Kisah Napi Narkoba yang Khatam Alquran di Penjara: Bersyukur Bisa Belajar Agama di Lapas

Bobi (36) seorang warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang terjerat kasus narkotika mengaku bersyukur masuk dalam penjara.

Panji/TribunBengkulu.com
Bobi (36) WBP blok narkoba membaca ayat suci Al-Quran di Masjid Lapas Kelas 2A Bengkulu saat kegiatan santri, Rabu (2/3/2022). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Bobi (36) seorang warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang terjerat kasus narkotika mengaku bersyukur masuk dalam penjara.

Penghuni sel blok narkoba Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Bengkulu ini, menceritakan dirinya terjerat kasus narkoba golongan 1 jenis ganja tahun 2016 lalu.

"Di masa lalu saya sangat kelam, saya terjerat kasus ganja, saya divonis 8 tahun lebih. Dengan masuknya saya ke lapas ini, saya bersyukur bisa belajar agama," kata Bobi kepada TribunBengkulu.com saat di wawancarai di Masjid Lapas Kelas II A Bengkulu ketika mengikuti kegiatan Santri, Rabu (2/3/2022).

Dulupun Bobi berkata jika ia sangat ego. Mengikuti hawa nafsunya untuk mengkonsumsi ganja. Ia pun menyesal atas apa yang ia lakukan.

"Sudah 5 tahun lebih saya di sini, untuk mengikuti santri ini sudah 1 tahun lebih," cerita Bobi.

Selama belajar agama di dalam lapas, ia merasa banyak tantangan yang harus dilewati.

"Mengendalikan hawa nafsu untuk belajar mengaji sulit, kadang lagi mau belajar mengaji, ada teman ngajak ngobrol. Lebih baik saya menggunakan waktu saya untuk mengaji," kata Bobi.

Bobi juga menceritakan, 1 tahun lebih dirinya mengikuti kegiatan santri ini, sudah beberapa kali khatam.

"Sudah banyak saya khatam Alquran, kalau Ramadan saja sudah 2 kali khatam," cerita Bobi.

Sebelum dirinya belajar agama di santri lapas kelas II A Bengkulu, ia merasa masalah selalu datang silih berganti.

"Alhamdulillah saat ini saya merasa jiwa saya tenang dan nyaman. Jauh dari masalah dan hal-hal positif yang saya dapatkan," kata Bobi.

Ia pun juga sering acuh akan ajakan orang tuanya untuk beribadah.

"Dulu kalau orang tua (Ibu) menyuruh saya mengaji atau beribadah saya tidak peduli, karena waktu itu saya masih ego. Alhamdulillah dengan perubahan saya saat ini, orang tua tidak khawatir lagi dengan saya," kata Bobi.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved