Harga Sayuran di Rejang Lebong Anjlok, Petani Sebut karena Minyak Goreng Langka
Harga sayuran di Rejang Lebong anjlok. Hal ini dikeluhkan salah seorang petani sayuran di Bumei Pat Patulai, Kabupaten Rejang Lebong, Ferizal (45).
Penulis: Muhammad Panji Destama Nurhadi | Editor: Yunike Karolina
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama
TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG - Harga sayuran di Rejang Lebong anjlok. Hal ini dikeluhkan salah seorang petani sayuran di Bumei Pat Patulai, Kabupaten Rejang Lebong, Ferizal (45).
Warga Desa Sumber Bening Kecamatan Selupu Rejang yang sudah 8 tahun bertani ini mengaku kebingungan dengan harga sayuran yang relatif tidak stabil ini.
"Bingung cukup atau tidaknya untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan modal untuk bertani lagi," kata Ferizal, kepada TribunBengkulu.com, Rabu (16/3/2022) yang saat ditemui mengenakan baju kaos dan celana panjang sedang memanen sayur.
Ferizal yang masih harus membiayai kuliah anaknya ini, menjelaskan harga sayur sekarang di angka Rp 700an perkilogram. Dari petani ke pengepul sayuran.
"Sawi dan kol kalau dulu harga yang pernah dijual Rp 3.000 - Rp 2.500," ujar Ferizal.
Ia menambahkan untuk bibit yang dibeli pergramnya bisa mencapai Rp 75.000.
"Kalau beli bibit sawi 15 gram kemarin Rp 75.000 sedangkan bibit Kol Rp 90.000," kata Ferizal.
Farizal menjelaskan ia pernah tak bertani akibat anjloknya harga sayur.
"Kadang diserang hama seperti ulat bor, perawatan sayuran juga sedikit sulit. Sempat juga kehabisan modal untuk bertani. Sekarang untuk bertahan hidup yang cukup beli beras karena sayur kita tidak beli," jelas Ferizal.
Menurut Ferizal, anjloknya harga sayur ini akibat minyak goreng yang saat ini sedang langka. Permintaan akan sayur pun menurun.
"Kadang orang mau numis sayur kan butuh minyak goreng, itu yang jadi persoalan kenapa harga sayur anjlok," ungkap Ferizal.
