Perawat RSUD Kendari Dianiaya
Pasien Sempat Ditelantarkan, Penjelasan Keluarga yang Aniaya Perawat RSUD Kendari
Pihak keluarga pasien yang lakukan pemukulan terhadap perawat RSUD Kendari buka suara hingga sebut bahwa sang anak sempat ditelantarkan.
Penulis: Kartika Aditia | Editor: Hendrik Budiman
TRIBUNBENGKULU.COM - Pihak keluarga pasien yang lakukan pemukulan terhadap perawat RSUD Kendari buka suara.
Baru-baru ini viral video rkaman CCTV yang memperlihatkan perawat RSUD kendari yang dianiya oleh keluatga pasien.
Bahkan, perawat tersebut sampai mengalami gangguan pendengaran hingga rasa sakit di bagian wajah.
Atas kejadian tersebut, pika keluarga kini memberikan klarifikasi.
Mereka mengatakan kecewa dengan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kendari lantaran menyebut mereka telah melakukan pelayanan sesuai standar oprasional.
Kendati demikan, keluarga meyatakan jika hal tersebut tidak sesuai dengan fakta yang sebenatnya.
Bahkan mereka juga memiliki bukti terkait peristiwa dugaan pasien yang ditelantarkan.
Baca juga: Kronolgi & Penyebab Perawat RSUD Kendari Dianiaya Keluarga Pasien Hingga Alami Gangguan Pendengaran
Sebagai ayang Pasien, H Amiruddin membantah jika anaknya mendapay perawatan dari pihak RSUD Kota Kendari seperti yang dinyatakan oleh pihak rumah sakit.
Ia mengatakan kalau anaknya itu selama kurang lebih tiga jam tidak mendapatkan penanganan karena pihak rumah sakit masih mempersoalkan ketersediaan kamar yang disebut kosong.
"Kami tidak mempermasalahkan kamar, tapi penanganan dulu karena darurat. Karena tidak ditangani saya keluar. Jadi saya minta dengan hormat, jangan mengada-ngada, jangan merekayasa tunjukkan CCTV,"
"Jangan berbicara bohong kalau tidak tahu. Buka aja CCTV real semua," katanya,seperti dikutip TribunBengkulu dari TribunewsSultra.com, Kamis (25/5/2023).
Lebih lanjut ia mengatakan jika ebaiknya Direktur RSUD Kota Kendari, dr Sukirman tidak mendengarkan penjelasan anak buah sebelum melihat langsung CCTV.
"Jangan dengar anak buah, buka saja CCTV kan real. Apa bila betul CCTV dibuka, betul ditangani atau tidak. Kami siap kalau rumah sakit laporkan," tuturnya.
Kata ia pihaknya tidak mempermasalahkan masalah kamar baik itu pasien dirawat di kamar kelas I ataupun kelas III, melainkan terkait penanangan pertama pihak rumah sakit kepada anaknya tersebut.
"Kami tidak permasalahkan masalah kamar. Tapi penanganan pasien. Apalagi ini ada undang-undangnya," tuturnya.
Sebagai orang tua pasien, H Amiruddin berharap agar pihak rumah sakit mengaku salah dan meminta maaf terkait pelayanan RSUD.
"Kalau kita salah kita minta maaf sama pasien," tuturnya.
Jika pihak rumah sakit merasa kalau melakukan hal benar terkait pelayanan terhadap anaknya, maka ia siap mempertanggungjawabkan segala pernyataan yang dilontarkan.
Sebaliknya, jika pihak rumah sakit tak dapat membuktikan bahwa pelayanan yang dilakukan baik, maka pihak keluarga akan membawa hal ini ke jalur hukum.
"Intinya begini, jangan memperpanjang suatu masalah. Kalau pihak rumah sakit merasa di rugikan, kami siap dilaporkan,"
"Tapi dari pihak RS juga tidak bertanggungjawab bahwa telah menelantarkan pasien. Saya siap menanggung resiko apabila saya memberikan berita bohong saya siap dihukum dan apabila juga terbukti tidak ada penanganan mereka juga harus siap," tuturnya.
Ia juga mempertegas bahwa dirinya sudah mengantongi bukti terkait penelantaran tersebut.
Mulai dari awal masuk rumah sakit hingga peristiwa viral itu terjadi.
Kronologi Kejadian
Kronologi kekerasan ini, berawal saat pasien perempuan berusia 51 tahun datang di RSUD Kendari kondisi kritis.
Pasien tersebut masuk dan dirawat di ruang IGD dengan tanda tanda gejala gagal napas.
Selama perawatan di IGD pasien diketahui mengalami kritis, dengan kondisinya terus menurun.
Karena pasien kondisi kesedaran terus menurun, pihak rumah sakit meminta keluarga pasien dirawat intensif.
Pada saat masuk di ruang intensif kondisi pasien mulai memburuk, dimana gejala gagal napas mulai terlihat, serta kondisi kesadaran pasien terus menurun.
Baca juga: Viral! Video Mobil Berplat Dinas Polri Diduga Tak Mau Bayar Tol di Gerbang Krukut 3 Depok
"Bahkan beberapa jam saat pasien berada diruang ICU, pasien mengalami henti jantung dan henti napas," ujar dokter Rumah Sakit RSUD Kendari, Faisal.
Mendapati pasien dalam kondisi yang memburuk, pihak rumah sakit meminta keluarga korban untuk dilakukan resusitasi jantung paru, hanya saja keluarga menolak.
"Dan keluarga pasien sudah menerima kondisi pasien," sambungnya.
Saat hendak dilakukan pengurusan jenazah tiba-tiba keluarga korban langsung memukul perawat, bernama Elking pada bagian belakang telinga sebelah kiri hingga dirinya mengalami gangguan pendengaran.
Elking mengatakan jika dirinya saat itu sedang membuka alat-alat yang melekat di tubuh pasien.
Ia dipegang salah satu keluarga pasien yang diduga anaknya dan langsung memukul.
"Saat saya membuka alat alat di tubuh pasien, anaknya pegang tangan saya, sambil bertanya siapa tadi yang larang makan, dia langsung pukul saya," ujarnya.
Usai dipukul itu, Elking mengaku langsung oleng dan meminta tolong teman-temannya, yang sedang berada di luar.
"Pas oleng, saya langsung keluar, dan minta tolong kepada teman-teman yang lain, untuk mengurus jenazah pasien tersebut," tutupnya.
| Fakta-fakta Pemukulan Perawat RSUD Kendari, Dianiaya Keluarga Pasien, Polisi Periksa Saksi |
|
|---|
| Nasib Perawat RSUD Kendari yang Dianiaya Keluarga Pasien, Alami Trauma Sampai Gangguan Pendengaran |
|
|---|
| Sosok Perawat RSUD Kendari yang Dianiaya Keluarga Pasien Dikenal Baik dan Pendiam |
|
|---|
| Kronolgi & Penyebab Perawat RSUD Kendari Dianiaya Keluarga Pasien Hingga Alami Gangguan Pendengaran |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Penjelasan-Keluarga-Pasien-yang-Aniaya-Perawat-RSUD-Kendari-Ungkap-Pasien-Sempat-Ditelantarkan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.