Polisi Tembak Polisi

Kecurigaan Ayah Bripda Ignatius, Sempat Rekam Pembicaraan Densus 88 Soal Penjelasan Anaknya Tewas

Kecurigaan Ayah Bripda Ignatius, Sempat Rekam Pembicaraan Densus 88 Soal Penjelasan Anaknya Tewas

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Istimewa/Kolase
Kolase Ayah, Ibu Bripda Ignatius dan Bripda Ignatius. Kecurigaan Ayah Bripda Ignatius, Sempat Rekam Pembicaraan Densus 88 Soal Penjelasan Anaknya Tewas 

TRIBUNBENGKULU.COM - Kecurigaan Ayah Bripda Ignatius sempat izin minta rekam pembicaraan Densus 88 soal penjelasan anaknya tewas

Pasalnya, Y Panji ayah Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage awalnya sempat diberitahu soal anak dirawat di ICU karena sakit keras.

Y Panji mengaku ia hanya diberitahu oleh Mabes Polri bahwa sang anak dirawat di ruang ICU RS Polri Kramat Jati, Jakarta lantaran sakit keras.

Saat itu, Panji dihubungi via telepon oleh seseorang yang mengaku dari Mabes Polri.

Lalu, orang tersebut bertanya kepadanya apakah Panji adalah orang tua dari Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage.

Setelah itu, Panji pun mengiyakan. Pada momen tersebut, Panji pun bersama dengan istrinya sambil menonton televisi.

"Mereka mengatakan bahwa, 'Bapak, ini betul orang tua dari Ignatius Dwi Frisko Sirage?' (Panji menjawab) 'Betul, ada apa pak ya?' Saya pas dengan mamaknya sedang nonton TV pas siang itu," katanya dikutip dari YouTube Tribun Pontianak, Kamis (27/7/2023).

Kemudian, Panji mengatakan bahwa orang tersebut meminta kepadanya terbang ke Jakarta lantaran Bripda Rico tengah sakit keras.

"(Orang yang menelepon Panji berkata) 'Anak bapak ini sakit keras. Kalau bisa Bapak sekarang ke Jakarta, kami tunggu'," kata Panji menirukan orang yang menghubunginya.

Namun, Panji mengaku tidak langsung mengiyakan permintaan dari orang tersebut lantaran takut bahwa permintaan itu hanyalah teror kepadanya.

Tak berselang lama, dirinya mengatakan dihubungi Polres Melawi, Kalimantan Barat dan mengabarkan hal yang sama dengan orang sebelumnya.

Baca juga: Tangis Ibu Bripda Ignatius Tewas Ditembak Senior, Ceritakan Sang Anak Sejak Kecil Ingin Jadi Polisi

Pada momen tersebut, pihak Polres Melawi juga mengatakan bahwa Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage tengah dirawat di ruang ICU RS Polri, Kramat Jati, Jakarta.

"Kemudian dari Polres Melawi telpon kami juga. Karena pas yang menghubungi kami itu, kenal dan kawan, jadi pikiran kami sebagai orang tuanya kalau tidak percaya salah kita, ya kan."

"Menanyakan juga hal yang sama, 'Apakah ini betul orang tuanya Rico?' (Panji menjawab) 'Betul, ada apa ya?' (Polres Melawi) 'Kami dapat pesan dan berita dari Mabes supaya bapak ini turun ke Jakarta, anak bapak sakit keras kondisinya sekarang dan ada di RS Polri Kramat Jati, Jakarta," tuturnya.

Tak hanya dari Polres Melawi, Polda Kalimantan Barat pun turut menginformasikan kepada Panji terkait kondisi Bripda Rico.

Panji mengatakan, Polda Kalimantan Barat siap menanggung biaya akomodasi untuk menuju ke Jakarta.

Singkat cerita, Panji beserta keluarganya sampai di Jakarta.

Namun, Panji pun masih merasa curiga dengan keterangan yang diperolehnya dari Polres Melawi dan Polda Kalbar terkait kondisi Bripda Rico.

Kecurigaan tersebut dilandasi lantaran pihak Polres Melawi dan Polda Kalbar tidak menjelaskan sakit apa yang tengah diderita Bripda Rico.

"Ketika kami berangkat dan datang ke sana, yang membuat kami ini merasa was-was dengan anak kami karena dari keterangan mereka tidak dijawab dengan jelas bahwa anak saya itu sakit keras apa, kecelakaan atau apa," ceritanya.

"Kalaupun kalau kecelakaan, kita nggak khawatir, mungkin dirawat lah di rumah sakit," sambung Panji.

Kemudian, Panji beserta keluarga pun bertemu dengan pejabat serta penyidik dari Densus 88 Antiteror untuk menjelaskan kondisi Bripda Rico.

Pada momen ini lah, Panji meminta izin kepada pihak Densus 88 untuk merekam pembicaraan saat membeberkan kronologi hingga Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage tewas.

"Saya sampaikan kepada mereka, sebelum bapak-ibu menyampaikan ini, saya rekam dulu terkait kondisi anak kami. Hari ini, oke bapak-bapak menyampaikan, saya dengar dan saya paham. Tapi besok lusa, ketika saya pulang membawa jenazah anak saya, belum tentu saya menjawab apa yang dimintakan oleh keluarga saya, kronologis kejadiannya seperti apa," jelasnya.

Permintaan Panji untuk merekam pembicaraan pun diiyakan oleh pihak Densus 88 Antiteror.

Lalu dalam penjelasan Densus 88 Antiteror, tidak dijelaskan bahwa Bripda Rico dalam kondisi sakit keras.

Namun, menurut pernyataan Panji, Densus 88 Antiteror langsung memberitahu bahwa Bripda Rico sudah tewas lantaran tertembak oleh rekannya.

"Tidak sengaja mengambil senpi yang ada di tas, senior tadi mengambil senpi dari tasnya, tidak sengaja senpi ini meledak dan mengenai korban."

"Tepatnya dari batang leher ini tembus ke bawah telinga kanan," ujar Panji.

Setelah peristiwa tersebut, Panji mengatakan bahwa sang anak langsung tewas di tempat kejadian.

Hasil Otopsi Bripda Ignatius

Polri mengungkapkan hasil otopsi jenazah Bripda Ignatius Dwi Frisco (IDF) ada 1 luka tembak.

Hal itu dikatakan Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Hariyanto, pada Kamis (27/7/2023).

Ia mengatakan, ada satu luka tembak di jenazah Bripda IDF yang diduga tewas ditembak sesama polisi.

Bripda IDF tewas usai terkena tembakan oleh rekannya sesama polisi di Rumah Susun (Rusun) Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (23/7/2023) pukul 01.40 WIB.

Baca juga: Polisi Periksa Rekaman CCTV di Lokasi TKP saat Bripda Ignatius Tewas Ditembak Senior

"Ada luka tembak satu saja," kata Brigjen Hariyanto dikutip dari Kompas.com, Kamis (27/7/2023).

Menurut Hariyanto, jenazah Bripda IDF telah diotopsi di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Namun, hasil otopsi tidak disampaikan ke publik.

Hariyanto mengatakan, jenazah korban telah dipulangkan ke pihak keluarga di Pontianak, Kalimantan Barat.

Terkait hasil otopsi, ia hanya membenarkan bahwa ada luka bekas tembakan di bagian kepala Bripda IDF seperti video yang beredar di media sosial.

"Di video itu kan benar, di bagian belakang telinga kanan sampai belakang telinga kiri," ujar Hariyanto.

Keluarga Akan Lakukan Autopsi Ulang

Keluarga Bripda IDF bakal lakukan autopsi ulang terhadap tewasnya sang anak karena dinilai ada kejanggalan.

Keluarga Bripda IDF menilai meninggalnya sang anak itu dinilai tidak wajar karena adanya perbedaan informasi.

Seperti diketahui, Bripda IDF tewas ditembak senior yang disebut karena kelalaian pelaku yang mnegeluarkan senjata.

Sementara itu, Penasehat Hukum keluarga, Jelani Christo mengatakan dari informasi yang pihaknya terima, korban mengalami luka tembak yang disebabkan oleh rekan korban.

Dimana rekan korban atau pelaku ini lalai dalam menggunakan senjata, saat pelaku mengeluarkan senjata, secara tiba-tiba senjata tersebut meletus hingga akhirnya mengenai korban.

Karena pihaknya merasa ada kejanggalan, pihak keluarga dari Bripda IDf akan menjalani autopsi ulang.

"Kami kuasa hukum keluarga korban juga sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga agar dilakukan autopsi ulang guna membuka terang penyebab tewasnya mendiang Bripda Ignatius," dilansir dari TribunMelawi.com.

Tak hanya itu saja, pihaknya juga mendesak Presiden RI Jokowi, Menkopulhukam Mahfud MD, Kapolri dan Kadiv Propam Polri agar segera mengusut kasus ini.

Sementara itu ayah Bripda IDF merasa sangat terpukul dengan kepergian anaknya dengan tewas karena ditembak oleh seniornya sendiri.

"Kami sangat mencintai anak kami, kami saat ini sudah tidak lagi bersama anak kami, tetapi Tuhan bersama anak kami," ujar Y Panji ayah Bripda IDF.

Bahkan ayah Bripda IDF mengaku jiak meninggalnya sang anak tidak masuk akal.

"Kami mendapat banyak informasi dari Mabes Polri tentang meninggalnya anak kami, yang sulit diterima secara akal sehat manusia, bagaimana mungkin ada senjata api yang tiba tiba meletus dan tepat sekali mengena bagian leher anak kami," jelasnya.

Terakhir, ayah bripda IDF mengungkapkan jika dirinya meminta pihak terkait untuk membuka kasus ini secara transparan dan tidaka ada yang disembunyikan.

"Untuk itu kamu meminta bantuan hukum dari bapak Dr. Hotman Paris Hutapea, LBH Mandau Borneo Keadilan, ketua umum Jelani Christo agar membantu kami mengungkapkan fakta - fakta hukum sebenarnya penyebab kematian anak kami Bripda Ignatius Dwi Frisko Sirage. Kami mohon agar dapat membantu kamu agar kamu mendapat keadilan seadil - adilnya," jelasnya.

Keluarga Sebut Ada Perbedaan Informasi

Tewasnya Bripda IDF yang diduga tewas ditembak senior masih menjadi tanda tanya bagi keluarga korban.

Bagaimana tidak, keluarga dari Bripda IDF mengaku jika pihaknya mendapatkan informasi berbeda mengenai tewasnya sang anak.

Perbedaan informasi yang menimbulkan kejanggalan ini disampaikan oleh penasehat hukum keluarga korban yakni, Jelani Christo.

Jelani Christo mengatakan, jika informasi kematian Bripda IDF ini berbeda.

"Kami sangat menentang atas perbuatan pidana pembunuhan yang diduga dilakukan oleh seniornya dan rekan-rekanya di Densus 88, berdasarkan Informasi di media, dari pihak keluarga yang kami dapatkan atas tewasnya Bripda Ignatius kami menduga ada indikasi atau dugaan pembunuhan tersebut direncanakan dengan sangat canggih dan matang oleh seniornya dan rekan-rekanya di Densus 88," ujarnya, dilansir dari TribunPontianak.com, Kamis (27/7/2023).

Sementara itu, Jelani Christo mengatakan informasi dari media dan polisi berbeda.

"Berdasarkan informasi juga yang kami dapatkan dari beberapa Rekan yang sudah mendapatkan keterangan dari pihak kepolisian bahwa Pukul 01.42 WIB, Bripda IV mengeluarkan senpi dari dalam tas untuk diperlihatkan kepada korban, tiba - tiba senjata itu meletus dan mengenai leher korban, hal tersebut di atas menurut hemat kami ada Kejanggalan dan ada Skenario Kejahatan besar dan sangat tidak masuk akal," jelasnya.

Jelani juga mengatakan jika kasus ini pihak keluarga akan mengusut tuntas kasu ini hingga selesai karena dianggap direncanakan.

Densus 88 Sebut Tak Ada Pertengkaran

Densus 88 Antiteror Polri menyebut tidak ada pertengkaran saat Bripda Ignatius tertembak hingga tewas.

Juru Bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Kamis (27/7/2023) kedua terduga pelaku telah diamankan.

"Yang terjadi adalah kelalaian anggota pada saat mengeluarkan senjata dari tas. Kemudian meletus dan mengenai rekannya yang berada di depannya," kata Kombes Aswin Siregar dikutip dari kompas.com, Kamis (27/7/2023).

Menurutnya, saat ini kejadian tersebut juga masih didalami oleh Tim Densus 88 AT Polri bersama dengan Polres Bogor.

"Permasalahannya sedang ditangani bersama oleh Densus dan Polres Bogor. Nanti penyidik Polres dan Densus akan mengupdate perkembangannya," ucap Kabagrenmin Densus 88 AT Polri itu.

Diberitakan sebelumnya, kabar kematian Bripda IDF sempat viral di media sosial.

Kabar meninggalnya Bripda IDF ini viral di media sosial, salah satunya yakni melalui laman instagram @kamidayakkalbar.

Dalam video yang diunggah tersebut memperlihatkan jenazah Bripda IDF ada luka bekas tembakan di bagian belakang telinga.

Dalam sebuah akun video di Instagram, tampak ada jenazah anggota Polri di dalam peti mati.

Narasi dalam video tersebut menyebut jenazah tersebut adalah Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage (IDF).

Ia diduga tewas ditembak oleh sesama anggota Polri.

Dalam video itu, juga memperlihatkan bekas bekas tembakan di bagian kepala, seperti belakang telinga korban.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan sebelumnya membenarkan informasi kematian Bripda IDF tersebut.

“Pada hari Minggu dinihari tanggal 23 Juli 2023 pkl 01.40 bertempat di Rusun Polri Cikeas Gunung Putri Bogor telah terjadi peristiwa tindak pidana karena kelalaian mengakibatkan matinya orang yaitu atas nama Bripda IDF," ucap Ramadhan kepada wartawan, Rabu (26/7/2023).

Dia pun menekankan Polri tidak akan memberikan toleransi kepada oknum yang melanggar peraturan yang berlaku.

Ramadhan mengatakan, pihak kepolisian kini tengah melakukan pengusutan terkait insiden tersebut. Dua pelaku pun telah diamankan.

Menurut dia, kasus itu juga sedang ditangani oleh Tim Gabungan Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jawa Barat dan Bidang Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Bogor guna mengetahui pelanggaran disiplin, kode etik ataupun pidana yang dilakukan oleh terduga pelaku.

“Terhadap tersangka yaitu Saudara Bripda IMS dan Saudara Bripka IG telah diamankan untuk dilakukan penyelidikan dan penyidikan terkait peristiwa tersebut,” kata Ramadhan.

Sosok Bripda IDF

Sosok Bripda IDF, polisi yang tewas ditembak oleh sesama anggota polri kini masih menjadi sorotan warganet.

Kabar meninggalnya Bripda IDF ini viral di media sosial, salah satunya yakni melalui laman instagram @kamidayakkalbar.

Dalam video yang diunggah tersebut memperlihatkan jenazah Bripda IDF ada luka bekas tembakan di bagian belakang telinga.

Lantas siapakah sosok Bripda IDF yang nyawanya direnggut oleh sesama rekan polri?

Bripda IDF atau Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage atau biasa disapa Rico telah meninggal dunia pada Minggu, 23 Juli 2023 lalu.

Rico berasal dari Kabupaten Melawi Kalimantan Barat.

Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage adalah Putra dari Y. Pandi, S.Hut, yang dikenal sebagai Sekretaris Inspektorat Kabupaten Melawi.

Sementara sang ibu, Inosensia Antonia Tarigas, A.Md.KG bekerja sebagai staf Puskesmas Kecamatan Nanga Pinoh, Melawi.

Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage merupakan lulusan Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Kalbar yang belokasi di Singkawang.

Beliau adalah salah satu anggota yang yang dipilih untuk bertugas di Subbagtahti Bagops Densus 88 AT Polri

Menilik dari akun Facebook Asto Ambrosio, mendengar kematian dari Bripda Rico, akun ini juga turut menyatakan sosok Bripda Rico di matanya selama ini.

"Hari ini hidup mengajarkan dan mengingatkan tentang dua peristiwa penting dalam hidup manusia. Ada kelahiran pasti akan ada kematian. Kepastian akan kelahiran yang selalu disyukuri dengan tangis haru kegembiraan dan kematian yang selalu meninggalkan pilu dan duka penuh kesedihan," tulis akun Asto Ambrosio

Asto Ambrosio merupakan guru dari Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage.

"Hari ini juga saya merayakan hari kelahiran ibu tercinta sekaligus bersedih karena kehilangan saudara, adik, mantan anak murid Ignatius Dwi Frisco Sirage," tulisnya

Dalam unggahannya Asto Ambrosio bahwa Rico merupakan sosok orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.

"Riko telah mengajarkan kepada saya arti penerimaan diri, persaudaraan dan kekeluargaan. Riko adalah sosok anak didik yang mengajarkan saya untuk bisa memposisikan diri bukan hanya sebagai guru tapi juga sebagai orang tua, saudara dan sahabat," ungkapnya

Terakhir akun Asto Ambrosio ini mengatakan kalimat terakhir untuk anak muridnya.

"Perjuangan yang pernah engkau ceritakan akan selalu dikenang. Terima kasih ibu dan terima kasih Riko karena telah mengajarkan banyak pelajaran kehidupan. Selamat ulang Tahun Ibu dan Beristirahatlah dalam damai Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage," tutupnya.

Kronologi Bripda IDF Tewas

Motif tewasnya Bripda IDF (Ignatius Dwi Frisco Sirage) anggota Densus 88 Mabes Polri yang diduga ditembak seniornya belum diketahui jelas.

Peristiwa penembakan tersebut terjadi pada Minggu (23/7/2023) dini hari sekitar pukul 01.40 WIB, di Rusun Polri Cikeas Gunung Putri Bogor.

Sebelum peristiwa yang menewaskan Bripda IDF atau dikenal Rico ini.

Bripda IDF yang merupakan asal warga Kabupaten Melawi Provinsi Kalimantan Barat ini, pada Sabtu (22/7/2023) malam sempat video call (VC) bersama ibunya hingga pukul 22.00 WIB.

Saat itu, Bripda IDF mengatakan bahwa dirinya tidak sedang bertugas atau lepas piket.

Nah, pada Minggu (23/7/2023) sekitar pukul 10.30 WIB besok paginya.

Orang tua Bripda IDF mendapat telepon dari Mabes Polri agar segera berangkat menuju Jakarta.

Awalnya, orang tua Bripda IDF yang belum mengetahui apa-apa itu lantas sekitar pukul 12.00 WIB berangkat dari Pontianak dari Melawi.

Semua akomodasi waktu itu sudah disediakan Mabes. Mereka hanya diberita tahu harus ke Jakarta karena Bripda IDF masuk ICU.

Setibanya di Jakarta, barulah kedua orang tua Bripda IDF mengetahui anaknya telah meninggal dunia.

“Pada Minggu dini hari tanggal 23 Juli 2023 pukul 01.49 WIB bertempat di Rusun Polri Cikeas Gunung Putri Bogor telah terjadi peristiwa tindak pidana karena kelalaian mengakibatkan matinya orang yaitu atas nama Bripda IDF,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan melalui siaran pers, Rabu (26/7).

Dikatakan Brigjen Ahmad Ramadhan, Bripda IDF ini meninggal dunia akibat luka tembakan di leher lantaran terlibat cekcok dengan seniornya.

“Infonya, Rico baru selesai bertugas sekitar pukul 23 lewat. Tiba-tiba dia dipanggil oleh seorang seniornya, lalu terjadilah tembakan,” kata Kuasa hukum keluarga Bripda IDF, Sucipto Ombo.

Akibat tembakan itu, Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage terjatuh dan dilarikan ke RS Polri di Kramatjati. Kemudian, pihak rumah sakit menyatakan, Rico meninggal dunia.

“Penyidik Mabes Polri juga sudah minta persetujuan keluarga Rico untuk melakukan autopsi terhadap jenazah,” ungkap Ombo.

Atas kasus ini, dua anggota polisi jadi tersangka yakni Bripda IMS dan Bripka IG. Polri pun telah mengambil tindakan dalam kejadian tersebut dengan mengamankan para tersangka

Berita ini pun lantas viral di media sosial, dalam akun Instagram @kamidayakkalbar memperlihatkan jenazah Bripda IDF dalam peti mati.

Dalam video itu, tampak sejumlah kerabat korban merekam serta menunjukkan kondisi jenazah Bripda Iqnatius, terdapat luka yang diduga bekas tembakan di belakang telinga korban.

Disebutkan dalam narasi video tersebut, pelaku adalah senior Bripda Ignatius yang bertugas di Densus 88 Antiteror di Jakarta.

Tudingan itu muncul saat keluarga dan kerabat datang ke rumah duka di Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat pada Selasa (25/7/2023) kemarin.

Adapun masih dalam keterangan di video viral tersebut, kejadian itu didasari karena adanya pertengkaran antara Bripda Ignatius dengan terduga pelaku yang kini masih ditangani oleh Densus 88 Antiteror sebagai kesatuannya.

Atas dasar itu, pihak keluarga meminta Polri untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

Melalui keterangan tertulis, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, jika dua tersangka yang merupakan sesama anggota polisi sudah diamankan.

"Terkait kasus tertembaknya Bripda IDF, pada hari Minggu dini hari tanggal 23 Juli 2023 pukul 01.40 WIB bertempat di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor," ujar Ahmad Ramadhan.

Disebutkan Ahmad Ramadhan, peristiwa tertembaknya Bripda IDF tersebut sebagai sebuah kelalaian yang dilakukan oleh pelaku.

"Telah terjadi peristiwa tindak pidana karena kelalaian mengakibatkan matinya orang, yaitu atas nama Bripda IDF," imbuhnya.

Kasus ini tengah diusut tim gabungan Propam dan Reskrim Polres Bogor. Kedua tersangka saat ini diproses secara pidana dan etik.

Ahmad Ramadhan menegaskan Polri tidak akan memberikan toleransi terhadap oknum polisi yang melanggar.

"Yang pasti Polri tidak akan memberikan toleransi kepada oknum yang melanggar ketentuan atau perundangan yang berlaku," pungkasnya.

Cerita Kekasih Bripda IDF

Cerita pilu kekasih Bripda IDF saat mengetahui sang kekasih meninggal dunia karena ditembak seniornya.

Diketahui Bripda IDF meninggal dunia di tangan rekan sesama polri.

Tentu saja keluarga Bripda IDF sangat terpukul dengan musibah yang menimpa sang anak.

Tak terkecuali dengan kekasih Bripda IDF, Claudia Tessa.

Kesedihan Cludia Tessa atas meninggalnya sang kekasih Bripda IDF ia curahkan melalui story di akun instagram miliknya @aidualc_c.t.

Namun ternyata sebelum kejadian tewasnya Bripda IDF, Claudia memiliki firasat yang tidak enak.

Hal ini diketahui melalui tangkapan layar akun instagram @tsy.qrn, dimana akun tersebut membagikan ici chat dengan Claudia.

"Kak, ngape ye perasaan aku nda enak ni," tulis Claudia.

"Kan, kan, hmm," jelas @tsy.qrn

"Kak, Nda tenang aku kak dengarnya, Bapaknya nelfon aku tadi," jelas Claudia

Mengetahui, jika Claudia memiliki firasat yang tak enak, dan nyatanya benar firasat yang Caludia rasakan itu mengisyaratkan berpulangnya Bripda IDF.

"Beberapa hari sebelum dapat kabar, perasaan gea emang udah ndak enak, setiap hari ada jak kekhawatirannya, ternyata ini jawabanyya ya dek, adek kak saya harus kuat, hrus tegar supaya bisa memberikan keterangan sebagai saksi besok," tuli akun @tsy.qrn.

Menilik langsung dari story instagram miliki Claudia, @aidualc_c.t, Claudia nampak begitu terpukul atas kematian sang kekasih, dia hanya membagika ucapan ucapan serta support dari kerbata terdekat agar dirinya bisa sabar untuk menerima kernyataan bahwa sang kekasih telah meninggal dunia.

"Buat temen-temen semuanya, sebelumnya Caludia minta maaf ya belum bisa balas dm kalian satu persatu, terima kasih atas doa dan dukungan kalian semua, buat bang riko dan juga keluarga kami, kalau claudia sudah selesai urusannya gea bales yaa, semoga urusannya cepat selesai juga terima kasih," jelas @aidualc_c.t

Hotman Paris Siap Bantu Dampingi Keluarga Bripda IDF

Pengacara kondang Hotman Paris menyoroti kasus kematian Bripda IDF, polisi yang ditembak rekan polisi di Bogor.

Seperti diketahui, kematian Bripda IDF tewas ditembak oleh rekan sesama polisi, Minggu (23/4/2023).

Tentu saja, kasus ini masih menjadi sorotan termasuk pengacara Kondang Hotman Paris.

Melalui akun instagram pribadinya @hotmanparisofficial, Hotman Paris akan membantu kasus ini dengan mengirimkan pengacara dari tim Hotman 911.

"Oknum Polisi di tembak seniornya? Di kabupaten Melawi ! Apa benar dari Densus 88 jkt?? Viral berita ini di masyarakat adat dayak kalimantan barat! Tim Hotman 911 siap bantu kel korban mencari keadilan! TimHotman 911 ada daerah dayak!Tim hotman 911 daerah dayak sedang di rumah duka, tapi TKP di Cikeas Bogor," tulis akun @hotmanparisofficial, Rabu (26/7/2023).

Dalam unggahan Hotman Paris, Hotman juga membagikan video saat jenazah Bripda IDF di dalam peti.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved