Bacaan Doa Manasik Haji dan Umrah Arab Latin dan Terjemahan, Lengkap Syarat, Rukun dan Tata Caranya

Berikut ini bacaan doa manasik haji dan umrah beserta teks dalam bahasa Arab, Latin, dan terjemahannya. Selain bacaan doan manasik haji dan umrah, d

|
Penulis: M Arif Hidayat | Editor: M Arif Hidayat
TribunBengkulu.com
Bacaan Doa Manasik Haji dan Umrah Lengkap Syarat, Rukun dan Tata Caranya 

Setelah tawaf, jamaah melaksanakan sa'i antara bukit Safa dan Marwah. Sa'i berarti berjalan atau berusaha. Sa'i dilakukan dengan berjalan dari Safa ke Marwah, bolak-balik sebanyak tujuh kali, mengikuti jejak Siti Hajar saat mencari air untuk Nabi Ismail.

Saat berjalan, jamaah membaca doa dan berzikir. Sa'i dimulai dengan berjalan biasa dari Safa menuju lampu hijau pertama, kemudian berlari-lari kecil menuju lampu hijau kedua, dan akhirnya berjalan biasa menuju Marwah. Saat berada di Marwah, jamaah berdiri menghadap Ka'bah, mengangkat tangan, dan membaca "Bismillahi Allahu Akbar".

6. Wukuf di Padang Arafah

Wukuf di Padang Arafah adalah salah satu rukun haji. Wukuf dilakukan dari tenggelam matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai terbit fajar pada tanggal 10

Dzulhijjah. Saat wukuf, jamaah berhenti atau berdiam diri di Arafah dalam keadaan ihram. Wukuf dilakukan dengan khusyuk, berdoa, berdzikir, dan bertaubat kepada Allah. Wukuf dapat dilaksanakan secara berjamaah atau sendiri-sendiri. Selama wukuf, jamaah memperbanyak bacaan dzikir, istighfar, shalawat, dan doa sesuai sunnah Rasulullah.

7. Mabit (Bermalam) di Muzdalifah

Setelah wukuf di Arafah, jamaah bergerak menuju Muzdalifah untuk melaksanakan mabit (berdiam sebentar) pada malam hari tanggal 10 Dzulhijjah.

Mabit di Muzdalifah dianggap sah jika jamaah berada di sana melewati tengah malam, meskipun hanya sejenak. Saat mabit, jamaah disunnahkan untuk membaca talbiyah, berzikir, berdoa, atau membaca Al-Qur'an.

Di Muzdalifah, jamaah juga mengumpulkan batu kerikil minimal 7 butir dan maksimal 70 butir yang nantinya akan digunakan untuk melempar jumrah.

8. Melontar Jumrah

Di Mina, jamaah melontar jumrah pada tanggal 10 Dzulhijjah. Jamaah melempar batu kerikil ke arah tiga jumrah yaitu jumrah Sughra, jumrah Wustha, dan jumrah Kubra.

Melempar dilakukan dengan melempar satu batu pada setiap jumrah. Melontar jumrah dilakukan pada hari nahar (hari pertama) dan hari tasyrik (hari kedua dan ketiga).

Melontar jumrah merupakan kewajiban dalam haji, dan tidak melaksanakannya dapat dikenakan dam/fidyah.

9. Tahalul atau Memotong Rambut

Setelah melontar jumrah, jamaah mencukur atau memotong rambut sebagai tanda tahalul atau keluar dari keadaan ihram. Jamaah dapat mencukur minimal tiga helai rambut atau memotongnya secara singkat.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved