Bayi Tewas di Rejang Lebong
Kondisi Tragis Bayi Tewas Disiksa Ayah Kandung di Rejang Lebong: Perut dan Wajah Lebam, Tangan Remuk
Bayi 5 bulan di Rejang Lebong tewas penuh lebam dan tangan remuk setelah diduga dianiaya ayah kandungnya pada Jumat malam. Polisi mengusut kasus ini.
Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Ricky Jenihansen
Ringkasan Berita:
- Polres Rejang Lebong mengungkap kondisi mengenaskan bayi 5 bulan berinisial H yang tewas akibat dianiaya ayah kandungnya.
- Hasil visum menunjukkan luka lebam di seluruh tubuh dan tangan kanan remuk.
- Ibu korban juga mengalami luka di mulut akibat dipukul suami saat pertengkaran.
- Tersangka mengaku meremas tangan bayi dan mencubit perutnya karena kesal bayi menangis.
- Tersangka juga diduga cemburu dan curiga bayi bukan anak kandungnya.
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Rizki Wahyudi
TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG – Polres Rejang Lebong mengungkapkan kondisi mengenaskan bayi berusia 5 bulan berinisial H di Desa Sinar Gunung, Kecamatan Sindang Dataran, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, yang tewas akibat dianiaya ayah kandungnya.
Berdasarkan hasil visum, bayi berinisial H tersebut mengalami sejumlah luka lebam, sementara tangan kanannya remuk.
Diduga kuat, bayi tersebut menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan ayah kandungnya, Ro (40).
Tidak hanya bayi malang itu, sang ibu berinisial Ul (34) juga turut menjadi korban penganiayaan.
Ia mengalami luka pada bagian mulut akibat dipukul suaminya saat terjadi pertengkaran di rumah mereka.
Kasat Reskrim Polres Rejang Lebong, Iptu Reno Wijaya melalui Kanit PPA, Aipda J.J. Sinurat mengungkapkan bahwa memang ada aksi kekerasan yang dilakukan tersangka terhadap bayi H.
Dari pengakuannya, aksi kekerasan itu dilakukan dengan cara meremas tangan sang bayi serta mencubit bagian perutnya.
Namun dari hasil visum, ditemukan sejumlah luka lebam di tubuh sang bayi.
“Hasil visum menunjukkan adanya sejumlah luka serius pada tubuh korban. Di antaranya patah pada lengan kanan, luka lebam di bagian perut, pipi kanan, dan juga pada mata kiri,” jelas kanit.
Dari hasil pemeriksaan, tersangka mengaku melakukan kekerasan tersebut lantaran kesal karena anaknya terus menangis, sementara istrinya pergi ke rumah orang tuanya.
Diduga pikirannya kalut dan emosinya tidak terkendali.
Tak berhenti di situ, diduga tersangka juga diliputi rasa cemburu dan kecurigaan bahwa bayi tersebut bukan anak kandungnya.
Dalam kondisi marah, Ro diduga memukul perut bayi dan menampar wajahnya hingga mengeluarkan darah dari mulut.
Selain itu, ditemukan pula memar pada beberapa bagian tubuh korban, termasuk tangan kanan yang diketahui patah akibat diremas atau dicengkeram.
"Penganiayaan itu dilakukan pada Jumat malam (7/11/2025). Usai kejadian, bayi H mengalami demam tinggi hingga akhirnya meninggal dunia pada Minggu (9/11/2025) dan baru disampaikan ke keluarganya Senin dini hari," lanjut Kanit.
Menurut Kanit PPA, tersangka dikenal memiliki emosi yang labil. Saat kejadian, istrinya menghindar dan memilih pulang ke Curup untuk mengamankan diri.
Apalagi, istrinya saat itu sempat juga mengalami aksi kekerasan berupa pemukulan di bagian wajah hingga terluka di bagian mulut.
Atas perbuatannya, tersangka Ro dijerat Pasal 44 ayat (1) dan (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT.
“Pelaku terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara, KDRT yang menyebabkan korban meninggal dunia,” kata kanit.
Takut Diamuk Warga
Setelah sempat membuat heboh, pihak kepolisian akhirnya menahan sang ayah.
Ro ditahan setelah pihak keluarga menyerahkannya ke Polres Rejang Lebong pada Senin (10/11/2025) petang karena takut Ro diamuk warga.
Bayi berinisial H ditemukan dengan kondisi tubuh penuh lebam dan tangan diduga patah.
Kasus ini kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Rejang Lebong.
Bayi malang tersebut diduga menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri, Ro (40).
Kejadian itu telah dilaporkan dan kini dalam penyelidikan Unit PPA Satreskrim Polres Rejang Lebong.
Kasi Humas Polres Rejang Lebong, AKP Sinar Simanjuntak, mengatakan laporan tersebut saat ini masih ditindaklanjuti.
Dugaan kasus KDRT itu dilaporkan oleh istri terlapor, Ul (34). Hingga kini, penyebab pasti kematian bayi tersebut masih belum diketahui.
Sedangkan sang istri mengalami luka di bagian bibir akibat dipukul.
"Benar, masih proses penyelidikan oleh Unit PPA. Terkait penyebab kematian bayinya, masih belum diketahui," jelas Sinar.
Sinar menambahkan, pihak kepolisian tengah mencari saksi dan mengumpulkan bukti petunjuk lainnya.
Sementara itu, terduga pelaku KDRT telah diamankan di Polres Rejang Lebong dan kini masih menjalani pemeriksaan intensif.
"Untuk terduga pelaku atau terlapornya, sudah diamankan, diserahkan pihak keluarganya," tutup Sinar.
Sosok Pelaku
Ironisnya, Ro dikenal sebagai sosok pendiam dan baik oleh warga sekitar.
Tak pernah sekalipun warga mendengar adanya keributan atau masalah di rumah tangganya.
Karena itu, kabar bahwa ia diduga menganiaya anaknya sendiri hingga meninggal dunia benar-benar mengejutkan warga desa.
Kepala Desa Sinar Gunung, Firman, mengatakan keluarga tersebut selama ini dikenal tertutup namun hidup rukun dan tidak pernah menimbulkan masalah di lingkungan.
Bahkan, terduga pelaku merupakan orang yang selama ini baik.
“Selama ini orangnya pendiam, ramah dan terlihat baik. Tidak pernah ada masalah, jadi kami semua kaget waktu dengar kabar ini,” ungkap Firman kepada TribunBengkulu.com pada Rabu (12/11/2025).
Peristiwa itu membuat warga geger, terutama setelah beredar kabar bahwa bayi tersebut meninggal akibat dugaan KDRT.
Firman menduga, pelaku terbawa emosi sehingga tak dapat mengontrol perbuatannya.
“Kejadiannya benar-benar mengejutkan. Saat tahu bayinya meninggal, warga langsung heboh. Apalagi setelah muncul dugaan ada kekerasan,” tambahnya.
Salah satu warga yang namanya enggan disebutkan mengaku tidak pernah mendengar adanya pertengkaran dari rumah keluarga itu.
Ia baru mengetahui kejadian tersebut setelah informasi menyebar lewat media sosial dan warga lainnya.
“Kami tahunya setelah ramai dibahas di dusun, Pak. Sebelumnya tidak pernah dengar mereka ribut atau bertengkar. Selama ini suaminya kelihatan baik dan ramah,” kata sumber.
Sementara itu, pihak kepolisian masih mendalami dugaan KDRT yang menyebabkan kematian bayi tersebut.
Beberapa saksi telah dimintai keterangan untuk mengungkap kronologi pasti kejadian.
Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini
| Penyesalan Ayah Tega Aniaya Bayi hingga Tewas di Rejang Lebong, Gegara Emosi Cemburu Buta |
|
|---|
| Hasil Visum Bayi Tewas di Rejang Lebong, Ditemukan Lebam hingga Patah Tangan |
|
|---|
| Motif Ayah Tega Aniaya Bayi hingga Tewas di Rejang Lebong, Cemburu Buta |
|
|---|
| Kondisi Ibu Bayi yang Tewas dengan Luka Lebam dan Tangan Remuk di Rejang Lebong, Juga Dianiaya |
|
|---|
| Nasib Ayah Diduga Bunuh Bayi Sendiri di Rejang Lebong Bengkulu: Serahkan Diri, Takut Diamuk Warga |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/BAYI-TEWAS-DISIKSA-34-65574.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.