Kelangkaan Elpiji di Bengkulu

Elpiji Langka, Penjual Makanan di Bengkulu Selatan Pilih Gunakan Kayu Bakar untuk Memasak

Walau sudah satu pekan yang lalu masyarakat Bengkulu Selatan merasakan susahnya mencari gas melon. Namun ternyata harga pasar tidak mempengaruhi penju

|
Penulis: Ahmad Sendy Kurniawan Putra | Editor: M Arif Hidayat
Ahmad Sendy Kurniawan/TribunBengkulu.com
Suasana kawasan kuliner di kawasan pondok Air Manna yang menjual makanan khas Bengkulu Selatan. Meski harga gas elpiji melebihi HET dan langka, harga makanan di sini tidak berubah. 

Berdasarkan pantau TribunBengkulu.com di lapangan harga jual LPG 3 Kg di tingkat pengecer mulai dari angka Rp 28.000 sampai Rp 30.000.

Padahal HET untuk Kabupaten Bengkulu Selatan Rp 22.000 untuk 10 kecamatan dan Rp 23.00 ribu untuk di Kecamatan Kedurang.

Kepala Dinas Perdagangan Bengkulu Selatan Binagransyah, S.P menjelaskan, kondisi LPG sekarang memang langka. Salah satu penyebabnya adalah aturan pendistribusian yang sudah berubah.

Contohnya, dulu sebelum harga naik di angka Rp 18.000 walau hari libur tetap dilakukan pendistribusian dari agen ke sub Agen. Namun, saat ini hari libur tidak dilakukan pendistribusian oleh pihak Pertamina.

"Kalau kuota tidak ada pengurangan. Yang berubah itu jadwal pendistribusian, karena jika libur LPG tidak didistribusikan. Lain hal dengan dulu walau libur masih dilakukan pendistribusian oleh pihak Pertamina kecuali hari Minggu," jelas Binagransyah.

Menanggapi harga yang begitu melambung tinggi dari HET, diingatkan sub agen atau penjual tidak melanggaran aturan yang sudah ditentukan. Karena, jika nantinya kedapatan maka akan diberikan sanksi.

"Silahkan laporkan jika ada oknum yang memanfaatkan situasi menjual LPG 3 kilogram melebihi HET atau ketentuan yang sudah diterbitkan. Bahkan, tidak ada kata ampun sanksi diberikan kepada oknum tersebut," ungkap Binagransyah.

Sementara itu sub agen Alimin (58) juga bertanya-tanya dengan adanya kelangkaan elpiji 3 Kg ini. Lantaran pasokan yang didistribusikan ke sub agen tidak pernah ada pengurangan.

"Maka itu kami juga tanda tanya besar. Karena, pasokan yang kami terima setiap hari tidak ada perubahan. Namun di lapangan kini gas terjadi kelangkaan," kata Alimin.

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved