Ikan Mati Diduga Tercemar Limbah
Ribuan Ikan Mati di Sungai Mertam Diduga Tercemar Limbah, DPRD Bengkulu Selatan Panggil DLHK
Ribuan ikan mati di aliran Sungai Air Mertam diduga karena limbah pabrik sawit ikut mendapat perhatian DPRD Kabupaten Bengkulu Selatan.
Penulis: Ahmad Sendy Kurniawan Putra | Editor: Yunike Karolina
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Ahmad Sendy Kurniawan Putra
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU SELATAN - Ribuan ikan mati di aliran Sungai Air Mertam Desa Suka Jaya Kecamatan Kedurang Ilir Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu ikut mendapat perhatian DPRD Kabupaten Bengkulu Selatan.
Sebagai fungsi pengawasan, DPRD Bengkulu Selatan akan segera menjadwalkan pemanggilan DLHK Kabupaten Bengkulu Selatan. Hal ini disampaikan Ketua Komisi III DPRD Bengkulu Selatan, Dodi Martian, S.Hut.
"Segera kita panggil (DLHK, red) untuk diklarifikasi. Soalnya sebagai fungsi pengawasan dan pembinaan limbah dinas harus menjalankan fungsinya," kata Dodi.
Tidak hanya akan melakukan klarifikasi, sejumlah pertanyaan juga akan disampaikan DPRD Bengkulu Selatan ke DLHK.
"Nanti, sesuai dengan undangan berbagai pertanyaan akan kita lemparkan ke dinas terkait. Terutama masalah penyebab matinya ribuan ikan tersebut," tegas Dodi.
Sementara, jika nanti ditemukan kelalaian dinas atau murni disebabkan oleh pembuangan limbah, maka diminta kepada Aparat Penegak Hukum (APH) serta bupati sebagai kepala daerah pemegang kebijakan tertinggi untuk memberikan sanksi tegas.
"Setelah dimintai klarifikasi pasti akan diketahui kesalahan atau kelalaian siapa. Tentunya, kepada APH dan bupati kita meminta untuk memberikan sanksi tegas kepada pelanggar," ungkap Dodi.
Pabrik Bantah Ikan Mati karena Limbah
Humas PT. Bengkulu Sawit Lestari (BSL), Idius Safri membantah tudingan bila ribuan ikan mati di Sungai Mertam Desa Suka Jaya Kecamatan Kedurang Ilir Kabupaten Bengkulu Selatan akibat tercemar limbah pabrik crude palm oil (CPO) tersebut.
Pihak pabrik justru menduga, ribuan ikan mati karena pintu muara tertutup.
Namun demikian, pihaknya tetap menunggu hasil lab yang sudah diambil sampelnya oleh Pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bengkulu Selatan.
PT. BSL sendiri beroperasi tidak jauh dari aliran sungai Mertam.
“Tadi dari DLHK langsung turun ke lokasi. Kalau PH masih standar, ada kemungkinan karena muara itu tertutup. Maka air terlalu panas, sehingga mungkin oksigen air itu berkurang. Tetapi pihak DLHK sudah mengambil sampel air dan ikan untuk di uji lab ke Bengkulu, apa penyebabnya jadi kita tunggu hasil lab itu nanti,” ungkap Idius.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Domar-BS.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.