Kisah Bayi Tertukar di Bogor

Kekesalan Ibu di Bogor Pada 3 Perawat, Dibentak Saat Cari Kebenaran Soal Bayinya yang Tertukar

Siti Mauliah (37), ibu yang bayinya tertukar mengaku sempat kesal pada salah satu perawat di Rumah Sakit tempat dirinya melahirkan.

Penulis: Kartika Aditia | Editor: Kartika Aditia
TribunnewsBogor.com
Kolase Siti Mauliah. Kekesalan Ibu di Bogor Pada 3 Perawat, Dibentak Saat Cari Kebenaran Soal Bayinya yang Tertukar 

Pasalnya sehari setelah melahirkan, bayi laki-lakinya ternayata tertukar dengan pasien lain yang melahirkan di hari yang sama.

Setelah merasa ada yang janggal, Siti Mauliah lantas mencari kebenarannya.

Saat hasil tes DNA membuktikan jika anak yang selama ini ia rawat bukanlah anak kandungnya, ia dan sang suami lantas berupaya untuk menemukan anak kandung mereka.

Dikatakan Siti, selama setahun ia telah merawat bayi milik orang lain.

Sementara ia tak tahu kondisi bayinya.

Selama setahun itu pula ia mencoba bersabar sambil mencari tahu keberadaan anak biologisnya.

Ia mengatakan tidak ada yang keberatan ketika bayi yang sudah jelas tertukar itu masih tetap dirawatnya.

"Kalau keluarga besar mah menerima (keberadaan bayi yang saat ini dirawatnya)," ujarnya dikutip TribunBengkulu.com dari TribunnewsBogor.com, Sabtu (12/8/2023).

Namun sebagai seorang ibu yang memiliki intuisi dengan anak kandung, ia tak merasakan adanya ikatan batin yang terjalin dengan bayinya saat ini.

Meskipun setiap harinya bayi tersebut dirawatnya seperti anak sendiri.

Kendati demikian, di lubuk hatinya terdalam ia terus mempertanyakan dimana anaknya.

"Saudara juga bilang udahlah katanya diikhlasin, emang secara lisan ikhlas, tapi batin engga. Tetep kalau malam bertanya-tanya anak saya dimana," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia pun sangat berharap bayinya yang tertukar dapat segera kembali dalam dekapannya.

Ia mengatakan banyak faktor yang harus dipertimbangkan jika terus menerus merawat bayi yang sudah jelas bukan anak biologisnya berdasarkan hasil tes DNA yang sudah dilakukan.

"Bukannya tega ngelepas anak yang udah dirangkul bertahun-tahun, dari susu juga ibaratnya udah engga itung-itungan, tapi dampak kedepannya, kan bukan kambing yang gede dijual, anak kan puluhan tahun, nanti dikhawatirkan bermasalah terus kedepannya," pungkasnya.

 

 

 

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved