Lipsus MyPertamina
Digitalisasi Layanan Pertamina Terus Berbenah Demi BBM Subsidi Tepat Sasaran
Pertamina Patra Niaga terus berbenah dalam mengoptimalkan layanan digitalisasi khususnya melalui aplikasi MyPertamina.
Penulis: Hendrik Budiman | Editor: Yunike Karolina
"Pendataan dan sosialisasi (MyPertamina) masih tetap kita jalankan. Bila tetap ada subsidi pada BBM, maka tetap diperlukan data penerima BBM bersubsidi," ucap Irto kepada Tribunnews, Senin (5/9/2022).
Masih Dikeluhkan Masyarakat
Penggunaaan scan QR code aplikasi MyPertamina atau menunjukan STNK saat mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah menjadi pemandangan sehari-hari di SPBU Bengkulu.
Ini dilakukan agar masyarakat yang memang berhak menerima BBM bersubsidi terdaftar dalam subsidi tepat MyPertamina.
Sehingga dengan adanya pendaftaran subsidi tepat MyPertamina, maka BBM bersubsidi akan tersalurkan kepada pihak yang memang berhak menerima.
Hal ini tentunya akan sangat merugikan masyarakat, apalagi saat ini pembelian BBM bersubsidi ini dibatasi pembeliannya dalam sehari.
Misalnya saja seperti kendaraan roda empat, yang rata-rata dalam sehari hanya dibatasi pembeliannya maksimal sekitar 40 liter.
Jika jatah 40 liter ini sudah terpakai semua oleh oknum yang melakukan pencatutan plat kendaraan atau oknum petugas SPBU yang salah input nomor.
Maka, pemilik kendaraan tentu tidak akan bisa mendapatkan BBM lagi.
Hal ini menjadi problem baru di Provinsi Bengkulu, salah satunya sempat juga terjadi di SPBU Bumi Ayu Kota Bengkulu.
"Yang kemarin itu katanya belum isi, ternyata waktu diinput sudah isi. Mungkin itu sudah diinput di SPBU lain. Ketika kita mau isi, tahunya nomor platnya sudah diinput," ungkap Pengawas SPBU Bumi Ayu Kota Bengkulu, Zulian kepada TribunBengkulu.com, Rabu (28/9/2022).
Khusus untuk SPBU Bumi Ayu, saat ini fungsi barcode belum berfungsi normal dan masih melakukan penginputan dengan menggunakan nomor plat kendaraan.
Sehingga untuk masyarakat yang sudah memiliki QR Code, maka bisa melakukan pembelian BBM bersubsidi dengan QR Code.
Jika belum, maka pihak SPBU akan melakukan pengisian BBM dengan menginput nomor plat kendaraan.
"Namun kalau kita selain cek nomor plat kendaraan, kita juga minta STNK dan kita sesuaikan antara nomor plat yang ada di kendaraan dan yang ada di STNK," ujar Zulian.
Hal ini dilakukan oleh pihak SPBU Bumi Ayu untuk menghindari kendaraan dengan plat bodong.
Karena pihaknya pernah menemui ada kendaraan yang menggunakan nomor plat yang tidak sesuai dengan STNK.
Dengan demikian jika hanya berpedoman dengan nomor plat yang ada di kendaraan saja, akan terjadi kekeliruan apabila kendaraan tersebut menggunakan plat palsu.
Hal ini juga bisa menjadi salah satu penyebab ada masyarakat yang belum mengisi BBM, namun saat proses scan QR Code atau penginputan plat kendaraan, yang bersangkutan dinyatakan sudah mengisi BBM.
"Takutnya kalau plat bodong, taunya yang plat bodong itu adalah nomor plat orang lain yang punya. Kalau di tempat lain nggak tau kita, cek plat dan STNK atau tidak
Selain itu, kesalahan petugas SPBU dalam melakukan penginputan nomor plat kendaraan juga bisa menjadi salah satu penyebab problem baru ini.
Karena jika pada saat melakukan penginputan secara manual, petugas salah mengisi satu nomor saja, maka bisa jadi plat yang tercatat adalah milik orang lain.
"Sedangkan untuk pengunjal yang mengarang cerita, berpura-pura belum isi BBM padahal sudah isi, itu bisa kita cek. Apabila dia mengisi di SPBU yang dekat, maka kemungkinan itu pengunjal, tapi kalau jauh seperti dari Kaur dan menang sudah waktunya isi, itu tidak masalah," kata Zulian.
MyPertamina Dianggap Problem Baru Sebabkan Antrean
Penggunaan scan QR code aplikasi MyPertamina atau menunjukan STNK saat mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah menjadi pemandangan sehari-hari di SPBU Bengkulu.
Hal ini dilakukan agar masyarakat yang memang berhak menerima BBM bersubsidi terdaftar dalam subsidi tepat MyPertamina.
Sehingga dengan adanya pendaftaran subsidi tepat MyPertamina, maka BBM bersubsidi akan tersalurkan kepada pihak yang memang berhak menerima.
Yang jadi permasalahan saat ini bukan karena masyarakat harus mendaftarkan data diri dan nomor plat kendaraan, untuk mendapatkan BBM bersubsidi.
Namun masalah muncul ketika masyarakat yang merasa belum mengisi BBM ketika melakukan scan QR code malah dinyatakan sudah pernah mengisi.
Seperti yang baru-baru ini ramai menjadi perbincangan hangat di media sosial karena ada netizen di Bengkulu mengeluhkan belum mengisi BBM tapi dinyatakan sudah pernah mengisi.
Menanggapi hal ini, pihak Pertamina menyatakan banyak faktor yang membuat hal tersebut terjadi.
"Kasus seperti ini lagi-lagi kita harus kita dalami, yang jelas input Nopol (nomor polisi) ini kita lakukan untuk menghindari pengunjal," ungkap Sales Branch Manager Terminal BBM Pertamina Pulau Baai Bengkulu, Veri Fernando, Rabu (28/9/2022).
Karena bisa jadi hal tersebut terjadi karena adanya oknum penggunjal yang memang sebelumnya sudah mengisi BBM di SPBU lain, namun berpura-pura belum membeli BBM.
Akan tetapi selain hal tersebut ada juga beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan hal tersebut terjadi.
Salah satunya yaitu adanya kesamaan nomor plat kendaraan, karena plat kendaraan yang lama sudah lama mati.
Sehingga pihak Samsat mengeluarkan nomor plat baru yang sama dengan nomor plat yang lama tersebut.
Untuk kasus seperti ini biasanya cukup jarang terjadi, walaupun pernah ditemui ada kasus seperti ini.
"Tapi kalau memang benar-benar ada kejadian yang belum ngisi, itu bisa dilaporkan ke kami via SPBU atau datang langsung ke kami di kantor Pulau Baai, nanti kita akan bantu agar dapat BBM subsidi," ujar Veri.
Selama ini pengisian BBM bisa dengan bebas dilakukan oleh masyarakat, dan hak inilah yang dimanfaatkan oleh pengunjal untuk meraup keuntungan.
Misalnya saja pagi hari penggunjal bisa ngisi di SPBU Kandang, kemudian siang harinya di SPBU Bumiayu, dan sore hari di SPBU Pagar Dewa.
Namun sekarang ketika pembelian BBM bersubsidi sesuai dengan nomor plat kendaraan, maka tentu hal tersebut tidak akan bisa dilakukan lagi.
"Kita imbau lagi kepada masyarakat, belilah BBM yang berkualitas di SPBU. Dan untuk para pengunjal, jika masyarakat melihat, bisa melaporkan via 135 ataupun langsung ke kantor kami," kata Veri.
Nopol Ganda Modus dari Oknum Inginkan BBM Subsidi
Permasalahan Nomor Polisi (nopol) ganda yang ditemui oleh sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU) di Kota Bengkulu saat ini mulai dilirik pihak kepolisian.
Temuan nopol ganda di SPBU ini, diperkirakan merupakan modus dari oknum untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau untuk mengunjal BBM bersubsidi.
Karena untuk mendapatkan BBM bersubsidi saat ini setiap kendaraan harus melakukan input nopol atau scan QR Code MyPertamina.
"Mungkin untuk yang kedua kalinya, karena ada batasan untuk pembelian BBM bersubsidi kalau tidak salah hanya 40 liter untuk mobil pribadi. Jadi mungkin dia gunakan plat bodong itu untuk dapatkan lagi BBM di hari yang sama," ungkap Kasi STNK Subdit Regident Ditlantas Polda Bengkulu, AKP Kadek Suwantoro, Senin(3/10/2022).
Namun adanya temuan nopol ganda ini dicurigai bukan hanya dipergunakan oleh oknum untuk mendapatkan BBM bersubsidi saja.
Polisi juga mencurigai adanya modus tindak kejahatan lain yang dilakukan oleh oknum tersebut.
Makanya pihak kepolisan akan melakukan pengecekan terhadap informasi temuan nopol ganda ini.
Karena selain di SPBU pihak kepolisan juga menemui adanya plat ganda, saat melakukan penilangan melalui rekaman kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE).
Atau dikenal masyarakat dengan kamera e-Tilang, yang berada di traffic light.
"Plat yang tidak sesuai dengan identitas kendaraan yang digunakan, ini bisa kita sinyalir pemalsuan terhadap plat nomor kendaraan. Bisa saja kendaraan tersebut merupakan hasil dari tindak kejahatan, atau mungkin ada penipuan atau penggelapan," ujar Kadek.
Untuk menyelidiki hal ini, pihak kepolisian akan melakukan koordinasi dengan pihak SPBU.
Termasuk mengecek CCTV SPBU untuk mengetahui identitas kendaraan yang diduga sudah digandakan nopolnya.
Termasuk juga mengecek nopol ganda yang datanya juga sudah di Polda Bengkulu dan nopol yang saat ini sudah dalam tahap pencarian karena diduga menggunakan plat palsu.
"Jadi mungkin dari pihak SPBU bisa lebih detail lagi, karena pasti akan dapat merugikan masyarakat yang dia belum mengisi BBM, namun data dia sudah digunakan dengan menggunakan Nopol palsu," tegas Kadek.
Pertamina Dukung APH Berantas Mafia BBM Subsidi di Bengkulu
Dalam rangka pengendalian BBM bersubsidi, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel mengapresiasi dan mendukung penuh langkah pengawasan dan tindakan yang dilaksanakan oleh Polda Bengkulu.
Pasalnya, Polda Bengkulu beberapa waktu lalu berhasil menindak oknum penimbun Solar dan pertalite Subsidi diwilayah hukumnya.
Polda Bengkulu menyita sebanyak 1.000 liter BBM jenis Solar Subsidi yang diangkut menggunakan kendaraan roda empat di wilayah Pulau Baai Kota Bengkulu.
"Kami mengapresiasi penuh pihak kepolisian yang telah melakukan penindakan terhadap penyalahgunaan BBM bersubsidi," kata Area Manager Communication Relation & CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan.
Dengan adanya penangkapan tersebut bisa membuat solar subsidi semakin tepat sasaran kedepannya.
"Mudah-mudahan dengan langkah ini dapat mencegah terjadinya modus serupa penimbunan Solar Subsidi, sehingga penyaluran Solar Subsidi bisa lebih tepat sasaran," tambah Nikho.
Nikho mengatakan bahwa Pertamina berkomitmen untuk menyalurkan Solar bersubsidi secara tepat sasaran.
Menurutnya, bahwa solar bersubsidi sesuai dengan Peraturan Presiden No. 191 Tahun 2014, pengguna yang berhak atas solar subsidi untuk sektor transportasi adalah kendaraan berplat hitam untuk mengangkut orang atau barang, kendaraan untuk layanan umum (ambulance, pemadam kebakaran, pengangkut sampah) dan kendaraan berplat kuning.
"Kendaraan yang masuk kategori berhak atas solar subsidi perlu memperlihatkan surat verifikasi dan rekomendasi dari SKPD terkait," ujarnya.
Pertamina mencatat untuk wilayah Bengkulu, konsumsi BBM jenis Bio Solar Subsidi sudah menyentuh angka lebih dari 7 persen diatas proyeksi kuota BBM Bio Solar Subsidi untuk pertengahan bulan Agustus tahun 2022.
Dengan rata-rata konsumsi harian mencapai 311 KL per hari.
Sedangkan untuk produk Pertalite sudah mencapai sekitar 32 persen dari di atas proyeksi kuota BBM Pertalite untuk pertengahan Agustus tahun 2022.
Dengan rata-rata Konsumsi harian mencapai 704 KL per hari.
Pertamina terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar penyaluran BBM subsidi dapat tepat sasaran.
"Kami terus berupaya agar distribusi tetap berjalan lancar, dengan menambah jam operasional Fuel Terminal BBM untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi dan mengoptimaliasi Awak Mobil Tangki agar lebih efektif," ungkapnya.
BPH Migas juga telah mengatur mengenai maksimum pembelian BBM Solar subsidi per kendaraan per hari.
Adapun untuk transportasi darat, kendaraan pribadi plat hitam 60 liter per hari, angkutan umum orang atau barang roda 4 sebanyak 80 liter per hari sedangkan angkutan umum roda 6 atau lebih sebanyak 200 liter per hari.
"Berharap masyarakat bisa secara bijak membeli BBM, sesuai kebutuhan. Karena tidak perlu khawatir, distribusi BBM terus kita lakukan setiap harinya," jelasnya.
Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama mengawal dan mengawasi penyaluran distribusi BBM bersubsidi.
Jika menemukan indikasi kecurangan masyarakat dapat segera melaporkan kepada aparat penegak hukum, atau melalui Pertamina Call Center (PCC) 135.
"Subsidi BBM yang sangat besar yang saat ini telah diberikan oleh negara, agar dapat betul-betul diterima oleh masyarakat yang berhak demi keberlangsungan bangsa dan negara," tutupnya.