intoksikasi makanan atau keracunan makanan.

Meski demikian, untuk memastikan penyebab pastinya, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium.

“Apakah karena sudah basi atau tidak higienis atau seperti apa. Kita tunggu hasil labnya dulu, nanti baru bisa kita ketahui penyebab keracunannya,” tambah Rachman.

Sementara itu, salah satu orangtua siswa yang enggan disebutkan namanya mengaku sempat curiga dengan makanan yang dibagikan hari ini.

Ia menyebut aroma hidangan tersebut terasa tidak sedap. Beruntung, anaknya tidak sempat memakannya karena mencium bau yang kurang enak.

“Anak saya untungnya tidak makan tadi, katanya memang agak aneh baunya. Itu teman-temannya keracunan semua yang makan tadi,” jelasnya.

Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved