Sindikat Pembobol Bank di Bengkulu

Aksi Sindikat Pembobol Bank di Bengkulu Ternyata Sasar Akun Para Bandar Judi Online

Aksi sindikat pembobol bank antar provinsi yang dibekuk di Bengkulu ternyata menyasar akun-akun yang berasal dari kegiatan ilegal, seperti judi online

Penulis: Romi Juniandra | Editor: Hendrik Budiman
ROMI JUNIANDRA
Sidang lanjutan kasus pembobolan bank lintas provinsi di PN Bengkulu Senin (30/5/2022) 

"Dia diduga melakukan pencurian data di bank tersebut, tanpa sepengetahuan supervisor. Hal itu dilakukan saat masih bekerja disana,” ujar Teddy.

Kemudian, turut ditangkap juga adalah RS. Dalam sindikat ini, RS bertindak sebagai pembuat atau pencetak buku tabungan palsu.

"Keduanya ditangkap di Sumatera Utara," kata Teddy.

Cara kerja pembobol ATM ini, menurut Teddy, cukup canggih. Mereka akan mencari dan meneliti data nasabah bank yang bisa dibobol.

Setelah menemukan target data nasabah, sindikat ini kemudian membuat KTP dan buku rekening palsu.

Dengan modal KTP dan buku rekening palsu ini, sindikat pergi ke kantor bank dan berpura-pura kehilangan kartu ATM.

Agar bisa mengelabui Customer Service (CS) pihak bank, sindikat ini datang di waktu-waktu sibuk, sehingga CS yang tidak jeli akan jebol.

"Mereka memanfaatkan kesibukan dari kantor bank. Mereka mencari bank-bank yang ramai, itu yang dijadikan target," ungkap Teddy.

Baca juga: Cerita Mencekam Warga Bengkulu Kala Angin Puting Beliung Porak Porandakan Rumah Mereka


Setelah mendapatkan ATM baru beserta nomor PIN baru dari pihak bank, sindikat ini kemudian menggasak uang milik nasabah yang sudah dipalsukan.

"Jumlah yang ditarik bervariatif, dari Rp30 juta hingga Rp100 juta, tergantung jenis ATM," kata dia.

Pelaku sendiri memiliki tugas dan peran yang berbeda dalam menjalankan aksi mereka. "Ada pemantau, ada eksekutor," kata Teddy.

Dari berbagai lokasi, sindikat ini sudah menggasak uang nasabah sebesar Rp2,9 miliar. Di Batam Rp180 juta, Palembang Rp200 juta, Padang Rp170 juta dan Rp250 juta, Lampung Rp160 juta, Bangka Belitung Rp150 juta, Semarang Rp1,7 miliar, dari 12 KCP Bank BRI.

"Kalau di Bengkulu, sindikat ini sudah menggasak Rp100 juta," pungkasnya.

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved