MinyaKita Langka, Begini Tanggapan Disperindag Provinsi Bengkulu

Soal minyakita, Kepala Disperindag Provinsi Bengkulu, Yenita Syaiful mengatakan pihaknya sudah melakukan peninjauan atas persoalan Minyakita

|
Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: Hendrik Budiman
Jiafni Rismawarni/TribunBengkulu.com
Kepala Disperindag Provinsi Bengkulu, Yenita Syaiful mengatakan pihaknya sudah melakukan peninjauan atas persoalan MinyaKita di Bengkulu. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Kondisi MinyaKita di Bengkulu yang mengalami kelangkaan dan kenaikan harga diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) juga di soroti oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bengkulu.

Kepala Disperindag Provinsi Bengkulu, Yenita Syaiful mengatakan pihaknya sudah melakukan peninjauan atas persoalan MinyaKita di Bengkulu. 

Berdasarkan hasil tinjauan tersebut, pihaknya mendapatkan beberapa alasan yang menyebabkan harga minyakita naik di pasaran. 

"Memang MinyaKita ini, persediaannya terbatas. Kalau persediaannya terbatas, tentu harganya naik tapi minyakita. Dan memang minyak kita ini meningkat permintaannya di masyarakat, " kata Yenita, Minggu (12/2/2023).

Baca juga: Kebakaran Hebat di Jalan Hibrida Raya Kota Bengkulu, 14 Mobil Damkar Diturunkan

Dijelaskannya, MinyaKita ini sebenernya bukan minyak subsidi akan tetapi minyak yang dari eksportir memberikan subsidi 20 persen ke dalam negeri, dan itulah dibuat minyakita.

Apalagi, minyakita memiliki kualitas bagus. Yang masuk kategori premium dan harganya lebih murah. 

"Dengan keterbatasan MinyaKita ini maka menjadi langka, dan harganya menjadi tinggi, " jelasnya. 

Alasan minyakita mahal dan langka di pasaran, ia menilai dikarenakan penerapan bundling minyakita oleh distributor menjadi penyebab minyak goreng ini mahal.

Disisi lain, minat konsumen pun semakin tinggi terhadap produk minyakita.

Baca juga: Pedagang Pasar Tradisional Kota Bengkulu Keluhkan Sistem Bundling saat Beli MinyaKita di Distributor

Padahal untuk HET nya adalah Rp 14 ribu, namun saat ini dipasaran harga Minyakita bisa mencapai Rp 18 ribu. 

"Kita juga temui, dalam melakukan pengawasan. Dalam melakukan pembelian itu, harus disertai dengan komuditas yang lain. Sehingga para pedagang ini menaikan harganya, karena untuk cost barang lain yang dibeli itu, " tukasnya. 

Menurutnya, kenaikan harga Minyakita disebabkan oknum distributor yang menjual Minyakita ke pedagang dengan sistem bundling dengan produk lain.

Sehingga pedagang terpaksa menaikan harga minyakita untuk mendapat keuntungan, lantaran minat produk yang dibundling dengan minyakita kurang peminat. 

"Kami imbau untuk para pedagang ini, untuk menjual minyakita ini diharga HET Rp 14 ribu. Jadi tidak bisa dinaikkan harganya. Dan dari distributor itu langsung ke pengecer langsung ke konsumen. Tidak untuk dijual lagi, " pinta Yenita. 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved