Berita Rejang Lebong

Kasus HIV/AIDS di Rejang Lebong Capai 117 Kasus, 21 Temuan Baru Sepanjang 2025, Mayoritas Gay

Rejang Lebong mencatat 117 kasus HIV/AIDS hingga November 2025. Ada 21 temuan baru, mayoritas dari kelompok LSL. Begini penjelasan Dinkes.

Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Ricky Jenihansen
M Rizki Wahyudi/Tribunbengkulu.com
DINKES REJANG LEBONG - Foto Kantor Dinkes Rejang Lebong. Tercatat ada 21 kasus baru HIV/AIDS di Rejang Lebong sejak awal tahun 2025 ini. 

Ringkasan Berita:
  1. Total kasus HIV/AIDS di Rejang Lebong mencapai 117 kasus hingga November 2025.
  2. Sepanjang 2025 ditemukan 21 kasus baru, sedikit menurun dari 24 kasus pada 2024.
  3. Dari 21 kasus baru, 14 orang rutin minum ARV, sisanya belum karena berada di luar daerah.
  4. Mayoritas penderita berusia 25–49 tahun atau usia produktif.
  5. Kasus baru didominasi kelompok Lelaki Seks Lelaki (LSL), sebagian lainnya dari WPS.

 

Laporan Wartawan TribunBengkulu.com, M. Rizki Wahyudi

TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG – Jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Rejang Lebong masih tergolong tinggi pada tahun 2025 ini.

Hingga November 2025, total akumulasi kasus yang terdata oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Rejang Lebong mencapai 117 kasus sejak beberapa tahun terakhir.

Dari jumlah tersebut, 21 kasus merupakan temuan baru sepanjang 2025.

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Rejang Lebong, Titin Julita, SKM, menjelaskan bahwa tren kasus HIV dapat dikatakan mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada 2024 lalu, tercatat ada 24 kasus baru.

Sedangkan pada 2025 ini, angka tersebut kembali mendekati dengan temuan 21 kasus baru.

"Tapi masih tinggi, memang menurun, tapi tidak tahu jika akhir tahun nanti, sekarang sudah ada 21 kasus temuan kasus HIV/AIDS," jelas Titin.

Dari 21 kasus baru tahun ini, 14 orang telah rutin mengonsumsi obat ARV, sementara sisanya belum menjalani pengobatan teratur.

Para penderita yang belum menjalani pengobatan itu diketahui kebanyakan berada di luar daerah dan bekerja.

Para penderita mayoritas berada pada rentang usia 25 hingga 49 tahun, atau usia produktif yang sangat rentan terhadap paparan perilaku berisiko.

"Sudah ada 14 orang yang rutin meminum obat, untuk sisanya belum, masih di luar daerah mereka kebanyakan," lanjut Titin.

Titin menyebut, kasus-kasus baru tersebut didominasi oleh kelompok Lelaki Seks Lelaki (LSL) atau gay, dengan jumlah lebih dari setengah total kasus baru tahun ini.

Selain itu, beberapa kasus juga ditemukan pada Wanita Pekerja Seks (WPS) yang diduga tertular dari pelanggan saat bekerja di luar daerah.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved