Kontroversi Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Kontroversi Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Pakar Nilai Panji Gumilang Alami Sindrom Megalomania

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang kerap kali membuat kontroversi karen ajarannya dinilai Pakar alami Sindrom Megalomania.

|
Penulis: Yuni Astuti | Editor: Hendrik Budiman
Kolase TribunBengkulu.com dan WartaKota
Kolase Panji Gumilang. Berbagai kontroversi Panji Gumilang, pakar nilai jika Panji alami sindrom megalomani 

Salah satu sosmed yang memviralkan pernyataan Panji Gumilang yakni akun @herypatoeng.

"Panji Gumilang mulai ragu bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran," tulis keterangan video tersebut seperti yang dikutipTribunBengkulu.com, Kamis (15/6/2023).

Menurut Panji Gumilang, kitab suci umat Muslim ini bukan ucapan yang langsung disampaikan oleh Allah, melainkan karangan Nabi Muhammad SAW yang didapat dari wahyu.

"Bukan kalam Allah SWT, tapi kalam Nabi Muhammad yang didapat dari wahyu ilahi," tutur Panji Gumilang

Pimpinan Ponpes Al-Zaytun ini memiliki alasan tersendiri mengapa ia berani berpendapat seperti itu.

Dijelaskannya, hal itu sudah disampaikan langsung oleh Nabi Muhammad SAW dari lisannya.

"Nabi Muhammad sudah mendeklarasikan 'Dzalikal kitabu lah roib', itu Nabi Muhammad yang mendeklarasikan itu, atas wahyu ilahi," tuturnya.

Baca juga: Sosok Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Viral Ajak Santri Nyanyi Havenu Shalom Aleichem

Bukan hanya itu saja, Panji Gumilang juga mengatakan jika Allah berbicara bahasa Arab, maka dirinya khawatir orang-orang akan kesulitan memahami perkataan-Nya.

"Nah kalau Allah berbahasa Arab, susah nanti ketemu dengan orang Indramayu. 'Prewek' nggak ngerti, Gusti Allah nggak ngerti artinya," ucap Panji sambil tertawa.

Pria yang sebelumnya juga sempat bikin heboh gara-gara ajak tamu undangan menyanyikan lagu Havenu Shalom Alechem itu juga membahas soal perjanjian lama dan perjanjian baru.

Panji Gumilang meyakini bahwa masyarakat Indonesia saat ini dipastikan tidak memahami hal itu.

"Saya yakin saudara-saudara ini perjanjian lama pun belum tahu bukunya seperti apa ini. Mengapa? Karena sudah menganggap yang paling benar itu satu saja," jelasnya.

Pria tersebut menegaskan jika menurutnya hal yang dianggap paling benar itu terdiri dari kumpulan daripada perjanjian lama dan perjanjian baru.

"Mungkin di satu tidak menceritakan detail, dan yang lama terdapat cerita detail. Bacalah itu," ujarnya.

Lebhih lanjut, Panji menerangkan bahwa pada saat pertama kali Ponpes Al Zaytun Indramayu didirikan, dirinya sudah menyarankan kepada seluruh santri membaca perjanjian lama dan baru.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved