Penemuan Rafflesia Hasseltii
Kisah Pencarian Istimewa Septian Andriki Temukan Rafflesia Hasseltii Setelah 13 Tahun Penantian
Kisah pegiat konservasi Bengkulu Septian Andriki dalam pencarian Bunga Rafflesia Hasselti.
Penulis: Bima Kurniawan | Editor: Hendrik Budiman
"Itu 90 derajat dengan 1 jam perjalanan menanjak dan 1 jam menurun dengan track bebatuan serta melewati sungai," jelas Septian.
Saat sampai dilokasi, Iswandi yang berjalan didepan mengabarkan kepadanya bahwa bunga tersebut tidak mekar.
"Lemas saya dapat kabar itu takut dibilang bohongi chris dan dibilang trip gagal mungkin. Ternyata saat sampai Rafflesia itu sedang dalam proses mekar," jelas Septian.
Hal tersebut membuat tangis histeris septian pecah terharu dengan emosional yang meluap.
"Itu lah keluar momen tangis histeris saya, emosional saya meluap," kata Septian.
Lantas Siapa Sosok Septian Andriki atau Deki?
Septi Andriki, atau akrab disapa Deki, dulunya bekerja sebagai guru pendidikan jasmani di sekolah dasar.
Ia kemudian terlibat dalam ekspedisi bersama ilustrator botani dari Oxford University, Chris Thorogood.
Kolaborasi keduanya ternyata berawal dari komunikasi sederhana melalui pesan langsung (DM) pada masa pandemi Covid-19 tahun 2019.
Deki mengaku kecintaannya pada Rafflesia bermula dari rasa ingin meluruskan pemahaman murid-muridnya mengenai perbedaan Rafflesia dan bunga bangkai (Amorphophallus).
"Saya itu, basic saya adalah guru Penjas. Saya mengabdi 7 tahun, akhirnya saya dititipin buku pelajaran," katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/11/2025).
Ia menyadari banyak siswa sekolah dasar mengira kedua flora tersebut sama.
Berangkat dari keinginan mengedukasi murid, Deki mulai melakukan eksplorasi kecil-kecilan.
"Saya awalnya coba ekspedisi kecil-kecilan dengan anak-anak Karang Taruna, saya coba cari lagi, dapat 10 habitat. Akhirnya saya berhenti mengajar," ujarnya.
Sejak 2013, Rafflesia Hasseltii menjadi target utama pencarian Deki.