Imbas Viral Kisruh, Pedagang Danau Dendam Diminta Bongkar Lapak, Ini Respon Pedagang
Imbas viral kisruh pedagang dan wisatawan di Danau Dendam Tak Sudah, pedagang diminta membongkar lapak di bibir Danau Dendam. Berikut respon pedagang.
Penulis: Romi Juniandra | Editor: Yunike Karolina
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Imbas viral kisruh pedagang dan wisatawan di Danau Dendam Tak Sudah membuat Pemkot Bengkulu melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Bengkulu mengeluarkan surat imbauan I (pertama) pemindahan auning yang ditujukan kepada para pedagang kuliner di Danau Dendam Tak Sudah.
Pedagang di Danau Dendam Tak Sudah diminta memindahkan auning atau tempat jualan kuliner yamg ada di bibir (pinggir) kawasan Danau Dendam Tak Sudah ke depan warungnya masing-masing. Mulai tanggal 12 Mei-16 Mei 2022.
Merespon hal itu, salah satu pedagang di Danau Dendam Tak Sudah Saiful Anwar mempertanyakan alasan Pemkot Bengkulu membongkar pondok lapak pedagang.
Jika menyangkut kejadian viral saat lebaran lalu, cekcok antara pedagang dan pengunjung, menurutnya tak ada hubungannya dengan pedagang lain.
Saiful juga mengatakan Pemkot melalui Dinas Pariwisata tidak profesional jika membongkar semua pondok pedagang hanya karena kejadian viral tersebut.
"Seharusnya mereka lebih peka dan lebih profesional. Apalagi kalau cuma karena cuitan, tayangan, komentar (di medsos)," ungkap Saiful.
Terkait imbauan Pemkot Bengkulu untuk melakukan pembongkaran, Saiful menegaskan mereka tak akan membongkar sendiri pondokan tersebut.
"Kami tak akan bongkar. Tapi kalau (Pemkot Bengkulu / Satpol PP) mau bongkar, bongkarlah," ujar Saiful.
Ia pun mengaku sudah sering pondokan mereka dibongkar. Sejak ia berjualan di Danau Dendam tahun 1993, selama itu hingga tahun 2022 ini, setidaknya sudah 3 kali pondokan atau lapak pedagang dibongkar.
Pertama kali pondokan mereka dibongkar menurut dia antara tahun 2009 atau tahun 2010 lalu.
"Dan jika ini dibongkar, berarti sudah 4 kali," kata Saiful kepada TribunBengkulu.com.
Dan setelah dibongkar, kata dia, tidak ada tindak lanjut untuk pedagang untuk berjualan di mana dan seperti apa.
"Apa rencana Pemkot, apa wacana Pemkot, tidak ada," ungkap Saiful.
