Makan Bergizi Gratis di Bengkulu
Breaking News: Heboh! Surat Pernyataan MBG di Rejang Lebong, Larang Orangtua Tuntut Jika Keracunan
Tak hanya itu, orangtua juga dibebankan tanggung jawab mengganti rugi sebesar Rp80 ribu jika tempat makan siswa rusak.
Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Hendrik Budiman
TRIBUNBENGKULU.COM - Warga Rejang Lebong Bengkulu digegerkan dengan beredarnya surat pernyataan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang meminta orangtua siswa untuk tidak menuntut pihak sekolah jika anak mereka mengalami keracunan.
Surat yang beredar di sejumlah sekolah itu sontak memicu keresahan, terutama setelah sebelumnya sempat terjadi kasus keracunan massal akibat konsumsi makanan dari program serupa.
Dalam surat tersebut, orangtua diminta memilih antara menerima atau menolak program MBG.
Namun yang menjadi sorotan, jika memilih menerima, mereka harus menyatakan kesediaan untuk tidak menempuh jalur hukum apabila anak mengalami gangguan kesehatan akibat makanan yang disediakan.
Baca juga: Belum Ada Dapur MBG di Rejang Lebong Kantongi SLHS, SPPG Targetkan Segera Tersertifikasi
Tak hanya itu, orangtua juga dibebankan tanggung jawab mengganti rugi sebesar Rp80 ribu jika tempat makan siswa rusak.
Kondisi ini menuai kritik dari berbagai pihak. Banyak yang menilai surat tersebut dari penyelenggara program, yang seharusnya menjamin keamanan dan kualitas makanan yang diberikan kepada siswa.
Terkait hal ini, Disdikbud Rejang Lebong langsung turun ke sekolah-sekolah tersebut. Dimana surat pernyataan ini murni dibuat langsung pihak sekolah tanpa koordinasi ke pihak dinas, pada Senin (27/10/2025).
Program MBG sejatinya bertujuan mulia untuk meningkatkan gizi anak sekolah, namun polemik ini menimbulkan pertanyaan besar soal pengawasan, transparansi, dan tanggung jawab penyelenggara.
Cerita Guru MBG untuk Siswa SMPIT KU Rejang Lebong Bengkulu Diduga Basi
Sebelumnya, cerita guru temukan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) tak layak konsumsi di SMPIT Khoiru Ummah (KU) Rejang Lebong, Bengkulu, pada Jumat (3/10/2025).
Salah satu makanan dalam menu MBG diterima pihak sekolah yang berada di Desa Teladan Kecamatan Curup Selatan ini diduga basi atau tidak layak konsumsi.
Wakil Kepala (Waka) Kesiswaan SMPIT KU Rejang Lebong, Purba Sentosa, menceritakan kronologi temuan menu tak layak konsumsi.
Bermula saat ia mendapat informasi ada salah satu menu MBG yang bermasalah, yakni pada kentang.
Saat dicicipi, ternyata tidak ada masalah. Namun sebagai penanggung jawab sebelum MBG dibagikan kepada siswa, ia tetap melakukan pemeriksaan menyeluruh.
"Awalnya saya dapat informasi itu kentangnya yang bermasalah, pas saya cicip itu tidak ada masalah," ucap Purba.
Saat giliran memeriksa bakso yang menjadi bagian dari menu somay, Purba kaget lantaran kondisi bakso sudah berbau, berair, dan lengket.
Bahkan saat ia melihat bakso itu langsung teringat kejadian keracunan MBG di Kabupaten Lebong.
"Saya langsung teringat kejadian keracunan di Kabupaten Lebong, jadi segera saya laporkan ke kepala sekolah dan memutuskan untuk mengembalikan MBG itu," ujarnya.
Purba tidak bisa memastikan apakah makanan tersebut benar-benar sudah basi atau tidak.
Namun menurutnya jelas makanan itu tidak layak konsumsi. Ia khawatir jika tetap dibagikan akan menimbulkan kasus keracunan massal.
"Kalau basi atau tidaknya, saya tidak tahu, yang jelas itu tidak layak konsumsi," lanjutnya.
Bukan hanya satu kotak saja yang bermasalah. Dari hasil pemeriksaan terhadap sekitar 19 ompreng MBG, ia menemukan masalah yang sama pada bakso somay.
Di mana sekolah tersebut menerima total 338 ompreng MBG sesuai jumlah siswa penerima.
"Lebih baik dikembalikan daripada membahayakan kesehatan anak-anak," tegas Purba.
Penjelasan Kepsek
Kepala Sekolah SMPIT Khoiru Ummah, Putra Tunggal, menjelaskan bahwa salah satu menu MBG yang diberikan pada siswa terindikasi tidak layak konsumsi.
Menu MBG yang diterima pihak sekolah berisi telur rebus, susu, buah, dan somay dengan tambahan bakso.
Namun, dari bakso somay itu dicurigai bermasalah sehingga membuat sekolah mengambil langkah cepat yakni tidak membagikannya.
“Kami tidak bisa memastikan itu basi, tapi kuat dugaan tidak layak dikonsumsi karena tercium bau tidak sedap, lengket, berair, dan berbau,” ujarnya.
Menurutnya, hal itu baru pertama kali terjadi sejak sekolah tersebut mendapatkan program MBG dua bulan lalu.
Dari total 338 murid penerima MBG, seluruh makanan langsung dikembalikan ke penyedia. Karena saat diperiksa, memang ada bau tak sedap dari menu MBG yang dibagikan.
“Karena kondisi itu, kami putuskan MBG hari ini dikembalikan. Kami tidak mau ambil risiko,” kata Putra Tunggal.
Lebih lanjut, pihak sekolah sudah mengimbau orang tua siswa agar menyiapkan bekal tambahan bagi anak-anak mereka.
Pasalnya pada hari Jumat (3/10/2025) ini, siswa dijadwalkan pulang lebih sore pukul 17.00 WIB karena adanya kegiatan tambahan di sekolah.
“Untuk sementara kami sarankan para orang tua memberikan atau mengantarkan bekal dari rumah karena MBG tidak jadi kami bagikan,” jelasnya.
Makan Bergizi Gratis di Bengkulu
Keracunan Makan Bergizi Gratis
Makan Bergizi Gratis di Rejang Lebong
Makan Bergizi Gratis
Rejang Lebong
MBG di Bengkulu
| Dapur SPPG Polres Bengkulu Selatan Akan Dilaunching 22 Oktober 2025 |
|
|---|
| Dinkes Bengkulu Selatan : Empat Dapur MBG Masih Proses SLHS Hindari Terjadi Keracunan-Tidak Layak |
|
|---|
| Dapur MBG ke-3 di Bengkulu Tengah Resmi Beroperasi, Dikelola Yayasan Nusantara Maju Mapan |
|
|---|
| Langkah SPPG Muara Dua Bengkulu Antisipasi Keracunan MBG di Sekolah, Hindari Menu Mi-Bakso |
|
|---|
| Pendap dan Rebung Dilirik Jadi Menu MBG untuk Siswa di Bengkulu |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.