Viral di Media Sosial

Harta Kekayaan Asi Noprini, ASN yang Diduga Intimidasi Syarifah Siswi SMP Kritik Pemkot Jambi

Asi Noprini ASN asal Jambi yang diduga melakukan intimidasi pada Syarifah Fadiyah Alkaff Siswi SMP yang mengkritik Pemkot Jambi menjadi sorotan.

Penulis: Yuni Astuti | Editor: Hendrik Budiman
Kolase TribunBengkulu.com / TribunJambi.com
Kolase TribunBengkulu.com / TribunJambi.com, (kiri) Asi Noprini (kanan) SFA, Inilah harta ASI Noprini ASN Asal Jambi yang dituding lakukan intimidasi ke SFA 

Akun #PartaiSocmed meminta Abu Bakar untuk tidak menjadi provokator di lingkungan Pemkot Jambi.

Pak Abu Bakar sebaiknya jangan jadi provokator di lingkungan Pemkot Jambi deh. Jangan sampai dirimu yang terguling-guling sendiri dikuliti netizen," kata dia.

Setelah chat komentar nya diketahui netizen, akun Instagram Abu Bakar @Abu.jambinet sudah di private atau dikunci.

Menanggapi chat bocor tersebut, Syarifah mengaku sangat ketakutan dan merasa nyawanya terancam.

Hal ini diungkapkannya di akun TikTok @fadiyahalkaff

Bahkan Syarifah meminta bantuan kepada Presiden Jokowi dan Menko Polhukam Mahfud MD.

Syarifah meminta untuk dilindungi sebab perkataan Abu Bakar di chat tersebut menyebabkan dia takut

"Kepada Yth : yang mulia Bapak Presiden RI Joko Widodo Bapak Mahfud MD Berdasarkan temuan FYP akun tiktok ini Saya merasakan ketakutan yang sangat akan terancam nyawa Saya di kemudian hari dari perkataan orang orang yang ada di Chat ini yang saya rasa CUKUP BERKUASA tolong Lindungi Saya pak dari PREDATOR ANAK TERIMAKASIH," tulis Syarifah.

Kabag Hukum Kena Skakmat

Meski usianya masih siswi SMP, namun SFA yang sempat dipolisikan Pemkot Jambi punya nyali besar.

Dalam tayangan di CNN Indonesia Rabu (7/6/2023), SFA tak kalah adu argumen dengan seorang Kabag Hukum Pemkot Jambi.

SFA yang saat itu didampingi orangtuanya dengan lantang dan berani membantah pernyataan Gempa Awaljon yang cenderung menyudutkan pihaknya.

Sebelum SFA bicara, Gempa Awaljon lebih dulu menyebut pihak perusahaan China PT RPSL dan keluarga Nenek Syarifah Fadiyah Alkaff, Nenek Hafsah sudah melakukan mediasi.

Gempa juga mengatakan dalam mediasi tersebut, keluarga Nenek Hafsah justru melakukan walk out.

"Kita bicara dari data ya Pak, walau saya baru dilantik Februari," ucap Gempa.

"Pada tanggal 23 Februari sudah ada mediasi, namun Keluarga Nenek Hafsah melakukan walk out," imbuhnya.

Ditambahkan Gempa, dalam mediasi tersebut, keluarga Nenek Hafsah menuntut ganti rugi kepada PT RPSL sebesar Rp 1,3 miliar.

Sekedar informasi truk-truk bertonase besar milik PT RPSL melewati jalanan desa setiap hari, dan menyebabkan rumah Nenek Hafsah yang merupakan veteran perang mengalami kerusakan.

"Nah saat itu mediasi dihadiri tokoh masyarakat, pihak pemerintah, pada akhirnya pihak perusahaan menolak tuntutan sebesar Rp 1,3 miliar, kemudian pihak keluarga Nenek Hafsah melakukan walk out," kata Gempa.

"Di sisi lain, perusahaan tersebut bersedia bertanggung jawab, secara rasional," imbuhnya.

Gempa juga mengatakan setiap mediasi, Nenek Hafsah selalu menolak kehadiran Ketua RT setempat.

"Dalam beberapa mediasi pihak Nenek Hafsah ini menolak kehadiran Ketua RT," ujar Gempa.

"Ini yang kita herankan," imbuhnya.

Mendengar pernyataan Gempa, SFA merasa kecewa.

SFA menegaskan seluruh pernyataan Gempa tidak tepat.

Dengan tegas, SFA kemudian membeberkan fakta yang sebenarnya.

"Mohon diluruskan seluruh pernyataan Pak Gempa, saya mendengarnya sangat kecewa dan tidak juga sesuai fakta," katanya.

"Masih juga menyudutkan Nenek Hafsah,"

"Apakah Syarifah boleh menjelaskan?'

"Jadi Rp 1,3 M yang selalu dikatakan dan mediasi tiga kali, lalu pihak keluarga Nenek Hafsah walk out kurang tepat," imbuhnya.

"Di mediasi pertama hanya berlangsung 20 menit, yang mana pihak Nenek Hafsa dan pihak perusahaan harus melengkapi data-data, di mediasi yang kedua, pihak perusahaan tidak membawa surat-surat, lalu dipertemukan kembali di mediasi ketiga," imbuhnya.

SFA menegaskan pihak keluarga Nenek Hafsah bukannya walk out, melainkan diusir oleh Gempa.

Di-skakmat SFA, Gempa seolah kena mental hanya terdiam sambil pura-pura sibuk.

"Di mediasi ketiga bukan keluarga Nenek Hafsa yang walk out, masyarakat harus tahu, tetapi kakak kandung saya diusir oleh Kabag Hukum dan Pemerintah yang hadir," tegas SFA.

SFA masih mengingat jelas perkataan Gempa kala itu.

"Lalu kenapa masalah RT, RT itu juga bekerjasama dengan pihak perusahaan, saya melihat sendiri," tegasnya.

Kronologi Siswi SMP Viral Dilaporkan Pemkot Jambi

Diberitakan sebelumnya, permasalahan ini mencuat ketika siswi SMP ini mengunggah video di Tiktok meminta bantuan karena rumah sang nenek diduga dirusak perusahaan asing.

Video yang beredar dan diunggah di akun TikTok @fadiyahalkaff, wanita remaja itu meminta kepada waloikota Jambi, Syarif Fasha untuk membantu rumah nenek nya yang rusak.

Dalam video itu memperlihatkan wanita remaja ini meminta tolong langsung kepada walikota Jambi Syarif Fasha dalam satu pertemuan.

"Pak Fasha tolong tinjau rumah nenek kami Hafsah pak, karena kebijakan bapak rumah kami nenek kami jadi kayak gitu pak, tolonglah pak," ungkap wanita remaja itu dalam video TikToknya @fadiyahalkaff.

"Izin itu yang punya bukan saya, itu punya walikota," jawab Syarif Fasha dalam video itu

"Tapikan bapak walikota, bapak kan pejabat yang dipilih oleh rakyat, tolonglah pak tinjau pak permasalahannya telah diusut," jelas wanita tersebut

"Itu kan sama perusahaan kamu kan minta uang 1,3 Miliar," jawab Wakil Walikota Jambi

"Pak dak atek itu pak kami minta uang itu pak," tutup wanita itu.

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved