Berita Kepahiang

Warga Kepahiang Mengaku Sedih Rumahnya Ditempeli Stiker Keluarga Miskin, Tahan Malu demi Bansos

Rumah-rumah warga penerima manfaat bantuan sosial (bansos) di Kepahiang, Bengkulu, kini ditempeli stiker 'Keluarga Miskin'.

Penulis: Romi Juniandra | Editor: Ricky Jenihansen
Romi Juniandra/TribunBengkulu.com
STIKER KELUARGA MISKIN - Warga penerima manfaat bansos di Kepahiang, Provinsi Bengkulu pada Selasa (28/10/2025). Mereka mengaku menerima ditempeli stiker keluarga miskin, meski ada perasaan malu dan sedih. 

Ringkasan Berita:
  1. Rumah penerima bansos di Kepahiang ditempeli stiker 'Keluarga Miskin'.
  2. Stiker berukuran 40x50 cm, tulisan merah tebal.
  3. Sebagian warga pasrah, sebagian merasa malu dan tersinggung.

 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

TRIBUNBENGKULU.COM, KEPAHIANG – Rumah-rumah warga penerima manfaat bantuan sosial (bansos) di Kepahiang, Bengkulu, kini ditempeli stiker ‘Keluarga Miskin’.

Stiker ini memiliki ukuran sekitar 40x50 cm, dengan tulisan tebal dan besar berwarna merah bertuliskan 'Keluarga Miskin'.

Stiker ditempelkan di depan rumah penerima manfaat, di samping pintu atau di atas jendela.

Perasaan penerima manfaat beragam, namun kebanyakan mengaku menerima dan pasrah rumah mereka ditempeli stiker ini.

Salah satu penerima manfaat di Kelurahan Pensiunan, Sri Mulyati, mengaku tidak masalah jika rumahnya ditempelkan stiker tersebut.

Menurut Sri, dirinya hanya seorang ibu rumah tangga, janda, dan kini hidup bersama seorang anak.

Kebutuhan hidup sehari-hari dipenuhi sang anak, yang bekerja mengelola odong-odong atau wahana permainan anak-anak di Pasar Kepahiang. Penghasilan sang anak tidak menentu, hanya cukup untuk makan sehari-hari.

"Jadi, ibuk tidak masalah. Memang keadaan kita seperti ini. Tidak keberatan," kata Sri kepada TribunBengkulu.com, Selasa (28/10/2025) pukul 13.45 WIB.

Masih di kawasan Kelurahan Pensiunan, warga penerima manfaat lain, Nur Asmara, juga mengaku menerima stiker 'Keluarga Miskin' di dinding rumahnya.

Hanya saja, di dalam hati, Nur mengakui ada perasaan malu dan sedih. Apalagi, dirinya sempat menjadi bahan ejekan oleh beberapa kenalan.

Akan tetapi, karena dirinya janda, dan penghasilannya berasal dari berjualan kecil-kecilan dengan pendapatan tidak menentu, Nur harus menahan rasa malu dan sedih ini.

Ditambah, ada anaknya yang masih sekolah dan membutuhkan biaya besar, sehingga bansos dari pemerintah masih sangat dibutuhkan.

"Banyak kawan-kawan yang mengejek, biarlah. Karena kita memang butuh, memang menerima," ujar Nur.

Baca juga: Ditempeli Stiker Keluarga Miskin, Ratusan Penerima Bansos di Kepahiang Bengkulu Mendadak Mundur

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved